Jejak Kaki Tuhan di Samudra Arktik - eel way

Jejak Kaki Tuhan di Samudra Arktik

Pada bulan Juni 1998, saya masih ingat dengan baik perjalanan kami menuju Kutub Utara (North Pole), titik paling utara bola bumi. Kapal Mermoz yang membawa kami ke sana, bergerak pelan membelah Samudra Arktik. Aku duduk persis di buritan kapal. Perjalanan ini seakan mengikuti jejak Robert Peary, orang pertama yang menginjakkan kakinya di kutub utara. Ia datang ke kutub utara pada 6 april 1909 bersama dengan tim eskimo dan kereta luncur yang ditarik oleh anjing-anjing.

Related: Jejak Digital Sulit Dihapus, Bijaklah Berinternet Mulai Sekarang!

Wilayah es Arktik di kutub utara pada dasarnya merupakan lautan beku yang dikelilingi daratan yang sering disebut lingkaran Arktik (Arctic Circle). Sebaliknya, Antartika di kutub selatan adalah daratan benua dengan wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua Antartika mengandung hampir 90 persen es di seluruh dunia. Kontras sekali dengan wilayah lingkaran Arktik yang terdapat beberapa kota berpenduduk seperti Barrow di Alaska, Tromso, Norwegia, serta Muramansk dan Salekhaard, Russia. Di kutub utaralah orang-orang Eskimo bermukim. Selain itu juga, hanya di Arktik saja beruang kutub bisa ditemukan secara alami.

Menikmati pemandangan yang sangat menawan, memesona. Suasana siang hari yang gelap (dark days), karena relasi kutub dengan matahari, di kutub utara mengalami siang hari yang gelap, seperti senja/malam selama setengah tahun, dan setengah tahun selanjutnya siang seperti biasa. Kutub utara hanya kumpulan es yang berada di atas laut. Namun suhu di musim panas tetap saja di bawah nol derajat. Sebagian tempat di kutub utara sudah menjadi lautan karena banyaknya gletser yang terjadi akibat es yang meleleh. Beruang, pecahan es (glacier) terlihat di mana-mana.

Kitab Suci

Related: Jejak Digital Sulit Dihapus, Bijaklah Berinternet Mulai Sekarang!

Aku benar-benar dibuat kagum. Pikiranku, tiba-tiba bertanya,”mengapa jiwa manusia selalu penuh kegelisahan dan keraguan? Bukankah semua semua pertanyaan dan jawaban mendasar atas hidup manusia ada di dalam Kitab Suci? Bukankah jejak kaki Tuhan ada di dalam segala ciptaan-Nya yang ada di bumi ini?

Kitab suci, bagi saya merupakan salah satu pertahanan dan penghiburanku yang utama apalagi dalam menghadapi masa-masa sulit atau kering dalam perjalanan hidup. Hingga mencapai usia 40 tahun, sudah ratusan artikel, buku yang aku baca. Buku-buku tersebut, dengan caranya masing-masing memperkaya perspektif, mampu mengubah arah, menambah wawasan, menghibur atau meneguhkan. Ada beberapa buku yang dibaca sekali, ada juga yang dibaca ulang sampai dua atau tiga kali. Lalu semuanya disimpan atau dipajang begitu saja. Tapi, Ada satu buku yang dibaca berulang-ulang kali, dilepas tapi selalu rindu untuk mengambilnya lagi. Buku itu ialah: Kitab Suci.

Related: Jejak 5 Kg Sabu Irjen Teddy Minahasa: 3,3 Kg Disita Polda Metro

Ya kitab suci. Kekuatan buku ini saya yakini, bukan karena dia disebut kitab suci atau pengantar yang aku terima waktu sekolah menengah dulu, bahwa buku itu ditulis oleh Allah melalui rasul-rasulNya, tapi buku ini memang unik, menarik. Ia tidak hanya berisi informatif, tapi juga preskriptif – mengarahkan.
Kitab Favorit
Ada beberapa karangan yang menjadi favorit saya. misalnya, kitab Keluaran, Imamat, Mazmur, keempat Injil dan Kisah Para Rasul. Kitab-kitab ini, bagi saya mencerminkan perjalanan kehidupan saya. Kitab keluaran berkisah tentang perjalanan Umat Israel keluar dari perbudakan di Mesir selama 40 tahun menuju Tanah terjanji: tanah yang kelimpahan makanan, minuman. Dalam masa perjalanan ini, umat Israel terkadang penuh sukacita, mengalami masa penuh rahmat, namun juga ada masa di mana mereka putus asa, kehilangan iman dan harapan sehingga mereka bersungut-sungut, marah dan beralih ke allah-allah lain. Mereka tidak lagi percaya pada Allah Abraham, Isaak dan Yakub. Mereka mengalami kegetiran, kehausan, keletihan tinggal di padang gurun. Meski mereka mengalami pertolongan, perbuatan besar Allah secara nyata, namun mereka tetap tidak percaya. Kisah ini mencerminkan perjalanan hidup saya dan aku yakin dialamai oleh banyak orang lainnya.

Related: Siap Maju Capres 2024, Anies Harap Dinilai dari Rekam Jejak di Jakarta

Kitab Mazmur bagi saya merangkum seluruh pengalaman manusia. “ Semua kesedihan, masalah, ketakutan, keraguan, harapan, nyeri, kebingungan, semua amukan badai yang menjungkirkan-balikan hati manusia, telah digambarkan dengan sangat hidup di sini.” Tulis John Calvin. Mazmur mengungkap banyak sisi Tuhan: Batu karang yang teguh, gembala, teman berjalan, penghibur, penyedia, tuan rumah, pencipta, hakim, penasihat, dan pemberi. Mazmur membahas segala jenis pergolakan di dalam dan di luar diri, mulai dari kegagalan panen sampai serangan musuh, dari penyakit sampai kesepian.

Injil mengisahkan segala perkataan, pengajaran dan tindakan Yesus. Kisah para Rasul memesonaku bagaimana mereka bertransformasi dari orang kecil, sederhana, tidak berpendidikan, malu, takut menjadi orang-orang yang militant dan berani, menjadi pandai bicara dalam banyak bahasa sehingga mereka mewartakan Yesus yang hidup hingga ke ujung bumi.

Sejak dulu sampai sekarang Kebiasaanku bila bepergiaan ke mana saja, apalagi bepergian ke sebuah negeri yang asing, salah satu barang yang harus ada ialah: kitab suci. Kalau dibuatkan pilihan dari beragam buku, saya lebih memilih kitab suci. Sejak masa di mana saya belum mengerti, belum rajin membaca kitab suci, ada satu keyakinan yang tumbuh di dalam diriku bahwa kitab suci itulah yang menyelamatkanku. Ketika untuk pertamakali ke Eropa, kitab sucilah yang pertama kukemas. Saya merasa sangat aman dan nyaman.