Penjelasan Lengkap Surat Al-Qur'an tentang Israel: Al-Isra Ayat 7
Surat al-Quran tentang Kehancuran Israel adalah Surat al-Isra ayat 7. Ilustrasi: Ist
Surat Al-Qur'an tentang Kehancuran Israel tercantum dalam Surat Al-Isra Ayat 7. Allah SWT berfirman:
…. فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا
Artinya: …. Apabila datang saat (kerusakan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu, untuk memasuki masjid ( Baitulmaqdis) sebagaimana memasukinya ketika pertama kali dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai" (QS al-Isra ayat 7).
Ibnu Katsir dalam "Tafsir Al-Quran Al Adzim" menjelaskan bahwa Bani Israil akan membuat kerusakan di muka bumi sebanyak dua kali berbuat sewenang-wenang dan melakukan perbuatan keji. Maka dua kali pula, orang-orang Yahudi itu akan mendapatkan hukuman dari kesewenang-wenangan dan perbuatan keji yang dilakukan oleh mereka.
Maka setelah melakukan tindakan pengrusakan yang pertama itu, Allah mendatangkan hamba yang memiliki kekuatan besar. Para mufasir berbeda pendapat tentang orang-orang yang mempunyai kekuatan besar itu.
Ibnu Abbas dan Qatadah menjelaskan bahwa orang yang punya kekuatan besar itu adalah Jalur al Jazari dan bala tentaranya yang menguasai Bani Israil sebagai bencana yang pertama.
Namun Sa'id bin Jubair menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah raja Moshil, Sanjarib dan bala tentaranya. Ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah Bukhtanashar raja Babilonia. Wallahu'alam.
Dan setelah itu, ketika kaum Yahudi kembali melakukan tindakan keji untuk kedua kalinya maka Allah memberikan kepada mereka hukuman yang kedua kepada mereka. Maka mereka akan terhina dan dikalahkan.
Ibnu Katsir menafsirkan: (Dan apabila datang saat hukuman bagi kejahatan yang kedua), yakni untuk kali yang terakhir, yakni jika kalian (Bani Israil) merusak untuk kedua kalinya dan datang musuh-musuh kalian. (Kami datangkan orang-orang lain atau kami bangkitkan musuhmu untuk menyuramkan wajahmu), yakni mereka akan menghinakan dan mengalahkan kalian. (Dan mereka masuk ke dalam masjid), yaitu Baitul Maqdis. (Sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama) yakni pada giliran di mana mereka merajalela di kampung-kampung (untuk membinasakan), yakni menghancurkan dan meluluhlantakkan, (apa saja yang mereka kuasai), yakni apa yang tampak sehabis-habisnya.
Mahdiy Saied Rezk Karisem dalam buku "Sejarah dan Keutamaan Masjid Al Aqsha dan Al Quds" menjelaskan bahwa para mufasir berbeda pendapat mengenai apakah dua perusakan atau dua kerusakan itu sudah terjadi atau belum.
Sebagian mufasir mengatakan belum terjadi dan sebagian yang lain mengatakan telah terjadi. Sebagian dari mereka juga mengatakan bahwa kerusakan pertama telah terjadi, sedangkan kerusakan yang kedua belum terjadi. Ada banyak pendapat tentang masalah ini. Di antara pendapat tersebut yakni sebagai berikut
Pendapat pertama, kerusakan pertama terjadi sesudah nabi Sulaiman di mana kaum (Bani Israil) kembali kepada kemusyikan, penyembah berhala, dan kezaliman sehingga Allah mengirimkan Nebukadnezar dari Babilonia untuk membunuhi mereka, menumpas dan membawa mereka sebagai tawanan pada 586 M.
Sedangkan kerusakan kedua terjadi pada zaman Romawi pada 70 M hingga 125 M. Sehingga Allah SWT mengirimkan penguasa bernama Titus dan Hadrianus untuk membunuhi dan mengusir mereka sehingga mereka terpencar-pencar di berbagai penjuru dunia.
Pendapat kedua, kerusakan pertama adalah kerusakan yang sama dengan pendapat pertama yaitu ketika Nebukadnezar mendatangi dan menumpas mereka. Sedangkan kerusakan kedua terjadi pada zaman nabi Muhammad SAW yaitu yang terjadi pada Yahudi Madinah dan Khaibar.
