Informasi yang tidak valid "PRANK"

Informasi yang tidak valid "PRANK"




Ketika awal wacana IKN akan dibangun. Pemerintah sesumbar bahwa sumber pembiayaan dengan skema B2B. Tidak pakai APBN. Sudah ada investor yang siap. Engga tanggung tanggung, yaitu AS lewat IDFC.


 Bersama IDFC akan bergabung Arab dan UEA lewat SWFs dan Soft bank. Saya sebagai anak negeri ini, merasa bangga dengan gagasan pemerintah. Itu langkah jenial. Saya membayangkan seperti ibukota baru yang dibangun oleh Mesir yang dibiayai oleh Arab dan China dengan konsep B2B. Tanpa APBN.


Kemudian pemerintah sesumbar Elon Musk akan ikut invest Bandara di IKN. Dia juga serius masuk ke industri bateral terpadu. Saya bangga. Karena pemerintah mampu menarik investor kelas dunia untuk membangun IKN dan industri terpadu lengkap dengan Industri otomotif (EV). 


Ini merupakan terobosan bidang penguasaan tekhnologi EV atas sumber daya nikel yang kita miliki. Sebuah cara hilirisasi yang smart dan terpelajar. Hebat! Tetapi apa yang terjadi? saya kena prank. 


Ternyata dana IKN tetap bersumber dari APBN sebesar 20%. Itu artinya Rp. 100 triliun dari total anggaran 500 triiun. Mengapa ? Softbank mundur karena diambang bankrut. Elon Musk juga tidak jelas setelah gagal beli saham Twitter.


  IDFC juga mundur setelah konsep bisnis yang ditawarkannya tidak sesuai dengan UU IKN. Keterlibatan INA juga tidak jelas apa?

Saya tetap yakin bahwa pemerintah punya solusi soal program IKN itu. 


Memang sudah banyak list investor dalam dan luar negeri mau teribat. Tapi apa yang terjadi ? Skema KPBU yang katanya akan digelar tender. Sampai kini belum juga terdengar. Entah gimana kelanjutan pembiayaan proyek IKN ini. 


Saya kawatir ending nya nanti, hanya sekedar habisin uang APBN sebesar 20% itu. Kalau itu terjadi dan tanpa ada investor untuk bangun proyek komersial, proyek IKN akan jadi konta hantu. Mengapa ? Tanpa komersial tidak ada komunitas.


Apa yang dapat saya simpulkan dengan otak rakyat jelantah ini? sepertinya pemerintah tidak punya kemampuan melakukan due diligent terhadap investor. 


Tidak punya kapabiliti untuk merancang skema pembiayaan yang atraktif sehingga menarik bagi investor. Sehingga sangat mudah kena prank investor. 


Sangat mudah terjebak dengan proyek ongkos yang menguras APBN. Kalau semua dari APBN, ya emak emak jauh lebih pintar dari pada pembantu presiden. Jokowi memang kena prank pembantunya. Teganya ya.

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama