KISAH ABADI TAK TERLUPAKAN

KISAH ABADI TAK TERLUPAKAN


“Orang Mesir kuno itu memuja berbagai macam tuhan dan dewa. Puncak tertinggi dari seluruh dewa itu ialah dewa matahari yang mereka namai Ra. Menurut kepercayaan mereka, Fir'aun sendiri adalah keturunan dari Dewa Matahari yang dikirim untuk memerintah bumi, dan pusat bumi itu ialah Mesir,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar saat menafsirkan QS Al A’raf.

Salah satu bukti pemujaan yang dilakukan masyarakat Mesir kuno terhadap dewa-dewa dituliskan Buya Hamka ketika melakukan perjalanan ke Abu Simbel.

Abu Simbel adalah kuil yang dibangun untuk menghormati Firaun Ramses II dan Dewa Ra-Harakhty, Amun, Ptah, serta memberi penghormatan kepada Ratu Nefertari, istri Firaun Ramses II.

Dibangun sekitar tahun 1250 SM, teknik pembangunannya masih mengundang decak kagum siapa saja, termasuk manusia modern abad ini.

Tak hanya berhasil mengukir bukit dan membuat patung-patung ukuran raksasa, namun kuil ini juga dibangun dengan menggunakan perhitungan matematika dan fisika yang rumit.

Salah satu buktinya, pada hari-hari tertentu yang dianggap sakral, sinar matahari akan masuk ke dalam celah kuil dan menyinari patung-patung yang ada di dalam ruang utama.

Saat Buya Hamka melakukan perjalanan ke Abu Simbel, lokasi kuil itu sudah dipindahkan sekitar 200 meter dan 65 meter lebih tinggi dari lokasi sebelumnya.

Tersebab, danau Nasser, yang merupakan waduk dari Bendungan Aswan, dapat menyebabkan banjir di kuil ini. UNESCO lalu mencoba menyelamatkannya dengan memindahkan ke tempat yang lebih aman.

Caranya dengan sangat hati-hati memotong bagian-bagian kuil, lalu dipindahkan ke lokasi baru dan dirangkai kembali.

Buya Hamka menaruh perhatian khusus pada Mesir. Selain melakukan lawatan ke negara itu beberapa kali, ia juga banyak menulis karya berlatar Mesir, termasuk buku “Dari Lembah Sungai Nil”.

Buya Hamka pun menuliskan secara rinci dalam Tafsir Al Azhar kisah perjuangan Nabi Musa melawan Fir’aun.

Setidaknya nama Nabi Musa tersebut di dalam Alqur’an lebih dari seratus kali. Dan para ahli sejarah menyebutkan bahwa Fir’aun yang hidup sezaman dengan Nabi Musa adalah Ramses II yang membangun kuil Abu Simbel itu.

Bagaimanapun besarnya kekuasaan Fir'aun, satu waktu pasti tumbang. Satu waktu mudah saja bagi Allah meruntuhkan kekuasaan itu, dan di atas reruntuhannya, Allah hadirkan penggantinya.

Mengapa Alqur’an memuat kisah Nabi Musa lebih banyak dan lebih rinci ketimbang kisah-kisah nabi lainnya?

Karena kisah Nabi Musa melawan Fir’aun adalah kisah abadi yang akan selalu terulang sampai akhir zaman. Bahwa kebajikan melawan kebathilan pada akhirnya kebajikanlah yang akan menang.

🌼🌼🌼

Tanggal 17 Februari 114 tahun lalu adalah hari kelahiran Buya Hamka. Semoga Allah luaskan kuburnya dan jadikan seindah taman surga. Aamiin YRA

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama