Lima Faktor yang Bikin Impian Netanyahu Berakhir dengan Kekalahan Besar Israel dari Hamas dan Gaza

Lima Faktor yang Bikin Impian Netanyahu Berakhir dengan Kekalahan Besar Israel dari Hamas dan Gaza

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Israel dilaporkan dilanda kepanikan di tataran warganya hingga pemimpin politik dan pemerintahan setelah Iran bersumpah akan membalas serangan Israel ke konsulatnya di Damaskus, Suriah, Senin (1/4/2024). 

Lima Faktor yang Bikin Impian Netanyahu Berakhir dengan Kekalahan Besar Israel dari Hamas dan Gaza

- Sebuah artikel di Khaberni, Sabtu (1/6/2024) mengulas lima hal yang membuat Pemerintahan Benjamin Netanyahu menderita pusing kepala terkait perkembangan perang yang tidak juga dimenangkan Israel atas Hamas di Gaza. Ulasan itu menyebut, faktor-faktor ini 'mengganggu impian para pemimpin pendudukan' yang bahkan kini terseret dalam sebuah krisis mendalam pada berbagai hal dan sektor.

"Krisis pendudukan diwakili oleh demonstrasi warga Israel yang menentang pemerintah mereka," tulis ulasan tersebut. Hal lain adalah adanya serangkaian pengakuan internasional terhadap negara Palestina.
Faktor berikutnya adalah, serangan berkelanjutan yang menghasilkan kebakaran dan dampak lainnya akibat roket dari faksi-faksi Palestina. Hal yang tak kalah berpengaruh atas krisis Israel adalah aksi Hizbullah  Lebanon. "Dan akhirnya kerugian ekonomi yang menyebabkan negara pendudukan mengalami pendarahan," tulis ulasan tersebut.

1. Perdarahan Perekonomian Israel

Gubernur Bank Sentral Israel, Amir Yaron, mengungkapkan dampak perang di Jalur Gaza terhadap perekonomian Israel makin terasa seiring dengan berlanjutnya perang dan mendekati bulan kedelapan.
Yaron menyatakan bahwa perang Gaza akan menghabiskan anggaran pendudukan pada tahun 2025 sekitar 253 miliar shekel (67,4 miliar dolar AS) untuk biaya pertahanan, yang merupakan beban besar bagi perekonomian Israel.

Dia juga memperingatkan agar pemerintah tidak memberikan “cek kosong” kepada tentara pendudukan Israel. Bank Sentral Israel memperkirakan akan kehilangan pendapatan pajak sebesar $9,4 miliar lagi akibat perang, dan 6,2 miliar dolar AS sebagai kompensasi atas kerusakan langsung akibat perang.

2. Pengakuan Internasional Terhadap Palestina

Bulan Mei menjadi saksi perayaan tahunan warga Israel untuk memperingati berdirinya negara pendudukan, namun hal tersebut berubah menjadi kemunduran untuk pertama kalinya setelah 4 negara Eropa mengumumkan pengakuan terhadap negara Palestina. Pengakuan ini mewakili tekanan internasional terhadap pemerintahan Netanyahu.

Keempat negara itu adalah Spanyol. Norwegia, Irlandia, dan Slovenia yang masing-masing mengumumkan Pengakuan terhadap negara Palestina.
Kerabat dan pendukung sandera Israel yang ditahan di Gaza sejak serangan militan Hamas pada 7 Oktober, memegang plakat selama demonstrasi di  Tel Aviv, pada 26 Maret 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Jalur Gaza antara Israel dan gerakan militan Palestina Hamas. (JACK GUEZ / AFP)

3. Demonstrasi dan Perpecahan di Israel

Negara pendudukan Israel menyaksikan demonstrasi pada malam hari hampir setiap hari di depan rumah Perdana Menteri Netanyahu. Demonstarasi ini untuk menuntut pembebasan tahanan Israel yang ditahan oleh faksi-faksi Palestina dan pemecatan pemerintahan Netanyahu. Momentum ini dimanfaatkan dengan baik oleh pemimpin oposisi Yair Lapid yang menuntut agar Israel memecat Netanyahu secepatnya dengan menyatakan Israel mengalami kegagalan terbesar dalam sejarahnya. Drone buatan Iran diluncurkan Hizbullah ke situs militer Israel di perbatasan utara Sabtu pagi waktu setempat. (Kolase Tribunnews)

4. Pawai Drone Hizbullah  Lebanon
Pawai drone Hizbullah  Lebanon meresahkan Israel setelah mereka mampu bergerak dalam jarak lebih dari 2.000 kilometer.
Hizbullah telah memiliki drone tersebut selama hampir 20 tahun.
Namun baru-baru ini mereka memperkenalkan drone “Marsad 1”, “Marsad 2” dan “Ayoub”, yang mampu menembak jatuh drone canggih Israel seperti “Hermes 450” dan “Hermes 900”. 

Petugas pemadam kebakaran Israel memeriksa puing-puing kendaraan yang terbakar menyusul serangan roket dari Lebanon selatan di kota Kiryat Shmona Israel di Israel utara pada 2 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Rentetan roket melukai dua orang di kota Kiryat Shmona di Israel dekat perbatasan  Lebanon pada 2 November, kata layanan medis darurat Magen David Adom Israel. (Jalaa MAREY/AFP) (AFP/JALAA MAREY)

5. Kebakaran Terus-menerus dan Kepanikan Pemukim Karena Serangan Milisi

Serangan faksi-faksi milisi Palestina terhadap tentara pendudukan Israel terus berlanjut, menyebabkan kepanikan besar di Israel. Dilaporkan, peluncurkan roket berlangsung terus-menerus ke kota-kota utama Israel yang beriring raungan bunyi sirene membuat ketakutan para pemukim membuncah.
Belum lagi kebakaran akibat serangan yang terjadi di beberapa permukiman. Faktor ini juga menyebabkan tekanan internal terhadap pemerintahan Netanyahu makin keras.
Kondisi chaos terbaru, seperti diumumkan situs web “Times of Israel”, bahwa kebakaran terjadi di pemukiman Israel di “Mayan Baruch” di utara negara itu, sebagai akibat dari jatuhnya roket dari  Lebanon. "Perang berlanjut selama 238 hari berturut-turut, dan perang Israel di Jalur Gaza dimulai pada pagi hari Sabtu, 7 Oktober 2023, setelah faksi-faksi Palestina melakukan Operasi Banjir Al-Aqsa, sebagai tanggapan atas pelanggaran yang terus dilakukan oleh tentara pendudukan Israel melawan rakyat Palestina yang tidak berdaya," tutup ulasan tersebut.
(oln/khbrn/*)

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama