Anak Emas Karpet Merah
Karpet Merah Pencapresan Puan Maharani dan Risiko PDI-P Paksakan Diri
Sinyal restu PDI Perjuangan untuk pencapresan Pemilu 2024 tampak kian condong ke Puan Maharani.
Kian hari, Ketua DPP PDI-P itu seakan makin dapat dukungan dari internal partainya untuk maju sebagai calon presiden (capres).
Sebaliknya, Ganjar Pranowo, kader PDI-P lain yang selama ini juga digadang-gadang sebagai capres, seolah semakin terpinggirkan.
Telah ditegaskan berulang kali oleh elite PDI-P, ihwal capres cawapres menjadi kewenangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Namun, dinamika yang berkembang belakangan mengisyaratkan manuver partai berlambang banteng tersebut ke sisi Puan Maharani.
Dukungan internal
Sejak beberapa bulan lalu, Puan diberi mandat oleh Megawati untuk menjajaki partai politik lain buat kepentingan Pemilu 2024. PDI-P mengaku bakal bersilaturahmi dengan seluruh partai tanpa terkecuali.
Atas tugas ini, Puan pun membentuk tim advance. Tugasnya, membantu dia bersafari politik.
Tak hanya itu, Puan juga mendapat tugas khusus dari Mega untuk keliling Indonesia, bertemu dengan kader PDI-P di daerah.
Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat beralasan, ditunjuknya Puan untuk konsolidasi ke daerah karena peran putri bungsu Megawati itu di internal PDI-P sebagai Ketua DPP bidang politik.
"Mbak Puan itu di DPP sebagai ketua bidang politik. Beliau putrinya Bu Megawati," kata Djarot di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (4/7/2022).
Terkait tugas Puan menjalin komunikasi dengan partai-partai politik lainnya, kata Djarot, ini karena jabatan dia sebagai Ketua DPR RI yang kerap bertemu fraksi-fraksi partai di Parlemen.
"Komunikasi lintas fraksi itu pasti dilakukan oleh beliau. Semua partai-partai politik itu kan ada fraksi-fraksi juga kan dan setiap saat juga bertemu sama beliau (Puan Maharani)," jelas dia.
Terbaru, terungkap bahwa ada sejumlah kader PDI-P yang mengupayakan pencapresan Puan dengan membentuk kelompok bernama Dewan Kolonel.
Bak putri raja, langkah Puan menuju pintu pilpres dikawal "prajurit" hingga "jenderal" Dewan Kolonel yang terdiri dari 12 orang.
Kelompok itu diinisiasi oleh kader PDI-P Johan Budi sekitar 2-3 bulan lalu. Anggotanya, kader PDI-P lainnya seperti Utut Adianto, Bambang Wuryanto, Hendrawan Supratikno, hingga Masinton Pasaribu.
Pembentukan Dewan Kolonel ini telah direstui oleh Puan sendiri. Dewan ini membawa misi meningkatkan elektabilitas Puan di seluruh daerah pemilihan hingga mengantarkan Ketua DPR RI itu ke gerbang pencapresan.
"Kalau bahasanya Pacul (Bambang Wuryanto) kan bagaimana mewangikan Mbak Puan di dapil kita masing-masing," kata anggota Fraksi PDI-P Trimedya Panjaitan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/9/2022).
Ganjar terpinggirkan
Terkait pencapresan, sejak lama PDI-P diterpa isu persaingan antara Puan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ganjar, sebagaimana survei berbagai lembaga, disebut memiliki elektabilitas besar. Elektabilitasnya bersaing dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, berkejaran di urutan puncak.
Namun begitu, PDI-P tampak keberatan. Berkali-kali dia disindir oleh elite partainya sendiri.
Bambang Pacul pernah menyebut Ganjar keterlaluan karena berambisi maju sebagai capres.
"(Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (Kalau kamu pintar, jangan sok merasa pintar)," kata Bambang, 22 Mei 2021.
Sementara, Trimedya Panjaitan pernah menyebut Gubernur Jawa Tengah itu kemlinthi alias sombong karena berhasrat mencalonkan diri di pilpres.
“Kalau kata orang Jawa kemlinthi ya, sudah kemlinthi dia, harusnya sabar dulu dia jalankan tugasnya sebagai gubernur Jateng dia berinteraksi dengan kawan-kawan stuktur di sana DPD DPC DPRD provinsi DPRD kabupaten/kota, itu baru,” kata Trimedya dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).
Ganjar juga beberapa kali tak diundang di acara PDI-P yang digelar di Semarang, Jawa Tengah, tempat dia bertugas.
Dalam rangkaian acara ulang tahun PDI-P yang digelar Mei 2021 lalu misalnya, Ganjar tak diu