UMRAH DAN HAJI TANPA KE TANAH SUCI
Jum’at (8/7) lusa adalah puncak dari rangkaian ibadah haji tahun ini. InsyaAllah. Seluruh jamaah akan melaksanakan wuquf di Arafah. Pemerintah Saudi pun telah menutup perbatasannya untuk para calon jama’ah haji dari luar negeri.
Kabar yang tak menggembirakan terdengar di negeri tercinta. Sebuah media memberitakan, hampir 7.800 calon jamaah haji yang sudah mendaftar visa furoda gagal berangkat karena visanya tidak keluar.
Sebelumnya, 46 calhaj asal Indonesia dipulangkan ke Tanah Air, sekalipun visa furoda telah di tangan dan posisi mereka sudah berada di Jeddah, tersebab dokumen imigrasi yang tidak sesuai.
Tak hanya calon jamaah haji dari Indonesia yang visanya tidak keluar. Calhaj asal Inggris dan Eropa pun banyak yang terkendala gegara mereka harus mengikuti sistem baru yang diberlakukan pemerintah Saudi mulai tahun ini, yakni mendaftar haji melalui portal Motawif.
Seperti yang dialami Farrukh dan 5 orang keluarganya. Ia telah membayar lebih dari 36 ribu pound (Rp 651 juta) melalui portal baru Motawif yang diperkenalkan tiga pekan lalu.
"Ketika selesai membayar, saya pikir sudah selesai. Tapi ternyata tertulis 'terima kasih, kami telah menerima pembayaran Anda tetapi paket Anda gagal.' Dan sudah berhenti di situ saja," tuturnya kebingungan seperti dilansir Sky News (29/6).
Haji memang bukan perjalanan biasa. Seringkali terjadi peristiwa yang tidak bisa dinalar manusia. Mereka yang sepertinya mustahil berangkat, ternyata bisa menggenapkan rukun Islamnya. Sebaliknya, ada yang sudah sampai Jeddah pun terpaksa harus kembali dengan tangan hampa.
Sebuah pelajaran berharga dituturkan oleh Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al-Marwazirah. Seorang ahli hadis sekaligus hartawan yang dua tahun sekali melaksanakan ibadah haji, diselang-seling dengan perjalanan jihad.
Suatu hari ia tertidur di Masjidi Haram seusai melaksanakan tawaf. Dalam mimpinya, ia mendengar percakapan malaikat yang menyebutkan kalau tak ada satupun ibadah jamaah haji yang diterima tahun ini.
Namun anehnya, justru ada satu orang yang mendapat pahala kemabruran sekalipun tidak berangkat ke Tanah Suci. Ia adalah seorang tukang sepatu bernama Ali bin Al-Muwaffaq yang tinggal di Damaskus.
Tanpa buang waktu Abdullah bin Mubarak segera berangkat menuju Damaskus mencari tukang sepatu yang namanya disebut malaikat dalam mimpinya.
Singkat ceita, akhirnya bertemulah mereka. Lalu diceritakan mimpi yang membuatnya menempuh perjalanan jauh menuju ke negeri itu.
Ia hanya ingin bertanya, “Apa yang Engkau lakukan, hingga namamu disebut malaikat sebagai satu-satunya orang yang hajinya diterima?”
Mendengar kisah itu, Ali bin Al-Muwaffaq jatuh pingsan. Setelah sadar ia menceritakan apa yang dialaminya.
Selama 40 tahun ia menyisihkan sebagian penghasilannya sebagai tukang sepatu untuk berangkat haji. Hingga terkumpullah uang yang sedianya digunakan untuk bekal perjalanan tahun ini.
Namun, suatu kali istrinya yang sedang hamil mencium aroma masakan yang sangat lezat dari rumah orang. Ia ingin suaminya meminta barang sedikit masakan itu.
Oleh si pemilik rumah dijawab, “Makanan ini halal untukku, namun tidak untukmu.” Ali bin Al-Muwaffaq pun bingung, “Apa maksudnya?”
Orang itu lalu berkata, kalau keluarganya sudah kelaparan selama beberapa hari, hingga menemukan bangkai di tepi jalan. Bangkai itulah yang tengah diolahnya menjadi masakan.
Menangislah Ali bin Al-Muwaffaq mendengarnya. Lalu diserahkannya semua uang yang dikumpulkan selama 40 tahun untuk ongkos haji pada keluarga yang kelaparan itu.
“Demikianlah perjalanan hajiku,” tuturnya.
Abdullah Ibnu Mumbarak lalu berkata. "Malaikat berbicara dengan nyata di dalam mimpiku dan maha benar segala keputusan-Nya.".