Pendapat ketiga, kerusakan pertama adalah kerusakan yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW. Sedangkan kerusakan kedua adalah yang terjadi hari ini di Palestina.
"Inilah kerusakan kedua yang sedang berlangsung saat ini, dan tinggal janji kehancuran mereka yang belum terwujud, yaitu janji akhir (janji kedua) berupa pembalasan atas mereka dan pemberian kekuasaan kepada umat Islam atas mereka, kekalahan mereka, dan masuknya Islam sekali lagi ke Masjidil Al Aqsha untuk mengecewakan dan menghinakan orang-orang Yahudi," tulis Mahdiy Saied Rezk Karisem.
Surah of the Qur'an concerning the Destruction of Israel: Al-Isra Verse 7
The letter of the Koran regarding the Destruction of Israel is Surah al-Isra verse 7. Illustration: Ist
The letter of the Al-Qur'an regarding the Destruction of Israel is stated in Surat Al-Isra Verse 7. Allah SWT says:
…. فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَس nice لِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا
It means: …. When the second (damage) time comes, (We will raise up your enemies) to disgrace your face, to enter the mosque (Baitulmaqdis) as you entered it the first time and to destroy whatever they control" (QS al-Isra verse 7).
Ibnu Kathir in "Tafsir Al-Quran Al Adzim" explains that the Bani Israel will cause damage to the earth twice, acting arbitrarily and committing heinous acts. So twice, the Jews will be punished for the tyranny and cruel acts committed by them.
So after carrying out that first act of destruction, Allah brought a servant who had great power. Mufasir differed in their opinions about the people who had great power.
Ibn Abbas and Qatadah explained that the person who had great power was Jalan al Jazari and his army who controlled the Bani Israel as the first disaster.
However, Sa'id bin Jubair explained that what he meant was the king of Moshil, Sanjarib and his army. There are also those who think that what is meant is Bukhtanashar, the king of Babylon. Wallahu'alam.
And after that, when the Jews committed this abominable act again for the second time, Allah gave them a second punishment. Then they will be humiliated and defeated.
Ibn Kathir interprets: (And when the time comes for punishment for the second crime), that is for the last time, that is, if you (the Children of Israel) destroy it a second time and your enemies come. (We will bring other people or we will raise up your enemies to disgrace your face), that is, they will humiliate and defeat you. (And they entered the mosque), namely Baitul Maqdis. (As your enemies entered it the first time) namely in the turn where they ran rampant in the villages (to destroy), namely to destroy and destroy, (whatever they controlled), namely what seemed to be completely destroyed.
Mahdiy Saied Rezk Karisem in the book "The History and Priorities of the Al Aqsa and Al Quds Mosques" explains that the mufasir had different opinions about whether the two destructions had occurred or not.
Some commentators said it had not happened and others said it had happened. Some of them also said that the first damage had occurred, while the second damage had not occurred. There are many opinions on this issue. Among these opinions are as follows
The first opinion, the first corruption occurred after the prophet Solomon where the people (the Children of Israel) returned to idolatry, idolatry and tyranny so that Allah sent Nebuchadnezzar from Babylon to kill them, destroy them and take them as prisoners in 586 AD.
Meanwhile, the second destruction occurred in the Roman era from 70 AD to 125 AD. So Allah SWT sent rulers named Titus and Hadrianus to kill and expel them so that they were scattered in various corners of the world.
The second opinion, the first damage is the same damage as the first opinion, namely when Nebuchadnezzar came and destroyed them. Meanwhile, the second damage occurred during the time of the Prophet Muhammad SAW, namely what happened to the Jews of Medina and Khaibar.
The third opinion, the first damage is the damage that occurred during the time of the Prophet Muhammad SAW. Meanwhile, the second damage is what occurred today in Palestine.
"This is the second destruction that is currently taking place, and only the promise of their destruction has not yet been realized, namely the final promise (second promise) in the form of revenge against them and giving power to the Muslims over them, their defeat, and the entry of Islam once again into the Al-Masjid AlAqsa to disappoint and humiliate the Jewish people," wrote Mahdiy Saied Rezk Karisem.
Komentar