Raja Salman menganugerahkan kehormatan tertinggi bagi Brunei
Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei menyerahkan penghargaan tersebut kepada raja Saudi setelah kedua pemimpin bertemu di Brunei dan membahas berbagai masalah bilateral, regional dan internasional.
Kehormatan Brunei diberikan sebagai pengakuan atas upaya raja untuk memulihkan perdamaian dan keamanan regional dan internasional, dan pengelolaan Dua Masjid Suci di Makkah dan Madinah oleh pemerintahannya.
Pernyataan bersama mengatakan kedua pemimpin “menekankan pentingnya mencapai solusi yang langgeng, komprehensif dan adil terhadap perjuangan Palestina sesuai dengan isi Inisiatif Perdamaian Arab dan resolusi yang relevan dengan legitimasi internasional.”
Mengenai krisis Suriah, kedua pemimpin menggarisbawahi pentingnya menemukan solusi politik berdasarkan komunike Jenewa dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254, serta pentingnya memberikan bantuan kemanusiaan dan bantuan kepada para pengungsi dan pengungsi Suriah.
Raja Salman dan Sultan Bolkiah juga “menekankan pentingnya menjaga persatuan di Yaman dan mencapai keamanan dan stabilitasnya. Mereka juga menegaskan pentingnya solusi politik terhadap krisis di Yaman berdasarkan Inisiatif GCC (Gulf Cooperation Council), keluaran Konferensi Dialog Nasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB (2216), menekankan dukungan mereka terhadap otoritas sah di Yaman sebagaiserta akses bantuan kemanusiaan ke seluruh wilayah Yaman,” kata pernyataan itu.
Kedua pemimpin sepakat untuk mengoordinasikan pendirian mereka dalam kerangka Organisasi Kerja Sama Islam untuk melayani kepentingan kedua negara dan warga negara, serta kepentingan dunia Islam. Mereka juga menekankan “perlunya menolak ekstremisme dan memerangi terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, apapun sumbernya.”
Sultan menyampaikan apresiasinya kepada Raja Salman: “Kunjungan penting dan bersejarah ini mencerminkan hubungan persaudaraan, persahabatan, dan bilateral yang berkelanjutan yang mengikat kedua negara bersaudara,” kata pernyataan itu.
Kedua pemimpin sepakat untuk “mengaktifkan” perjanjian bilateral di bidang ekonomi, investasi, pendidikan, kebudayaan, pemuda dan olahraga. Mereka juga menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama bilateral di bidang politik, militer, keamanan dan urusan Islam.
Pada tahun 2001, duta besar Saudi yang pertama ditunjuk di Brunei, dan rancangan perjanjian bersama antara kedua negara ditandatangani pada bulan Juli tahun itu, yang mendefinisikan ruang lingkup kerja sama bilateral di bidang komersial dan ekonomi.

Komentar