Allahu akbar!
Jum’at (8/7) lusa adalah puncak dari rangkaian ibadah haji tahun ini. InsyaAllah. Seluruh jamaah akan melaksanakan wuquf di Arafah. Pemerintah Saudi pun telah menutup perbatasannya untuk para calon jama’ah haji dari luar negeri.
Kabar yang tak menggembirakan terdengar di negeri tercinta. Sebuah media memberitakan, hampir 7.800 calon jamaah haji yang sudah mendaftar visa furoda gagal berangkat karena visanya tidak keluar.
Sebelumnya, 46 calhaj asal Indonesia dipulangkan ke Tanah Air, sekalipun visa furoda telah di tangan dan posisi mereka sudah berada di Jeddah, tersebab dokumen imigrasi yang tidak sesuai.
Tak hanya calon jamaah haji dari Indonesia yang visanya tidak keluar. Calhaj asal Inggris dan Eropa pun banyak yang terkendala gegara mereka harus mengikuti sistem baru yang diberlakukan pemerintah Saudi mulai tahun ini, yakni mendaftar haji melalui portal Motawif.
Seperti yang dialami Farrukh dan 5 orang keluarganya. Ia telah membayar lebih dari 36 ribu pound (Rp 651 juta) melalui portal baru Motawif yang diperkenalkan tiga pekan lalu.
"Ketika selesai membayar, saya pikir sudah selesai. Tapi ternyata tertulis 'terima kasih, kami telah menerima pembayaran Anda tetapi paket Anda gagal.' Dan sudah berhenti di situ saja," tuturnya kebingungan seperti dilansir Sky News (29/6).
Haji memang bukan perjalanan biasa. Seringkali terjadi peristiwa yang tidak bisa dinalar manusia. Mereka yang sepertinya mustahil berangkat, ternyata bisa menggenapkan rukun Islamnya. Sebaliknya, ada yang sudah sampai Jeddah pun terpaksa harus kembali dengan tangan hampa.
Sebuah pelajaran berharga dituturkan oleh Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al-Marwazirah. Seorang ahli hadis sekaligus hartawan yang dua tahun sekali melaksanakan ibadah haji, diselang-seling
Suatu hari ia tertidur di Masjidi Haram seusai melaksanakan tawaf. Dalam mimpinya, ia mendengar percakapan malaikat yang menyebutkan kalau tak ada satupun ibadah jamaah haji yang diterima tahun ini.
Namun anehnya, justru ada satu orang yang mendapat pahala kemabruran sekalipun tidak berangkat ke Tanah Suci. Ia adalah seorang tukang sepatu bernama Ali bin Al-Muwaffaq yang tinggal di Damaskus.
Tanpa buang waktu Abdullah bin Mubarak segera berangkat menuju Damaskus mencari tukang sepatu yang namanya disebut malaikat dalam mimpinya.
Singkat ceita, akhirnya bertemulah mereka. Lalu diceritakan mimpi yang membuatnya menempuh perjalanan jauh menuju ke negeri itu.
Ia hanya ingin bertanya, “Apa yang Engkau lakukan, hingga namamu disebut malaikat sebagai satu-satunya orang yang hajinya diterima?”
Mendengar kisah itu, Ali bin Al-Muwaffaq jatuh pingsan. Setelah sadar ia menceritakan apa yang dialaminya.
Selama 40 tahun ia menyisihkan sebagian penghasilannya sebagai tukang sepatu untuk berangkat haji. Hingga terkumpullah uang yang sedianya digunakan untuk bekal perjalanan tahun ini.
Namun, suatu kali istrinya yang sedang hamil mencium aroma masakan yang sangat lezat dari rumah orang. Ia ingin suaminya meminta barang sedikit masakan itu.
Oleh si pemilik rumah dijawab, “Makanan ini halal untukku, namun tidak untukmu.” Ali bin Al-Muwaffaq pun bingung, “Apa maksudnya?”
Orang itu lalu berkata, kalau keluarganya sudah kelaparan selama beberapa hari, hingga menemukan bangkai di tepi jalan. Bangkai itulah yang tengah diolahnya menjadi masakan.
Menangislah Ali bin Al-Muwaffaq mendengarnya. Lalu diserahkannya semua uang yang dikumpulkan selama 40 tahun untuk ongkos haji pada keluarga yang kelaparan itu.
“Demikianlah perjalanan hajiku,” tuturnya.
Abdullah Ibnu Mumbarak lalu berkata. "Malaikat berbicara dengan nyata di dalam mimpiku dan maha benar segala keputusan-Nya.".
Allahu akbar!