Ayat Al-Quran tentang Konflik Palestina Israel Lengkap dengan Tafsirnya

Ayat Al-Quran tentang Konflik Palestina Israel Lengkap dengan Tafsirnya
Ilustrasi konflik Palestina-Israel Foto: Kolase

Konflik antara Palestina dan Israel telah berlangsung berlarut-larut dan belum terlihat ujungnya. Lalu, adakah ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang konflik berdarah ini? Berikut ini informasi lengkapnya.

Berdasarkan informasi dari situs resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pendudukan Israel di Palestina bermula dengan disahkannya Deklarasi Balfour pada 1917. Deklarasi tersebut menyatakan dukungan Inggris untuk pembentukan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina.

Akibatnya, selama rentang 1922 hingga 1947, imigrasi umat Yahudi terjadi dalam skala besar. Berbagai macam kegiatan besar telah terjadi sejak saat itu, mulai dari rencana pembagian dua negara atau two state solutions (1947) sampai perundingan perdamaian pada 1991.

Apapun itu, solusi atas konflik ini belum ditemukan, bahkan justru berkepanjangan sampai yang terbaru pada 2024. Belakangan ini, Israel secara membabi buta menyerang Rafah yang dihuni para pengungsi.

Kondisi kritis dan terjepit yang mengapit para penduduk Rafah dan Palestina secara umum menimbulkan pertanyaan di benak umat Islam. Adakah ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang konflik ini?

Ayat Al-Quran tentang Kerusakan yang Diperbuat Bani Israil

Dikutip dari detikHikmah, Allah berfirman bahwa Bani Israil benar-benar akan berbuat kerusakan dan menyombongkan diri. Hal ini tertera dalam surat Al-Isra ayat 4 sebagai berikut:

وَقَضَيْنَآ اِلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ فِى الْكِتٰبِ لَتُفْسِدُنَّ فِى الْاَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيْرًا

Artinya: "Kami wahyukan kepada Bani Israil di dalam Kitab (Taurat) itu, "Kamu benar-benar akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan benar-benar akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar."

Dalam tafsir tahlili yang disediakan Quran Kementerian Agama, dijelaskan bahwa Bani Israil berbuat keonaran dua kali di bumi Palestina. Alhasil, Allah menggerakkan musuh-musuh untuk membunuh, merampas, dan menghancurkan negeri mereka.

Setelah bertobat, Bani Israil kembali dianugerahi berbagai kenikmatan hidup. Namun, mereka justru kembali berbuat onar, maka Allah sekali lagi mengerahkan musuh-musuh Bani Israil untuk menghancurkan mereka. Ini adalah azab di dunia, sedangkan di akhirat, azab yang akan diterima adalah Neraka Jahannam.

Pada ayat selanjutnya, Allah SWT berfirman:

فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ اُوْلٰىهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَآ اُولِيْ بَأْسٍ شَدِيْدٍ فَجَاسُوْا خِلٰلَ الدِّيَارِۗ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُوْلًا

Artinya: "Apabila datang saat (kerusakan) yang pertama dari keduanya, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa, lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Itulah janji yang pasti terlaksana."

Para mufassir, baik salaf maupun khalaf, memiliki perbedaan pendapat tentang siapa yang dimaksud dengan kalimat "hamba-hamba Kami yang perkasa".

Dirangkum dari buku Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3 oleh Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Ibnu Abbas dan Qatadah berpendapat bahwa yang dimaksud adalah Jalut aj-Jazari dan tentaranya.
Sementara itu, Said bin Jabir menerangkan bahwa yang dimaksud adalah Raja al-Maushil yang bernama Sanjarib dan bala tentaranya. Said juga menyebut kemungkinan lainnya, yakni Raja Babilonia Bakhtunnasar.

Tafsir berbeda disajikan oleh al-Sha'rawi sebagaimana informasi dari Jurnal Contemporary Quran berjudul "Ekspansi Israel atas Yerusalem dalam Al-Quran: Tinjauan atas Penafsiran Q 5: 20-26 dalam Tafsir al-Sha'rawi" karya Satria Tenun Syahputra.

Al-Sha'rawi menyebut dua kehancuran yang ada dalam ayat di atas hanya dihitung setelah mereka berada di bawah tanggungan Islam. Ia membantah pendapat yang menyebut Nebukadnezar sebagai "hamba-hamba Kami yang perkasa." Sebab, Nebukadnezar adalah seorang parsi majusi sehingga tidak termasuk golongan ibad Allah.

