PEMIMPIN DAN PARA PEJABATNYA
PT PLN (Persero) memastikan tidak ada penghapusan golongan pelanggan dengan daya 450 VA. Daya listrik 450 VA juga tidak akan dinaikkan menjadi 900 VA dan tidak ada perubahan tarif listrik.
Isu penghapusan daya 450 VA dan perubahan tarif listrik sempat mengemuka setelah diusulkan oleh Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI.
Tak lama kemudian sebuah video viral memperlihatkan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah, berada di dalam pesawat jet pribadi.
Video itu beredar di media sosial Twitter dan menunjukkan Said sedang berbincang santai dengan beberapa rekannya sambil merokok.
"Wadow, Ketua Banggar DPR RI dari PDI-P, yang akan menghapus daya 450 VA menjadi 900 VA naik private jet mantab bukan?! Bangga ya bisa pamer kemewahan di saat masyarakat masih merangkak untuk memperbaiki ekonominya," cuit akun @GagahWicaksana yang diunggah pada 16/9. [Tempo, 19/9].
Begitu banyak drama yang dipertontonkan para pejabat di negeri tercinta ini yang melukai hati. Seakan tak ada empatinya dengan kondisi sulit yang harus dihadapi bersama akibat kenaikan BBM belum lama.
Mereka yang harusnya mewakili suara rakyat, yang ada justru membuat usulan-usulan yang menyebabkan rakyat kian menderita.
Sesungguhnya apa yang terjadi antara pemimpin dan para pejabatnya saling berkelindan.
Seperti yang dicontohkan pada peristiwa futuhat Persia. Tersebutlah kisah tentang harta ghanimah yang dibawa pasukan Saad bin Abi Waqash yang tak terhitung banyaknya. Dari emas, perak, senjata, hingga karpet-karpet sutera.
Menangislah Sang Amirul Mukminin Umar ibn Khattab melihat itu semua. Ia khawatir banyaknya harta akan menggelincirkan manusia.
Sekaligus ia merasa haru, pasukan yang dikirimnya itu sangat amanah. Semua harta ghanimah dikirimkan ke Madinah.
Lalu sahabat Ali bin Abi Thalib memberikan jawaban, “Yaa Aminurul Mu’minin, pasukanmu begitu amanah karena tak ada sedikitpun niat di dalam hatimu atas harta-harta itu. Seandainya ada sedikit saja hasrat dalam hatimu untuk mendapatkannya, niscaya pasukanmu akan saling bunuh untuk memperebutkannya.”
Peristiwa yang terjadi seribu tiga ratus tahun lalu itu harusnya bisa menjadi cerminan bagi kita semua.
PT PLN (Persero) memastikan tidak ada penghapusan golongan pelanggan dengan daya 450 VA. Daya listrik 450 VA juga tidak akan dinaikkan menjadi 900 VA dan tidak ada perubahan tarif listrik.
Isu penghapusan daya 450 VA dan perubahan tarif listrik sempat mengemuka setelah diusulkan oleh Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI.
Tak lama kemudian sebuah video viral memperlihatkan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah, berada di dalam pesawat jet pribadi.
Video itu beredar di media sosial Twitter dan menunjukkan Said sedang berbincang santai dengan beberapa rekannya sambil merokok.
"Wadow, Ketua Banggar DPR RI dari PDI-P, yang akan menghapus daya 450 VA menjadi 900 VA naik private jet mantab bukan?! Bangga ya bisa pamer kemewahan di saat masyarakat masih merangkak untuk memperbaiki ekonominya," cuit akun @GagahWicaksana
Begitu banyak drama yang dipertontonkan para pejabat di negeri tercinta ini yang melukai hati. Seakan tak ada empatinya dengan kondisi sulit yang harus dihadapi bersama akibat kenaikan BBM belum lama.
Mereka yang harusnya mewakili suara rakyat, yang ada justru membuat usulan-usulan yang menyebabkan rakyat kian menderita.
Sesungguhnya apa yang terjadi antara pemimpin dan para pejabatnya saling berkelindan.
Seperti yang dicontohkan pada peristiwa futuhat Persia. Tersebutlah kisah tentang harta ghanimah yang dibawa pasukan Saad bin Abi Waqash yang tak terhitung banyaknya. Dari emas, perak, senjata, hingga karpet-karpet sutera.
Menangislah Sang Amirul Mukminin Umar ibn Khattab melihat itu semua. Ia khawatir banyaknya harta akan menggelincirkan
Sekaligus ia merasa haru, pasukan yang dikirimnya itu sangat amanah. Semua harta ghanimah dikirimkan ke Madinah.
Lalu sahabat Ali bin Abi Thalib memberikan jawaban, “Yaa Aminurul Mu’minin, pasukanmu begitu amanah karena tak ada sedikitpun niat di dalam hatimu atas harta-harta itu. Seandainya ada sedikit saja hasrat dalam hatimu untuk mendapatkannya,
Peristiwa yang terjadi seribu tiga ratus tahun lalu itu harusnya bisa menjadi cerminan bagi kita semua.