EELWAY - Pengguna akun Gmail diimbau untuk segera membuat alamat email baru. Bukan tanpa alasan, adanya temuan email bermuatan malware dan rentan dengan phising atau penipuan membuat aksi penggantian alamat email perlu dilakukan segera.
Ancaman penipuan melalui email dan website yang bermuatan malware tercatat terus meningkat. Hal ini bahkan semakin diperparah seiring dengan berkembangnya teknologi kecerdasan buatan atau AI.
Google, sebagai pemilik Gmail, telah memblokir lebih dari 99,9% email phishing dan bermuatan malware pada produk pengiriman pesan tersebut. Namun, itu saja tak cukup untuk melindungi keamanan 2,5 juta pengguna Gmail.
"Dengan lebih dari 2,5 juta pengguna Gmail, kami saat ini menyebarkan model AI untuk memperkuat pertahanan keamanan di Gmail, termasuk menggunakan bahasa besar (LLM) baru yang dilatih untuk membasmi phishing, malware, dan spam," kata Google, dikutip dari Forbes, Rabu (25/12/2024),
Firma keamanan siber McAfee menilai revolusi AI bekerja dua arah, untuk hal baik dan buruk. Google bisa saja menggunakan AI untuk memberantas penipuan, tetapi penipu akan kembali menggunakan AI untuk menciptakan serangan yang susah terdeteksi.
"Seiring perkembangan AI yang lebih mudah diakses saat ini, penjahat siber menggunakannya untuk menciptakan scam yang lebih meyakinkan dan terpersonalisasi, sehingga lebih sulit terdeteksi," kata McAfee.
Pada November lalu, Google juga mengembangkan fitur serupa untuk Gmail. Hal ini terdeteksi oleh Android Authority melalui pembedahan APK baru.
Fitur bernama 'Shielded Email' itu berisi sistem yang menciptakan alamat email alias untuk penggunaan satu kali (single use) atau penggunaan terbatas (limited-use). Pesan yang masuk ke alamat alias itu kemudian akan di-forward ke email utama pengguna.
Jika fitur ini sudah tersedia, pengguna sebaiknya menggunakannya. Dengan begitu, pengguna perlu membuat email alias yang dibagikan untuk kebutuhan verifikasi, lantas email alias itu akan diteruskan ke email utama dengan alamat yang tak perlu dibagikan secara umum.
Mailmodo mengatakan bulan ini pesan spam berkontribusi terhadap lebih dari 46,8% trafik email secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan mencari alternatif lain dalam berinteraksi di lingkungan kerja. Misalnya menggunakan Teams, Slack, bahkan aplikasi pesan singkat standar seperti WhatsApp dan Telegram.
Solusi terbaik untuk menghindari penipuan adalah menyembunyikan email agar tak diketahui oknum-oknum jahat. Namun, hal ini agak sulit, sebab banyak hal yang memerlukan alamat email untuk verifikasi.
Apple berupaya mengamankan pengguna dengan meluncurkan fitur 'Hide My Email'. Fitur itu memungkinkan alamat email pengguna disembunyikan atau diatur menjadi privat.
"Untuk menjaga kerahasiaan alamat email pribadi Anda, Anda dapat membuat alamat email unik dan acak yang diteruskan ke akun email pribadi Anda, sehingga Anda tidak perlu membagikan alamat email asli Anda saat mengisi formulir atau mendaftar buletin di web, atau saat mengirim email," begitu keterangan Apple terkait Hide My Email.
Untuk pengguna Apple yang sudah memiliki Hide My Email, sebaiknya segera memanfaatkannya untuk menjaga keamanan dari penipuan di email.
"Sekarang pengguna dapat membuat alamat palsu dalam jumlah tak terbatas yang bahkan tidak mereka periksa, sehingga mengurangi interaksi secara signifikan. Mereka dapat dengan mudah menonaktifkannya tanpa mempengaruhi email utama mereka, yang berarti database pemasaran bisa saja penuh dengan alamat yang 'mati'," kata Apple.
Meski sistem LLM Google mampu mendeteksi pola penipuan secara cepat dan luas dan telah, mendeteksi spam 20% lebih baik, serta mengkaji 1.000 kali lipat laporan spam pengguna setiap harinya, tetapi itu saja tak cukup, seperti yang dikatakan McAfee.
Perlu dilakukan pembaruan secara drastis untuk mengamankan pengguna dari penipuan yang tersebar di email. Misalnya, dengan membubuhkan label 'spam' atau 'berbahaya' pada email penipuan yang masuk ke akun pengguna.
Selain itu, pengguna jua harus lebih proaktif dengan mengaktifkan 'Hide My Email' di Apple atau 'Shielded Email' di Android ketika fitur itu sudah ada.
Untuk keamanan lebih tinggi lagi, sebaiknya buatlah alamat email baru sebagai 'alias' untuk dibagikan secara publik. Selain itu, bisa membuat alamat email baru untuk email utama yang sebisa mungkin tidak dibagikan secara umum.
- Mulai 2025, Google mendorong pengguna Gmail untuk membuat alamat email baru. Langkah ini diambil guna meningkatkan keamanan pengguna dari ancaman phishing, malware, dan penipuan online yang terus berkembang.
Meningkatnya aktivitas email bermuatan malware dan serangan siber, terutama yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), menjadi alasan utama di balik imbauan ini.
Meski Google telah memblokir lebih dari 99,9% email berbahaya, ancaman ini masih berpotensi bahaya bagi keamanan 2,5 juta pengguna Gmail.
Menurut pernyataan Google, teknologi AI kini dimanfaatkan untuk memperkuat sistem keamanan Gmail. Dengan mengintegrasikan model AI berbasis Large Language Model (LLM), sistem ini mampu mendeteksi dan menangkal spam, phishing, serta malware secara lebih efektif.
Namun, firma keamanan siber seperti McAfee memperingatkan bahwa teknologi ini juga dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk menciptakan serangan yang lebih canggih dan sulit terdeteksi.
"Seiring perkembangan AI yang lebih mudah diakses saat ini, penjahat siber menggunakannya untuk menciptakan scam yang lebih meyakinkan dan terpersonalisasi, sehingga lebih sulit terdeteksi," kata Firma keamanan siber McAfee dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis, 26 Desember 2024.
Google telah menguji fitur baru bernama Shielded Email. Fitur ini memungkinkan pengguna membuat alamat email alias untuk penggunaan satu kali atau terbatas.
Pesan yang diterima melalui alamat alias akan diteruskan ke email utama pengguna, sehingga email utama tetap terlindungi dan tidak terekspos secara publik.
Sistem serupa juga diperkenalkan oleh Apple dengan fitur Hide My Email, yang memungkinkan pengguna membuat alamat email unik dan acak tanpa membagikan email utama mereka.
Spam dan penipuan yang memanfaatkan email terus meningkat. Data dari Mailmodo menunjukkan bahwa pesan spam menyumbang lebih dari 46,8% lalu lintas email secara global. Banyak perusahaan kini beralih ke platform komunikasi lain seperti Teams, Slack, atau aplikasi pesan instan untuk menghindari risiko ini.
Pengguna Gmail Disarankan Ganti Alamat Email pada 2025, Apa Alasannya?
Pengguna Gmail disarankan untuk mengubah alamat email mereka pada 2025.
Hal itu menyusul pernyataan Federal Bureau of Investigation (FBI) yang mengeluarkan peringatan ancaman berbahaya terhadap email dan situs website yang mengkhawatirkan menjelang liburan.
Kendati demikian, Google belum mengeluarkan pengumuman resmi terkait kewajiban pengguna Gmail mengganti alamat email mereka, seperti dikutip dari Forbes, Selasa (24/12/2024).
Perusahaan mesin pencarian itu justru mengaku telah memblokir lebih dari 99,9 persen spam, phishing, dan malware di Gmail.
Namun, menurut FBI, hal tersebut tidaklah cukup.
Sebelumnya, Google mengumumkan bakal menghapus akun Gmail yang tidak aktif mulai 1 Desember 2023. Penghapusan tersebut dilakukan karena menurut analisa internal, akun yang sudah ditinggalkan berpotensi mengalami pencurian identitas yang berbahaya.
Adapun akun Gmail yang akan dihapus adalah akun yang sudah dua tahun tidak digunakan.
Google perkuat keamanan Gmail
Di saat yang bersamaan, Google juga tengah memperkuat pertahanan siber Gmail yang digunakan oleh lebih dari 2,5 miliar pengguna.
"Kami saat ini menyebarkan model AI yang inovatif (untuk) memperkuat pertahanan siber Gmail secara signifikan, termasuk LLM baru yang dilatih untuk melawan phishing, malware, dan spam," kata Google.
Namun, firma keamanan siber McAfee menilai revolusi AI berdampak baik dan buruk. Google bisa saja menggunakan AI untuk memberantas penipuan, tetapi penipu juga bisa menggunakan AI untuk menciptakan serangan yang sulit terdeteksi.
Sementara itu, Mailmodo menyampaikan bahwa pesan spam mencapai lebih dari 46,8 persen secara keseluruhan.
Hal ini menyebabkan perusahaan mencari solusi untuk tetap berinteraksi di dunia kerja. Misalnya, dengan menggunakan Teams, Slack, dan platform perpesanan instan.
Salah satu cara untuk mengembalikan keamanan alamat email adalah dengan tidak membagikannya. Apple telah mencoba mengatasi permasalahan ini dengan menyediakan fitur "Hide My Email".
Tujuannya adalah untuk menjaga kerahasiaan alamat email pengguna.
Cara berikutnya menjaga keamanan email adalah dengan membuat alamat email secara acak dan unik. Dengan begitu, Anda tidak perlu membagikan alamat email asli saat mengisi formulir atau mendaftar ke sebuah aplikasi atau website.
Mengikuti Apple, Google juga mengembangkan fitur serupa untuk Gmail pada November ini. Fitur tersebut adalah Shielded Email.
Pengembangan Shielded Email terdeteksi oleh Android Authority melalui pembedahan APK baru.
Cara ganti alamat email baru
Dikutip dari Google, sebelum mengganti alamat email, Anda perlu mengecek apakah alamat email Anda bisa diubah atau tidak. Berikut caranya:
- Buka aplikasi "Setelan" di perangkat Anda, lalu klik "Google" kemudian "Nama Anda" lalu "Kelola Akun Google Anda"
- Di bagian atas, klik "Info pribadi"
- Pada "Info kontak", pilih "Email"
- Pilih "Email Akun Google". Jika Anda tidak dapat membuka setelan ini, mungkin email atau nama pengguna Anda tidak dapat diubah
- Jika alamat email akun diakhiri dengan @gmail.com, biasanya Anda tidak dapat mengubahnya
- Jika Anda menggunakan akun Google melalui kantor, sekolah, atau grup lain, hubungi administrator untuk mendapatkan bantuan.
Jika alamat email bisa diganti, ikuti langkah berikut:
- Pilik "Edit"
- Masukkan alamat email baru untuk akun
- Pilih email yang belum digunakan oleh akun Google lain.
- Ikuti langkah-langkah yang tertera di halaman.
Pada proses akhir, Google akan mengirimkan link verifikasi ke alamat email baru Anda.
Anda harus membuka email dengan mengklik tautan tersebut. Dengan begitu, proses ganti alamat email baru telah selesai.