NEGARAWAN SEJATI TIDAK CURHAT DI TELEVISI.
By Erizeli Jely Bandaro
Kalau saja Pakde Jokowi mau curhat di televisi menceritakan semua kronologis berbagai peristiwa dan atas apa yg dialaminya yg tidak diketahui publik, barangkali akan menetes air mata darah dari pendukungnya dan tumbuh benih kebencian terhadap sesama anak bangsa.
Renungkan.
Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana perasaan ibundanya ketika dihina, dianggap bukan ibu kandungnya, dianggap PKI dan hinaan lain yg sungguh tidak terperikan.
Renungkan.
Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana perasaan anak anaknya ketika ibunya dinista, bapaknya dihina, sementara mereka melihat bapaknya bekerja keras untuk semua termasuk orang orang yg menghinanya.
Renungkan.
Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana perasaan Ibu Iriana kerika suaminya dihina habis habisan, dirinya dihina sampai kelevel yg tdk mungkin dilakukan oleh manusia.
Renungkan.
Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana di awal awal pemerintahannya dia menghadapi segudang masalah seperti keuangan negara yg nyaris bangkrut, situasi di parlemen yg dikuasai Koalisi KMP, sulitnya menyusun kabinet karena tekanan kepentingan dari berbagai pihak, sulitnya menyusun APBN karena tidak ada uang dan rongrongan kepentingan berbagai pihak termasuk dari partai pendukungnya sendiri.
Renungkan.
Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana sulitnya keadaan yg dihadapi di awal awal pemerintahannya, ketika partai pengusungnya juga ikut memusuhi karena kepentingannya tidak diakomodir. Bagaimana perasaan beliau ketika di acara HUT partai pengusungnya, beliau sebagai Presiden diabaikan bahkan tidak diminta untuk berbicara di atas panggung.
Renungkan.
Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana perasaan beliau ketika ribuan orang berteriak teriak di Monas mencaci dan menghinanya habis habisan. Renungkan. Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana perasaannya menghadapi semua fitnah dan kebencian tanpa dasar terhadap dirinya.
Tapi Pakde Jokowi menyimpan semua itu kedasar hatinya yg terdalam. Beliau tidak mengadu ke pendukungnya yg dia tahu bisa menimbulkan kemarahan dan akan timbul kebencian serta perpecahan yg meluas. Semua pil pahit itu ditelannya dengan tersenyum dan tanpa.berkedip. itulah jiwa seorang negarawan sejati yg telah tercerahkan dan gilang gemilang.
NKRI baginya sejuta kali lebih penting dari sekedar nama Jokowi. Dia terus melangkah membangun negeri dg hati yg tak terusik. Lihatlah, semangat beliau tidak.buram oleh kebencian dan jiwanya tidak terbelenggu oleh ketakutan. Karena dia adalah seorang pejuang.
*** Cinta itu mekar alamiah Kebencian itu ďitumbuhkan Jokowi memilih diam Biar cinta mekar dan benci tak lagi berkembang.
By Erizeli Jely Bandaro
Kalau saja Pakde Jokowi mau curhat di televisi menceritakan semua kronologis berbagai peristiwa dan atas apa yg dialaminya yg tidak diketahui publik, barangkali akan menetes air mata darah dari pendukungnya dan tumbuh benih kebencian terhadap sesama anak bangsa.
Renungkan.
Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana perasaan ibundanya ketika dihina, dianggap bukan ibu kandungnya, dianggap PKI dan hinaan lain yg sungguh tidak terperikan.
Renungkan.
Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana perasaan anak anaknya ketika ibunya dinista, bapaknya dihina, sementara mereka melihat bapaknya bekerja keras untuk semua termasuk orang orang yg menghinanya.
Renungkan.
Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana perasaan Ibu Iriana kerika suaminya dihina habis habisan, dirinya dihina sampai kelevel yg tdk mungkin dilakukan oleh manusia.
Renungkan.
Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana di awal awal pemerintahannya
Renungkan.
Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana sulitnya keadaan yg dihadapi di awal awal pemerintahannya
Renungkan.
Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana perasaan beliau ketika ribuan orang berteriak teriak di Monas mencaci dan menghinanya habis habisan. Renungkan. Kalau Pakde Jokowi mau menceritakan bagaimana perasaannya menghadapi semua fitnah dan kebencian tanpa dasar terhadap dirinya.
Tapi Pakde Jokowi menyimpan semua itu kedasar hatinya yg terdalam. Beliau tidak mengadu ke pendukungnya yg dia tahu bisa menimbulkan kemarahan dan akan timbul kebencian serta perpecahan yg meluas. Semua pil pahit itu ditelannya dengan tersenyum dan tanpa.berkedip.
NKRI baginya sejuta kali lebih penting dari sekedar nama Jokowi. Dia terus melangkah membangun negeri dg hati yg tak terusik. Lihatlah, semangat beliau tidak.buram oleh kebencian dan jiwanya tidak terbelenggu oleh ketakutan. Karena dia adalah seorang pejuang.
*** Cinta itu mekar alamiah Kebencian itu ďitumbuhkan Jokowi memilih diam Biar cinta mekar dan benci tak lagi berkembang.