BERHIJAB, PERJUANGAN SAMPAI AKHIR ZAMAN WALAU BANYAK MENGHADANG

BERHIJAB, PERJUANGAN SAMPAI AKHIR ZAMAN WALAU BANYAK MENGHADANG


“Ini perguruan tinggi negeri tempat kami membayar pajak. Tidak perlu campur tangan. Perjuangan hukum kami tidak dapat dihancurkan dengan ancaman,” kata Aliya Asadi, salah satu mahasiswi yang protes seperti dilansir The National News (2/2).

Aliya dan kawan-kawannya sedang memprotes larangan mengenakan jilbab di kampus. Perjuangan sepertinya masih panjang. Kejadian berawal ketika sebuah perguruan tinggi di Negara Bagian Karnataka melarang sekelompok mahasiswi berhijab masuk kelas.

Kejadian serupa terjadi bulan sebelumnya di sebuah sekolah menengah. Menurut media lokal, sekolah memerintahkan siswinya yang berjilbab duduk di ruang kelas yang terpisah.

Gelombang protes muncul. Bersamaan dengan hari hijab sedunia pada Selasa (1/2), para mahasiswi memprotes di luar Government Women Pre-University College di Kota Udupi. Mereka ingin menegaskan hak-hak dasar sebagai warga negara, terutama berhijab.

India di bawah pemerintahan PM Narendra Modi dan partainya Bharatiya Janata memang sangat rasis. Tak hanya hijab yang diusik.Tahun lalu, pemerintah negara bagian bahkan mengajukan RUU melarang konversi alias perpindahan agama.

Menurut teori konspirasi yang dihembuskan partai sayap kanan, Muslim ingin mengubah wanita Hindu menjadi Muslim melalui pernikahan.

Di abad modern ini, negara yang paling getol mengusik hijab adalah Prancis, terutama di bawah pemerintahan Emmanuel Macron.

Padahal menurut Pew Research Center, Prancis adalah rumah bagi sekitar 5,7 juta Muslim yang merupakan populasi Muslim terbesar di Eropa. Tercatat pada 2019, sebanyak 31 persen Muslimah di Prancis mengenakan hijab.

Setelah berkali-kali membuat berbagai aturan yang menyulitkan Muslimah menutup aurat, yang terbaru adalah anggota parlemen Prancis mengeluarkan larangan wanita dan anak perempuan mengenakan hijab saat berolahraga.

Amandemen tersebut diusulkan sayap kanan Les Républicains yang berpendapat bahwa hijab dapat membahayakan keselamatan pemakainya saat berolahraga. Sungguh, alasan yang sangat mengada-ada!

Ternyata sentimen Prancis terhadap Muslimah berhijab bukan hal baru. Saat menjajah Aljazair, tercatat pernah terjadi “upacara” pelepasan hijab di tahun 1958.

Seorang fotografer resimen bernama Marc Garanger diperintahkan untuk mengambil foto 200 wanita yang dipaksa membuka hijab dan cadar mereka di depan kamera.

Peristiwa tersebut dirayakan dan menjadi berita utama di berbagai surat kabar yang diklaim sebagai kemenangan nilai-nilai Eropa.

Innalillahi wa innailaihi rojiun.

Di berbagai negara, perjuangan saudari-saudari kita sepertinya masih akan lama. Sebab sejatinya hijab adalah perjuangan hingga akhir zaman.

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama