Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label pengguna

Apakah semakin banyak pengguna Vanced/Adblock maka pendapatan Google makin merugi?

Apakah semakin banyak pengguna Vanced/Adblock maka pendapatan Google makin merugi? Jawabannya adalah, tidak.... Menurut Google, pengguna boleh aja menggunakan aplikasi Adblock atau YouTube Vanced. Itupun termasuk legal dan tidak mempengaruhi pendapatan yang diraih Google. Mengapa demikian? Soalnya kalo iklan mau ditayangkan di YouTube maka para pengiklan harus bayar dulu ke Google, maka Google dapat duit duluan dari pengiklan. Jika para pengguna memakai Adblock/YT Vanced maka Google membiarkannya, karena Google sudah untung duluan, gak mikir pengiklan dan konten kreator. Kalo iklannya gak tayang, yaudah Google biarin aja. Yang merasa dirugikan adalah kedua pihak, yaitu para pengiklan dan konten kreator YouTuber, para pengiklan rugi karena iklan gak bisa ditayangkan, sementara YouTuber rugi karena tayangan iklan diblokir sama pengguna, alhasil pendapatan YouTuber kecil sekali.

26 JUTA RIWAYAT BROWSING PENGGUNA BOCOR DAN DIBAGIKAN GRATIS, DALAM DATA TERSEBUT TERDAPAT NAMA DAN NIK

26 JUTA RIWAYAT BROWSING PENGGUNA  BOCOR DAN DIBAGIKAN GRATIS, DALAM DATA TERSEBUT TERDAPAT NAMA DAN NIK Belum selesai kebocoran data PLN, kasus serupa kini dialami Indihome. Tersiar kabar bahwa ada 26 juta data riwayat browsing atau penelusuran pengguna Indihome bocor dan disebar di forum hacker. Informasi ini pertama kali diumumkan oleh pakar keamanan siber sekaligus Founder Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto. Ia menyebut kalau 26 juta data browsing history milik pengguna Indihome bocor dan dibagikan secara gratis. "Tahun 2020 kemarin kita berhasil menekan @IndiHome untuk mematikan tracker milik mereka yang selama ini digunakan untuk mencuri browsing history milik pelanggan. Sekarang 26 juta browsing history yang dicuri itu bocor dan dibagikan gratis. Ternyata berikut dengan nama dan NIK," kata Teguh lewat akun Twitter @secgron, dikutip Minggu Teguh juga menautkan screenshot terkait kebocoran data pelanggan Indihome. Dalam foto selanjutnya, ia memperlihatk...

Google dijatuhi hukuman karena menipu pengguna soal pengumpulan datanya

Google dijatuhi hukuman karena menipu pengguna soal pengumpulan datanya Raksasa teknologi itu didenda A$60 juta (Rp 627 miliar) di Australi dalam sebuah putusan pengadilan. Keputusan itu karena pengaturan Android yang diterapkan perusahaan, sejak sekitar lima tahun lalu, dianggap menyesatkan konsumen mengenai pengumpulan data lokasinya, dikutip Tech Crunch, Senin (15/8). Bulan April 2021, pengadilan menemukan Google melanggar UU konsumen Australia. Ini karena menyatakan pengaturan Riwayat Lokasi atau Location History merupakan satu-satunya yang mempengaruhi apakah Google mengumpulkan, menyimpan dan menggunakan data pengenal pribadi mengenai lokasi. Namun ternyata ada pengaturan lain bernama Aktivitas Web & Aplikasi atau Web & App Activity yang memungkinkan Google mengambil data lokasi pengguna Android serta diaktifkan secara default. Menurut regulator setempat, sekitar 1,3 juta akun Google di Australia terdampak hal tersebut. Sementara itu, menurut ketua ACCC, Gina ...