ISLAM DI KUTUB UTARA

ISLAM DI KUTUB UTARA




Di tengah lautan es Arktik nan terpencil dan dingin, tinggal sebuah suku yang telah ada di sana selama ratusan tahun. Ya benar, penduduk asli Kutub Utara adalah suku Eskimo atau Esquimaux tersebar di Siberia (Rusia), Alaska (Amerika Serikat), Kanada dan Greenland (Denmark). Eskimo memiliki 2 sub suku: Inuit dan Yupik. Inuit dengan bahasa Inuktitut tersebar di utara Alaska, Kanada, dan Greenland, sedang Yupik yang menggunakan bahasa Yupik tersebar di barat Alaska dan Siberia.


Kutub Utara bisa dibilang merupakan ujungnya bumi. Tempat paling ekstrem untuk ditinggali. Mulai cuacanya yang super dingin hingga sulitnya mencari bahan pangan. Tapi tak disangka di tempat seperti itu ada sekitar 4 juta orang Eskimo yang mendiaminya. Mereka menggantungkan hidup dengan cara berburu. Anjing laut dan ikan paus adalah hewan buruan mereka.


Sebagai bangsa nomaden, mereka tinggal di Igloo, rumah orang Eskimo, yang terbuat dari salju. Berbentuknya setengah lingkaran, dengan pintu serupa silinder. Walaupun terbuat dari salju, igloo memiliki konstruksi yang kuat dengan suhu yang cukup hangat untuk ditinggali. Proses pembuatan Igloo sangat unik, yaitu dengan menyusun balok-balok seperti menyusun bata.


Syiar Islam menggeliat di seluruh penjuru dunia. Tak terkecuali di Kutub Utara, yang senantiasa diselimuti dengan cuaca yang ekstrim, penyebaran Islam pun masuk ke wilayah itu.

Seperti yang dilansir dari Alarabiya, sub suku Eskimo, Inuit, penduduk asli di ujung utara bumi, telah ada yang memeluk Islam sebelum imigran Muslim hijrah ke daerah dengan suhu minus 40 derajat Celsius tersebut.


Maatalii Okalik-Syed, wanita Muslim suku Inuit, seorang peneliti dari Universitas Carleton, Ottawa, Kanada, yang tinggal di wilayah Pangnirtung, Nunavut, Arktik, menunjukkan eksistensi Islam di Kutub Utara telah ada sejak lama, walau masih belum diketahui kapan mulai masuk dan menyebar di sana.


Tahun 2010, menjadi momen bersejarah dan spesial bagi 100 orang umat Muslim di Inuvik, Kutub Utara, sebab mereka dapat memiliki sebuah masjid. The Midnight Sun Mosque, itulah nama masjid dengan luas 1.500 meter persegi.

Proses pembangunan masjid ini terbilang unik, karena dibangun di kota Winnipeg yang berjarak 4.200 km dari Inuvik. Setelah selesai masjid dikirim ke Inuvik melalui jalur darat sepanjang 2.400 km dan 1.800 km lewat jalur laut dan sungai, masjid ini pun tiba di Inuvik pada 24 September 2010 dan baru dibuka pada 10 November 2010.


Kota Inuvik, masuk dalam kawasan Northwest Territories, di sisi utara Kanada. Karena masuk dalam lingkar Arktik yang berada di Kutub Utara, Inuvik memiliki fenomena alam yang unik, karena itulah Inuvik yang berpopulasi 3.500 jiwa ini memiliki sebutan Light of the Sun.


Saat musim panas, matahari bersinar selama 24 jam, sehingga dijuluki Midnight Sun. Bila musim dingin tiba, matahari tidak akan menampakkan diri di sana. Hampir sepanjang tahun kota itu selalu tertutup salju.



#salamramadhan



Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama