ALJAZAIR KINI DAN KISAH BARBAROSSA

ALJAZAIR KINI DAN KISAH BARBAROSSA

Di antara keprihatinan dunia Islam akan normalisasi hubungan UEA dan Bahrain dengan Israel, suara keras terdengar dari nun Afrika Utara sana. Tepatnya dari Aljazair.

Presiden Aljazair, Abdelmadjid Tebboune, menegaskan penolakan negaranya untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel dalam bentuk apapun. “Kami mengecam keras normalisasi hubungan UEA dan Bahrain dengan Israel.”

Islam telah sampai ke negeri ini sejak masa Kekhalifahan Umar bin Khattab dan mencapai puncak kejayaannya pada masa Daulah Umayyah.
Sekalipun sewaktu dalam jajahan Prancis selama 132 tahun, Islam dengan segala cara coba dilenyapkan. Ada aturan hukum yang disebut code de i’indengenat yang menelan korban umat Islam.

Sekolah-sekolah berbasis agama ditutup. Para ulama ditangkap. Namun usaha ini tak berhasil. Sampai hari ini 99% penduduk Aljazair adalah Muslim Suni bermadzhab Maliki.

Bahasa Arab juga dilarang, komunikasi hanya boleh dilakukan dalam bahasa Prancis. Tapi, negara-negara Maghribi (Maroko, Tunisia, Aljazair dan sekitarnya) justru menghasilkan bahasa Arab yang unik, karena pelafalan bahasa Arabnya bercampur dengan logat Prancis. Saya yang kebetulan mengerti bahasa Prancis merasakan “indahnya” campuran bahasa itu.

Semoga Allah menjaga negeri itu dan istiqamah memberikan pembelaannya untuk saudara-saudara kita di Palestine. Seperti yang dilakukan nenek moyangnya pada saudara-saudara Muslim dari Andalusia dulu.
Ya, merekalah yang mengulurkan tangannya pada Muslim Andalusia saat terusir dari negerinya di peristiwa Reconquista.

Tersebutlah nama pahlawan yang hingga hari ini menjadi korban kedzaliman sejarah yang ditulis Barat. Namanya dideskreditkan sebagai penjahat. Mereka adalah Barbarossa bersaudara.

Kalau disebut nama Barbarossa, maka yang akan muncul dalam ingatan kolektif manusia adalah bajak laut ganas. Berjanggut merah dengan mata tertutup sebelah, membawa golok, dan memakai pakaian bergaris-garis melintang.

Ingatan itu dilestarikan dalam film box office “Pirates of the Caribbean” yang dibintangi Johnny Depp. Digambarkan Kapten Barbossa yang diperankan Geoffrey Rush menikmati kekayaan dan kekuasaan dari kekaisaran bajak laut.

Padahal, Barbarossa bersaudara adalah admiral Daulah Utsmani yang ditugaskan membantu menyelamatkan saudara-saudara Muslim dari kejaran pasukan Spanyol.

Ada dua nama Barbarosa. Yang pertama adalah Oruc Barbarosa (1474–1518). Nama ini yang berhasil merebut wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Aljazair dan sekitarnya pada tahun 1516. Ia lalu ditunjuk untuk memimpin wilayah itu.
Dalam sebuah pertempuran yang heroik, Oruc bersama pasukannya yang terdiri dari 1.500 tentara Utsmani dan 5.000 tentara Moor (Arab Spanyol) syahid ditangan pasukan Garcia de Tineo dari Spanyol pada tahun 1518 saat mempertahankan kota Tilmisan.

Perjuangan itu lalu dilanjutkan saudaranya, Hayreddin Barbarossa (1478–1546). Dengan membawa 80 kapal, Hayreddin berlayar dari Istanbul menuju lautan Mediterania pada tahun 1534.

Satu per satu wilayah di Italia berhasil dibebaskannya dari kekuasaan pasukan Spanyol. Kota Coron, Patras, Lepanto. Selanjutnya menyeberang Selat Messina dan mengamankan pantai Calabrina.

Hayreddin lalu menjadikan Pulau Capri dan Procida di Italia sebagai pangkalan kapal-kapal perang pasukan Utsmani.

Begitu hebat sepak terjangnya di lautan, hingga Sultan Selim I memberinya gelar Beylerbey yang artinya “the Commander of Commanders”.

Selama lebih dari 30 tahun, Hayreddin berhasil memperkokoh kekuasaan maritim Utsmaniyah mulai dari Laut Hitam hingga Pantai Atlantik di Maroko.

Semoga keteguhan hati saudara-saudara kita nun dari Afrika Utara menginspirasi para pemimpin dunia.

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama