Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Pengamat

Pengamat: Ganjar Capres dan Prabowo Cawapres Lebih Berpotensi Menang, Tak Ada Lawan Sepadan

Pengamat: Ganjar Capres dan Prabowo Cawapres Lebih Berpotensi Menang, Tak Ada Lawan Sepadan Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo berpotensi menang jika berduet pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Namun, ketimbang Prabowo-Ganjar, peluang kemenangan disebut lebih besar jika menempatkan Ganjar sebagai calon presiden (capres), sedangkan Prabowo sebagai calon wakil presiden (cawapres). โ€œLebih memungkinkan dan akan lebih memenangkan pertarungan sebenarnya kalau Ganjar capres, Prabowo cawapres. Kan begitu kalkulasi politik statistiknya,โ€ kata Adi kepada Kompas .com, Selasa (14/3/2023). Prediksi ini bukan tanpa alasan. Menurut survei berbagai lembaga, Ganjar mengantongi elektabilitas kandidat capres tertinggi dengan angka elektoral tembus 30 persen. Gubernur Jawa Tengah itu berhasil menggeser posisi Prabowo yang elektabilitasnya kini berada di urutan kedua, berbalapan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswed...

Pengamat: Jika Ganjar Tak Dicalonkan PDI-P di Pilpres, Banyak Partai Lain Mau Mengusung

Pengamat: Jika Ganjar Tak Dicalonkan PDI-P di Pilpres, Banyak Partai Lain Mau Mengusung Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, Ganjar Pranowo punya kans besar untuk melaju di panggung Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Jika PDI Perjuangan urung mencalonkan Ganjar, dia menduga, koalisi partai lain bersedia mengusung Gubernur Jawa Tengah itu. "Kalau Ganjar tidak diusung oleh PDI-P, partai lain banyak yang mau mengusung kelihatannya," kata Adi kepada Kompas. com, Jumat (16/12/2022). Sebutlah Partai Nasdem. Nama Ganjar sempat masuk dalam bursa pencapresan partai pimpinan Surya Paloh tersebut beberapa waktu lalu. Meski belakangan diputuskan mendukung pencapresan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, namun, menurut Adi, itu tak menutup peluang buat Ganjar dicalonkan oleh Nasdem. Tak hanya itu, Partai Amanat Nasional (PAN) juga terang-terangan menyatakan mempertimbangkan nama Ganjar sebagai capres, pun Partai Persatuan Pembangunan (PPP). B...

Deddy Corbuzier Sandang Letkol Tituler, Pengamat: Kesannya Murah dan Mudah Diberikan

Deddy Corbuzier Sandang Letkol Tituler, Pengamat: Kesannya Murah dan Mudah Diberikan Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai penyematan letnan kolonel tituler terhadap presenter Deddy Corbuzier terkesan murah dan mudah diberikan. Hal ini karena penyematan letnan kolonel tituler itu justru sebagai penugasan, bukan bentuk penghargaan. "Ini kesannya kok pangkat tituler jadi murah dan mudah diberikan. Apalagi pangkat tersebut bukanlah bentuk penghargaan melainkan penugasan. Ada konsekuensi yang melekat pada pangkat itu," kata Fahmi kepada Kompas .com, Minggu (11/12/2022). Lantas, Fahmi pun mencontohkan penghargaan tituler yang diterima oleh sejumlah tokoh karena keberhasilannya dalam menjalankan tugasnya. Contohnya, mendiang Idris Sardi, seorang komponis besar Indonesia yang mendapat pangkat tituler. Fahmi mengatakan, Idris Sardi menerima tituler berkaitan dengan tugasnya memimpin dan membina Korps Musik TNI. Pa...

Pengamat Ungkap Beda Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi dan SBY

Pengamat Ungkap Beda Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi dan SBY Pengamat sekaligus Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno membeberkan perbedaan pembangunan infrastruktur hasil kerja era Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Adi pun mengajak publik jernih mempelajari fakta perbandingan keduanya untuk menghindari klaim sepihak. "Infrastruktur misalnya, dalam dua periode pemerintahan Jokowi ini, pembangunan jalan tol sepanjang 1.540,1 km di seluruh Indonesia dapat diselesaikan dengan kurun waktu 7 tahun," ujar Andi dalam keterangan tertulis, Minggu (18/9/2022). Menurutnya, perkembangan pembangunan jalan tol era Jokowi sangat pesat jika dibandingkan dengan era SBY yang dinilai tidak semasif saat ini. "Pembangunan ini sangat mencolok perkembangannya  karena pada periode sebelumnya, pada masa presiden SBY sepanjang 189,2 km jalan tol baru rampung setelah pembangunan 10 tahun," katanya. Lebih lanjut, ia mengatakan ...