Kisah Sejarah Istana Bogor

Kisah Sejarah Istana Bogor

- Istana Buitenzorg atau Istana Bogor didirikan pada tahun pada bulan Agustus 1744 dimasa kepemimpinan Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff. Istana ini dibuat awalnya untuk peristirahatan nya sendiri. Awalnya Istana Buitenzorg ini dibangun bertingkat tiga, namun kemudian pada tanggal 10 Oktober 1834 Gempa bumi mengguncang akibat meletusnya Gunung salak.<1/div>

- Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist kemudian merobohkan sisa bangunan itu.
Tahun 1850 Istana Bogor kemudian dibangun kembali namun tidak bertingkat karena mengingat daerah itu rawan bencana.

- Kemudian pada tahun 1870 Istana Bogor diresmikan sebagai tempat kediaman resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Penguasa Belanda terakhir yg menempati Istana Bogor itu adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachourwer yg secara terpaksa menyerahkan Istana itu kepada penguasa Jepang Jenderal Imamura.

- Setelah Jepang bertekuk lutut dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaan nya Belanda bertekad untuk menguasai kembali Indonesia hingga kemudian Pemerintah Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia melalui Perjanjian KMB di tahun 1949. Mulai tahun 1950 Istana Buitenzorg atau Istana Bogor Ini dipakai oleh Pemerintah Republik Indonesia dan menjadi salah satu Istana Presiden Indonesia.

- Tahun 1968 Presiden Soeharto secara resmi membuka kunjungan umum atas restu dari Presiden Soeharto sendiri. Di istana ini pula, pada tanggal 15 November 1994 terjadi pertemuan tahunan menteri ekonomi APEC (Asia-Pasific Economy Cooperation) , dan di sana diterbitkanlah Deklarasi Bogor.
Istana Bogor mempunyai bangunan induk dengan sayap kiri serta kanan. Keseluruhan kompleks istana mencapai luas 1,5 hektare.
Bangunan induk Istana Bogor terdiri dari:

-Bangunan induk istana berfungsi untuk menyelenggarakan acara kenegaraan resmi, pertemuan, dan upacara.

-Sayap kiri bangunan yang memiliki enam kamar tidur digunakan untuk menjamu tamu negara asing.

-Sayap kanan bangunan dengan empat kamar tidur hanya diperuntukan bagi kepala negara yang datang berkunjung.

-Pada tahun 1964 dibangun khusus bangunan yang dikenal dengan nama Dyah Bayurini sebagai ruang peristirahatan presiden dan keluarganya, bangunan ini termasuk lima paviliun terpisah.

-Kantor pribadi Kepala Negara
-Perpustakaan yang dilengkapi dengan buku
-Ruang makan
-Ruang sidang menteri-menteri dan ruang pemutaran film
-Ruang Garuda sebagai tempat upacara resmi
-Ruang teratai sebagai sayap tempat penerimaan tamu-tamu negara.
-Kaca Seribu.


Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama