RINDU KAMPUNG HALAMAN

RINDU KAMPUNG HALAMAN


Menurut survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbang Kemenhub), tahun ini diperkirakan 85,5 juta orang yang akan melakukan perjalanan mudik Lebaran.

Jumlah pemudik terbanyak diperkirakan berasal dari Jawa Timur, yakni 14,6 juta orang. Angka itu setara dengan 17,1% dari total jumlah pemudik pada Lebaran tahun ini.

Jabodetabek menempati peringkat kedua dengan perkiraan jumlah pemudik 14 juta orang atau sekitar 16,4% dari total pemudik.

Kemudian sebanyak 12,1 juta orang pemudik diprediksi berasal dari Jawa Tengah, 9,2 juta pemudik dari Jawa Barat, dan 4 juta pemudik dari Sumatera Utara. [databoks.katadata, 20/4].

Melonjaknya jumlah pemudik tahun ini tersebab dua tahun terakhir ada larangan mudik karena pandemi. Kerinduan yang menggunung membuat orang berbondong-bondong ingin pulang ke kampung halaman.

Kerinduan pada kampung halaman dalam ilmu psikologi diistilahkan homesick. Ketika mengalami homesick, manusia akan merasa tidak aman dan nyaman, baik secara fisik maupun emosi.

“Homesick sangat berkaitan dengan keterikatan,” ujar Joshua Klapow, profesor kesehatan publik dari University of Alabama.

Tamar Chansky, psikolog dan pengarang buku Freeing Yourself From Anxiety, menekankan bahwa, “Homesick ibarat orang belajar berenang. Awalnya tidak nyaman, tapi lama-lama terbiasa dan merasa nyaman. Begitu pula dengan homesick, jika sudah terbiasa, tidak akan ‘menyakitkan’ lagi.”

Analisa lain diungkapkan Ricks Warren, profesor psikiatri di University of Michigan, “Homesick digambarkan sebagai reaksi kesedihan, mirip dengan kehilangan orang yang dicintai. Ada kerinduan yang terasa familiar,” paparnya.

Homesick adalah emosi wajar yang dialami manusia. Bahkan manusia paling mulia, Rasulullah SAW pun mengalaminya. Kerinduannya pada kampung halamannya, Makkah al Mukaromah, diungkapkan dalam sebuah hadist.

“Alangkah indahnya dirimu (Makkah). Engkaulah yang paling kucintai. Seandainya saja dulu penduduk Makkah tidak mengusirku, pasti aku masih tinggal di sini” [HR Tirmidzi].

Suatu hari sahabat Ashil Al Ghifari baru tiba di Madinah setelah melakukan perjalanan ke Makkah. Rasulullah SAW bertanya padanya, "Bagaimana keadaan Makkah sekarang?"

"Aku melihat Makkah makin subur wilayahnya, telah bening aliran sungainya, telah banyak tumbuh idzkirnya (sejenis pohon), telah tebal rumputnya, dan telah ranum salamnya (tumbuhan yang kerap dipakai untuk menyamak kulit)," jawab Ashil.

"Cukup wahai Ashil. Jangan engkau buat kami bersedih," kata Rasulullah SAW, menandakan kerinduan yang mendalam pada Makkah.

Hari yang melakukan perjalanan mudik, baik yang masih dalam perjalanan atau yang telah sampai kampung halaman, selamat menikmati kebersamaan dengan keluarga tercinta.

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama