Pertama Kalinya Ahok Kontra Jokowi Mengenai Hal Ini
Ahok sebelumnya selaras, kini berseberangan dengan Jokowi. (Tangkap layar @ahok_btp_)
- Mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali mengeluarkan statement. Kali ini dia tak sejalan dengan Jokowi.
Padahal publik mengenal Ahok selalu seirama dengan Jokowi. Mereka sama-sama dikenal sebagai pejabat yang pro rakyat. Apalagi Jokowi pernah berpasangan dengan Ahok memimpin Jakarta sebagai gubernur dan wakil gubernur. Visi misi mereka tak diragukan lagi. Mereka solid dan punya pandangan yang sama dalam memimpin. Cara mereka memerintah mengedepankan pelayanan prima untuk rakyat.
Namun hal tersebut tidak tercermin pada perhelatan politik tahun ini yang sebentar lagi akan bergulir di 2024.
Hawa panas perpolitikan nasional telah mulai terasa, mulai dari desas-desus poros koalisi, sampai alotnya penentuan capres dan cawapres.
Perhelatan akbar lima tahunan tersebut tak luput dari perhatian segenap rakyat Indonesia tak terkecuali oleh Basuki Tjahaja Purnama.
Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama memang tidak ber kontestasi sebagai peserta pemilu. Namun berbeda dalam memberikan dukungan.
Joko Widodo yang merupakan punggawa PDI Perjuangan dianggap sebagian khalayak telah membelot dari partai yang telah membesarkan namanya. Memang tidak secara gamblang disampaikan oleh presiden bahwa dirinya telah mendukung salah satu paslon capres-cawapres, tetapi arah dukungan beliau bisa dibaca dari pergerakan orang terdekatnya.
Telah diketahui bahwa Gibran putra sulung presiden merapat bersama Koalisi Indonesia Maju. Walikota Solo tersebut menerima pinangan calon presiden Prabowo untuk menjadi pendampingnya sebagai calon wakil presiden.
Tentu hal ini menyakitkan buat PDI P, karena semula Gibran adalah juru kampanye untuk capres Ganjar Pranowo sehingga beberapa pihak mencap dia telah berkhianat.
Pengamat politik berpendapat bahwa tidak mungkin politikus muda tersebut melangkah dengan pilihannya sendiri, melainkan pengaruh dari orang di belakangnya.
Kita semua tahu, ramai-ramai para pendukung Joko Widodo telah menyatakan diri kecewa dan menganggap Gibran menyebrang ke kompetitor dipengaruhi oleh sang presiden. Oleh sebagian pendukung yang telah kecewa, Gibran dan ayahnya dianggap telah berkhianat pada partai besutan Megawati Sukarnoputri tersebut.
Mereka dianggap tidak patuh karena tidak mendukung pasangan capres-cawapres pilihan PDI P Ganjar-Mahfud.
Meski demikian, Basuki Tjahaja Purnama tidak ambil pusing soal Gibran yang menjadi cawapres pada koalisi sebelah. Ia berpendapat bahwa Ganjar dan Mahfud adalah paslon yang terbaik.
Seolah tak mau diusik tentang bagaimana tanggapannya mengenai arah dukungan Presiden Joko Widodo, ia mengatakan "saya tidak mau ikut campur, bagaimanapun pak Jokowikan teman saya." ujarnya.
Ketika ditanya mendukung siapa, mantan bupati Belitung Timur itu mengatakan lebih memilih Ganjar dan Mahfud karena sudah teruji dan berpengalaman.***