Mengapa Kita Tidak Harus Bersedih Atas Matinya Ratu Elizabeth II ?

Mengapa Kita Tidak Harus Bersedih Atas Matinya Ratu Elizabeth II ?



Sepanjang sejarah, keluarga kerajaan turut bertanggungjawab atas berbagai kolonialisme yang dilakukan oleh Inggris seperti di India, Australia, dan beberapa bagian di Afrika, Asia dan Karibia.

Di Kenya, Inggris membantai orang² yang terlibat dalam pemberontakan Mau Mau dan mengeksekusi pimpinannya, Dedan Kimathi tahun 1957, saat Ratu Elizabeth II sudah berkuasa.

Inggris terlibat dalam perang saudara di Yaman antara tahun 1962 hingga 1967 dengan mendukung kelompok royalis demi kepentingan penguasaan minyak di Timur Tengah. Pada periode ini, Ratu Elizabeth II juga sudah berkuasa.

Tahun 1972, di bawah kekuasaan Ratu Elizabeth II, tentara Inggris menembaki belasan warga sipil hingga tewas dalam peristiwa "Bloody Sunday" di Derry, Irlandia Utara, pada konflik 30 tahun bernama "The Troubles" antara Inggris dan nasionalis Irlandia.

Meski terdapat undang² anti rasisme, diskriminasi masih terjadi di Inggris dan menyudutkan sejumlah etnis minoritas akibat pandangan superioritas yang muncul dari kolonialisme berabad-abad.

"Tapi kan, Ratu tidak memerintah langsung atas kejadian² itu?"

Mungkin iya, tapi seluruh peristiwa berdarah itu dilakukan atas namanya.

Sumber:

Bacaan lebih lanjut:
- Mau Mau uprising: Bloody history of Kenya conflict. (2011). https://www.bbc.com/news/uk-12997138
- Eamonn McCann. (2006). The Bloody Sunday Inquiry
- The Families Speak Out. London: Pluto Press. @PlutoPress
- Ford, Robert (2008). "Is racial prejudice declining in Britain?". The British Journal of Sociology. 59 (4): 609–636.
- Jones, C. Britain and the Yemen Civil War, 1962–1965. Sussex Academic Press (2004).

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama