Langsung ke konten utama

AYAT-AYAT PELIPUR LARA SUKA DAN DUKA

AYAT-AYAT PELIPUR LARA SUKA DAN DUKA


Sebuah studi dilakukan Philippe Verduyn dan Saskia Lavrijsen dari University of Leuven di Belgia, menyebutkan manusia bisa merasa sedih 240 kali lebih lama dibandingkan saat merasa malu, terkejut, jengkel, atau bosan.

Hasil riset yang diterbitkan dalam jurnal Motivation and Emotion dari Springer ini menyebutkan alasannya, karena kesedihan sering muncul bersamaan dengan peristiwa yang memiliki dampak besar dalam hidup.

"Hasil penelitian menyimpulkan manusia lebih lama mengendalikan kesedihan dibandingkan perasaan lain," tegasnya seperti dikutip dari Sciencedaily.

Parahnya, bukannya hilang, memori tentang penyebab kesedihan itu justru makin lama semakin kuat. "Peristiwa itu terulang terus dalam ingatan yang menyebabkan kesedihan berkepanjangan," kata Verduyn.

Kehilangan sesuatu yang berharga atau seseorang yang sangat dicintai akan meninggalkan jejak kesedihan yang berkepanjangan.

Tak hanya dirasakan orang kebanyakan, bahkan manusia paling mulia pun merasakannya. Tersebutlah Amul Huzni atau tahun kesedihan.

Dalam waktu berdekatan, Rasulullah SAW kehilangan wanita paling dicintai yang menjadi belahan jiwanya, Ibunda Khadijah, dan paman yang sangat dihormatinya Abu Thalib.

Begitu sedihnya hingga diriwayatkan menjadi penyebab turunnya QS Yusuf. Surah ini pula yang selalu dibaca Rasulullah SAW manakala lara mendera.

Surah yang terdiri dari 111 ayat ini berisi kisah Nabi Yusuf yang lengkap. Dari masa kecilnya, hingga akhirnya berkumpul kembali bersama keluarganya.

Ada satu ayat yang menjadi doa favorit saya, "Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui. [QS.Yusuf: 86].

Dalam ilmu psikologi modern, disebutkan bahwa Nabi Yusuf adalah manusia yang mempunyai adversity quotient atau kecerdasan ketangguhan. Tak mudah menyerah atas segala persoalan yang mendera hidupnya.

Membaca Alqur’an bisa menjadi obat segala kesedihan dan kegundahan hati. Sebagaimana tersebut dalam ayat, “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” [QS Yunus: 57]

Allah mengisyaratkan, semakin banyak membaca Alqur’an, maka semakin jauh kesedihan, sebagaimana yang dijanjikanNya.

Dan bulan Ramadhan adalah bulannya Alqur’an. “Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkannya Alqur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang nyata yang menunjuk kepada kebenaran, yang membedakan antara yang haq dan yang bathil.” [QS Al-Baqarah: 185].

Karenanya, tak sepatutnya di bulan yang mulia ini ada kesedihan bergelayut di hati. Segera deraskan bacaan Alqur’an dan kita hiasi malam-malam yang penuh keberkahan dengan kebahagiaan.

Yuks, kita mulai!

Postingan populer dari blog ini