Al-Sha'rawi yakin bahwa kehancuran pertama yang dilakukan Yahudi terjadi pada masa Rasulullah, yakni saat mereka mengkhianati perjanjian dengan umat Islam. Adapun hukuman atas perlakuan ini adalah dihinakannya kaum Yahudi tatkala Rasulullah mengusir mereka dari kampung-kampungnya.

Dalam ayat 6 dan 7 surat Al-Isra, Allah berfirman:

ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَاَمْدَدْنٰكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَجَعَلْنٰكُمْ اَكْثَرَ نَفِيْرًا. اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْۗ وَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا

Artinya: "Kemudian, Kami memberikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka, membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak, dan menjadikanmu kelompok yang lebih besar. Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri. Apabila datang saat (kerusakan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu, untuk memasuki masjid (Baitulmaqdis) sebagaimana memasukinya ketika pertama kali, dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai."
Setelah dihinakan akibat melakukan penghancuran untuk kali pertama, Allah mengabarkan bahwa Bani Israil akan kembali diberi kenikmatan dunia. Oleh Al-Sha'rawi, ayat ini ditafsirkan merujuk pada kondisi Israel dalam dunia modern. Sebagai contoh, saat ini, orang-orang Israel memiliki kuasa besar atas pasar saham dan mata uang dunia modern.

Ayat 7 dijadikan landasan oleh Al-Sha'rawi akan datangnya kabar gembira bagi umat Islam, terkhusus penduduk Palestina. Umat Islam akan kembali mengambil tanah suci Yerusalem dari tangan Yahudi dan menghancurkan apa yang telah mereka bangun.

Oleh karena itu, umat Islam harus mempersiapkan diri untuk menjadi hamba Allah yang sebenarnya. Jika umat Islam mampu melaksanakan yang demikian, maka mereka akan memasuki tanah suci dan menghentikan kezaliman Bani Israil. Wallahu a'lam bish-shawab.

Penjelasan tentang Surat Al-Maidah Ayat 21

Ayat 21 surat Al-Maidah berbunyi:
يٰقَوْمِ ادْخُلُوا الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِيْ كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوْا عَلٰٓى اَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوْا خٰسِرِيْنَ

Artinya: "Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci yang telah Allah tentukan bagimu dan janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi."
Ayat ini disebut-sebut sebagai pembenaran atas apa yang dilakukan Israel saat ini, terkhusus dalam frasa الْاَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ (al-ard al-muqaddasah) yang diartikan sebagai Baitul Maqdis. Menurut Al-Sha'rawi, Bani Israil memang diperintahkan tinggal di dunia, tetapi, perintah tersebut tidak merujuk secara jelas posisi letaknya.
Untuk membahasnya, Al-Sha'rawi memakai perbandingan dalam surat Al-Isra ayat 104 yang berbunyi:

وَّقُلْنَا مِنْۢ بَعْدِهٖ لِبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اسْكُنُوا الْاَرْضَ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيْفًاۗ

Artinya: "Setelah itu Kami berfirman kepada Bani Israil, "Tinggallah di negeri ini! Apabila janji kebangkitan datang, niscaya Kami kumpulkan kamu dalam keadaan bercampur baur."
Dalam ayat tersebut, kalimat اسْكُنُوا الْاَرْضَ (uskunu al-ard) mengandung perintah untuk tinggal, tetapi tempatnya tidak rinci. Kalimat ini oleh Al-Sha'rawi dimaknai bahwa Bani Israil diperintahkan untuk menempati seluruh tempat, seolah-olah mereka diperintah untuk selalu mengembara di muka bumi karena tidak mempunyai suatu negeri dan terpisah satu dengan lainnya.

Ayat 21 surat Al-Maidah juga berisi perintah agar Bani Israil memasuki Yerusalem, Palestina, tetapi, perintah ini termasuk jenis perintah pilihan. Karena dalam sejarahnya Bani Israil menolak menjalankan perintah ini, maka tanah Yerusalem bukan lagi milik mereka.

Sebagai informasi, kaidah perintah pilihan atau iradah tashri'iyah ini mengandung dua makna. Pertama, jika dipatuhi akan mendapat imbalan (dalam hal ini bumi Yerusalem). Kedua, apabila tidak taat, akan mendapat sanksi (dalam hal ini, tanah ini menjadi haram dan terlarang).
Dengan penjelasan demikian, Al-Sha'rawi membantah anggapan bahwa ada dalil dalam Al-Quran yang membenarkan tindakan Israel untuk melakukan okupasi terhadap Palestina. Wallahu a'lam bish-shawab, segala pengetahuan hanya milik Allah SWT.
Demikian penjelasan tentang ayat Al-Quran tentang konflik Palestina-Israel dan tafsirnya. Semoga mencerahkan!

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama