AWAN KELABU MUSLIM EROPA

AWAN KELABU MUSLIM EROPA

"Tout Ca Pour Ca -Semua itu Untuk Ini”
Luka itu belumlah kering, namun mereka telah menaburi garam lagi.

Hari ini, Rabu (2/9) tabloid berbahasa Prancis Charlie Hebdo kembali memprovokasi dengan menerbitkan headline "Tout Ca Pour Ca -Semua itu Untuk Ini”.

Dalam laporan utamanya, tabloid itu menurunkan 12 gambar kartun Rasulullah SAW, termasuk memuat ulang gambar kartun Rasulullah SAW dengan bom di surbannya yang membuat masalah 5 tahun lalu.

Peristiwa 5 tahun lalu itu berujung penembakan di kantor redaksi Charlie Hebdo. Namun itu tak membuat jera.

 Persidangan atas kasus itu pun belum beres. Sedianya digelar April, namun tersebab pandemi diundur hingga November 2020.

Sepertinya awan kelabu sedang bergelayut di langit Eropa. Tak hanya di Prancis, beberapa hari lalu umat Islam juga terluka dengan peristiwa pembakaran Alqur’an di Kota Malmo, Swedia, yang berujung kerusuhan.

Kejadian bermula pada Jumat (31/8) malam di dekat permukiman imigran. Kantor berita TT melaporkan aksi pembakaran Alqur’an dilakukan aktivis sayap kanan dan direkam lalu diunggah ke internet.

Rentetan kejadian anti Islam di Eropa beberapa hari terakhir ini seakan melengkapi luka yang kembali muncul mengiringi pembacaan vonis atas kasus terorisme di Masjid Christchurch Selandia Baru tahun lalu. Masih ingat, kan, kasus itu?
Brentont Tarrant sang pelaku kejahatan divonis penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.

 Ia mengaku bersalah atas 51 dakwaan pembunuhan, 40 dakwaan percobaan pembunuhan, satu dakwaan terorisme.
Namun yang menyakitkan, sekalipun ia mengaku bersalah, ia tak menyesali tindakannya. Dalam persidangan ia mengaku menyiapkan aksinya selama berbulan-bulan dan merencanakan membakar masjid setelah melakukan pembunuhan. Innalillahi wa innailaihi rojiun.

Apa yang terjadi pada orang-orang kulit putih ini? Seakan kesumat kekalahan Perang Salib masih abadi dan akan terus diturunkan dari generasi ke generasi.

Di abad modern ini mewujud dalam bentuk sikap anti Islam, stigmatisasi, apriori, melekatkan label teroris dan ISIS, hingga terus menerus memprovokasi.

Tak semua memang. Sebutlah seorang jurnalis senior dari Jerman, Jürgen Todenhöfer, yang bisa melihat lebih jernih tentang Islam, seperti yang ditulis dalam buku best sellernya “Inside IS : 10 Tage in Islamischen Staat.”

Ia menuliskan laporan pandangan matanya saat berada di wilayah ISIS, perbedaannya dengan Muslim pada umumnya dan dunia Islam. Dengan jujur ia menuliskan fakta-fakta bahwa Eropa pernah jauh lebih tidak manusiawi.

Menariknya lagi, seluruh royalti dari penjualan bukunya itu ia donasikan untuk anak-anak Palestine di Gaza.
Muslim di Eropa bukannya berdiam diri. Mereka juga berusaha meluruskan kesalahan persepsi atas Islam dan umat Islam.

Di antaranya yang bersuara lantang adalah DR Tariq Ramadhan, seorang professor di Universität Zürich, sekaligus cucu dari pendiri Ikhwanul Muslimin, Hassan al Banna.

Professor berkewarganegaraan Swiss ini sering diundang di berbagai forum untuk berdialog tentang Islam dan isu-isu lintas agama di Eropa. Ia termauk “100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia” versi Majalah Time.

Sepak terjangnya ini mengusik beberapa pihak yang tidak menginginkan harmoni Islam di Eropa. Ia dituduh dengan beberapa kasus hingga membuatnya berurusan dengan aparat keamanan.

Berikutnya ada nama Sevil Shhaideh. Ia merupakan Muslimah pertama yang menjadi Perdana Menteri di Rumania. Ia disumpah di atas Alqur’an saat pengangkatannya. Kitab yang sangat sensitif bagi masyarakat Eropa.

Ia merupakan Muslimah kedua yang menjadi Perdana Menteri di benua Eropa, setelah sebelumnya tercatat nama Atifete Jahjaga, PM Kosovo periode 2011-2016.

Shhaideh memiliki orang tua berkebangsaan Turki dan ibu berdarah Tartar Krimea. Suaminya, Akram Shhaideh, keturunan Suriah.

Rumania merupakan salah satu negara Uni Eropa dengan jumlah penganut agama Kristen mencapai 80%, dan jumlah Muslim tak sampai 1% dari 20 juta total penduduk.

Terpilihnya Shhaideh menjadi bukti bahwa Muslim bukanlah 

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama