AURAT AURATNYA PARA MENANTU KERAJAAN?
Kerajaan Jordania mengumumkan pertunangan putra mahkota, Hussein bin Abdullah II dengan warga negara Arab Saudi, Rajwa Khaled bin Musaed bin Abdulaziz Al-Saif. Pertunangan berlangsung di rumah ayah calon pengantin di Riyadh, Arab Saudi.
Rajwa binti Khalid Al Saif, lahir di Riyadh, April 1994. Dia adalah anak bungsu dari empat bersaudara; Faisal, Nayef dan Dana.
Rajwa menyelesaikan pendidikan menengahnya di Arab Saudi, dan menyelesaikan pendidikan tingginya di Fakultas Arsitektur di Universitas Syracuse New York, Amerika Serikat.
Menurut laman Hala News Jordania, asal usul keluarga al-Saif terhubung ke suku Subai, dan mereka adalah keluarga syekh dari kota Al-Attar di Sudair di wilayah Najd di Arab Saudi tengah, sejak awal pemerintahan Raja Abdulaziz al-Saud.
Ayah Rajwa adalah pengusaha Arab Saudi, Khalid bin Musaed bin Saif bin Abdulaziz al-Saif, Ketua Dewan Direksi perusahaan “Al-Saif Engineering Contracting”. Ibu Rajwa adalah Azza binti Nayef Abdulaziz Ahmed Al-Sudairy. [Republika, 17/8]
Acara pertunangan berlangsung mewah dengan dihadiri keluarga kerajaan Jordania, termasuk Pangeran Hassan bin Talal, Pangeran Hashem bin Abdullah, Pangeran Ali bin Hussein, Pangeran Hashim bin Hussein, Pangeran Ghazi bin Muhammad, dan Pangeran Rahid bin Hassan bersama dengan anggota keluarga Al-Saif.
Nasab keluarga kerajaan Jordania tersambung sampai ke Bani Hasyim, buyut Rasulullah SAW.
Hasyim adalah ayah dari Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW.
Karenanya, nama resmi kerajaan Jordania adalah Hashemite Kingdom of Jordan. Hashemite ini menunjukkan mereka adalah Bani Hasyim atau dalam bahasa Arabnya al-Hasyimiyyun.
Ada yang menggelitik dari para menantu Hashemite Royal Family ini. Para puteri cantik yang diambil sebagai menantu keluarga Bani Hasyim ini tidak menutup rapat auratnya. Mereka hanya memakai selendang kecil untuk menutup kepala.
Tak hanya Rajwa binti Khalid Al Saif sang calon istri putra mahkota, Princess Rania istri Raja Abdullah II alias permaisuri kerajaan pun setali tiga uang.
Rania Al-Yasin berasal dari keluarga Palestine yang lahir di Kuwait. Bersekolah di New English School Kuwait dan mendapatkan gelar sarjana dari American University of Cairo.
Setelah lulus pada 1991, Rania sempat bekerja sebagai professional di Citibank dan Apple. Sebelum akhirnya menikah dan menjadi ibu negara Kerajaan Jordan.
Tak bisa dibayangkan seandainya hal itu terjadi pada masa Ibnu Tumart pendiri dinasti Muwahhidun atau Al Mohad di Andalusia.
Dikisahkan, suatu hari Ibnu Tumart yang waktu itu masih seorang ulama di Maroko berjalan di pusat kota Marrakesh.
Ia menyaksikan seorang wanita yang diusung dalam tandu layaknya ratu atau putri kerajaan. Perempuan tersebut tak menutup rapat auratnya.
Setelah bertanya kepada warga sekitar, Ibnu Tumart mengetahui bahwa wanita tersebut adalah adik Ali bin Yusuf, Amirul Mukminin Murabithun (dinasti sebelum Muwahhidun).
Ibnu Tumart lalu menghampiri arak-arakan dan dibantingnya tandu itu sehingga si putri kerajaan yang berada di dalamnya terjerembab ke tanah.
Kejadian memalukan yang dialami adiknya tidak langsung direspons Ali bin Yusuf dengan kemarahan. Ia
mempersilakan Ibnu Tumart untuk datang ke istana dan berdebat dengan sejumlah ulama kerajaan.
Perdebatan itu dimenangkan oleh Ibnu Tumart. Setelah melalui pergolakan yang panjang akhirnya Dinasti Murabithun berakhir dan digantikan Dinasti Muwahhidun (1121-1269).
Hashemite Royal Family adalah satu-satunya kerajaan di dunia yang masih menyandang nama Bani Hasyim. Tak terlukiskan bagaimana perasan Sang Mustafa seandainya menyaksikan para menantu yang diambil keluarganya tak lagi menutup auratnya..
Kerajaan Jordania mengumumkan pertunangan putra mahkota, Hussein bin Abdullah II dengan warga negara Arab Saudi, Rajwa Khaled bin Musaed bin Abdulaziz Al-Saif. Pertunangan berlangsung di rumah ayah calon pengantin di Riyadh, Arab Saudi.
Rajwa binti Khalid Al Saif, lahir di Riyadh, April 1994. Dia adalah anak bungsu dari empat bersaudara; Faisal, Nayef dan Dana.
Rajwa menyelesaikan pendidikan menengahnya di Arab Saudi, dan menyelesaikan pendidikan tingginya di Fakultas Arsitektur di Universitas Syracuse New York, Amerika Serikat.
Menurut laman Hala News Jordania, asal usul keluarga al-Saif terhubung ke suku Subai, dan mereka adalah keluarga syekh dari kota Al-Attar di Sudair di wilayah Najd di Arab Saudi tengah, sejak awal pemerintahan Raja Abdulaziz al-Saud.
Ayah Rajwa adalah pengusaha Arab Saudi, Khalid bin Musaed bin Saif bin Abdulaziz al-Saif, Ketua Dewan Direksi perusahaan “Al-Saif Engineering Contracting”. Ibu Rajwa adalah Azza binti Nayef Abdulaziz Ahmed Al-Sudairy. [Republika, 17/8]
Acara pertunangan berlangsung mewah dengan dihadiri keluarga kerajaan Jordania, termasuk Pangeran Hassan bin Talal, Pangeran Hashem bin Abdullah, Pangeran Ali bin Hussein, Pangeran Hashim bin Hussein, Pangeran Ghazi bin Muhammad, dan Pangeran Rahid bin Hassan bersama dengan anggota keluarga Al-Saif.
Nasab keluarga kerajaan Jordania tersambung sampai ke Bani Hasyim, buyut Rasulullah SAW.
Hasyim adalah ayah dari Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW.
Karenanya, nama resmi kerajaan Jordania adalah Hashemite Kingdom of Jordan. Hashemite ini menunjukkan mereka adalah Bani Hasyim atau dalam bahasa Arabnya al-Hasyimiyyun.
Ada yang menggelitik dari para menantu Hashemite Royal Family ini. Para puteri cantik yang diambil sebagai menantu keluarga Bani Hasyim ini tidak menutup rapat auratnya. Mereka hanya memakai selendang kecil untuk menutup kepala.
Tak hanya Rajwa binti Khalid Al Saif sang calon istri putra mahkota, Princess Rania istri Raja Abdullah II alias permaisuri kerajaan pun setali tiga uang.
Rania Al-Yasin berasal dari keluarga Palestine yang lahir di Kuwait. Bersekolah di New English School Kuwait dan mendapatkan gelar sarjana dari American University of Cairo.
Setelah lulus pada 1991, Rania sempat bekerja sebagai professional di Citibank dan Apple. Sebelum akhirnya menikah dan menjadi ibu negara Kerajaan Jordan.
Tak bisa dibayangkan seandainya hal itu terjadi pada masa Ibnu Tumart pendiri dinasti Muwahhidun atau Al Mohad di Andalusia.
Dikisahkan, suatu hari Ibnu Tumart yang waktu itu masih seorang ulama di Maroko berjalan di pusat kota Marrakesh.
Ia menyaksikan seorang wanita yang diusung dalam tandu layaknya ratu atau putri kerajaan. Perempuan tersebut tak menutup rapat auratnya.
Setelah bertanya kepada warga sekitar, Ibnu Tumart mengetahui bahwa wanita tersebut adalah adik Ali bin Yusuf, Amirul Mukminin Murabithun (dinasti sebelum Muwahhidun).
Ibnu Tumart lalu menghampiri arak-arakan dan dibantingnya tandu itu sehingga si putri kerajaan yang berada di dalamnya terjerembab ke tanah.
Kejadian memalukan yang dialami adiknya tidak langsung direspons Ali bin Yusuf dengan kemarahan. Ia
mempersilakan Ibnu Tumart untuk datang ke istana dan berdebat dengan sejumlah ulama kerajaan.
Perdebatan itu dimenangkan oleh Ibnu Tumart. Setelah melalui pergolakan yang panjang akhirnya Dinasti Murabithun berakhir dan digantikan Dinasti Muwahhidun (1121-1269).
Hashemite Royal Family adalah satu-satunya kerajaan di dunia yang masih menyandang nama Bani Hasyim. Tak terlukiskan bagaimana perasan Sang Mustafa seandainya menyaksikan para menantu yang diambil keluarganya tak lagi menutup auratnya..