MEMANCANG TIANG PERADABAN
Menulis selama ini bagi kebanyakan orang masih menjadi aktivitas yang melelahkan. Tidak jarang bahkan ada yang mengaku bahwa menulis adalah salah satu kegiatan yang menakutkan. Tetapi satu hal yang harus dicatat bahwa setiap peradaban membutuhkan tulisan. Karena itu walaupun menjadi minoritas kaum penulis sebenarnya menjadi motor dan inspirator peadaban. Satu posisi sangat mulia dalam struktur masyarakat bukan?
Dengan tulisan ilmu dapat dikembangkan. Dengan tulisan pula pengetahuan dapat diakumulasikan. Dan yang paling berdampak luas adalah dengan tulisan ilmu pengetahuan dapat digandakan. Lalu dengan itulah tiang peradaban mulai dipancangkan. Bisa dimengerti bila produktivitas karya tulis secara agregat suatu bangsa linier dengan tingkat kemajuan budaya dan peradabannya.
Memang masih ada beberapa faktor penting yang turut menunjang kemajuan peradaban suatu bangsa seperti : budaya riset, tingginya literasi masyarakat dan lain-lain. Namun secara umum semua diawali dengan budaya tulis yang memungkinkan terlahirkannya aneka warna karya tulisan berbobot yang turut mendongkrak budaya literasi masyarakat.
Biasakan Menulis
Baiklah, sekarang mulailah untuk menulis. Kebanyakan para pemula sudah memiliki kemampuan menulis yang cukup untuk membuat suatu karya tulis. Mengingat hampir semua telah beberapa kali menyelesaikan tugas pembuatan karya tulis baik tingkat SMA atau tingkat Perguruan tinggi. Jadi sebenarnya telah terjadi lompatan katak urutan proses mengawali menulis. Tetapi tidak jadi masalah karena yang demikian itu tinggal memperpaiki item-item dari serangkaian proses yang diketahui masih kurang.
Hal-hal yang perlu disiasati guna memperkuat stamina menulis adalah membiasakan mencatat fakta dan kejadian apapun dalam keseharian kita. Demikian pula merekam semua detail interaksi kita dengan orang dan kelompok masyarakat. Semoga dengan semua catatan harian itu akan memberikan data yang lebih dari cukup untuk mendukung tulisan yang akan dibuat. Pembiasaan ini sangat penting untuk menuju kemampuan menulis semudah bicara dan seringan bernafas.
Untuk terus meningkatkan kemampuan menulis menuju kualitas yang diharapkan bisa memanfaatkan media apa saja tak terkecuali media sosial. Usahakan setiap hari up date status dengan tulisan yang memenuhi kriteria pendahuluan-isi-kesimpulan walaupun tidak sepanjang tulisan kategori artikel. Dengan membiasakan diri menulis lama-lama akan terbentuk tulisan dengan mutu terukur dan gaya yang memikat. Respon publik berupa apa saja akan menjadi reward untuk penulis pemula yang sedang memulai proses menuju penulis sesungguhnya.
Benar sekali ! paksalah diri Anda untuk tetap menulis. Ya betul, menulis tema saja dengan data yang Anda punya. Karena dengan begitu Anda sedang membangun budaya literasi masyarakat. Jika boleh saya usul tentukan waktu khusus untuk menulis, juga tempat khusus untuk menulis. Dan jika perlu milikilah seperangkat alat khusus untuk aktivitas rutin menulis setiap hari. Dengan memaksakan diri berdisiplin setiap hari menulis dalam waktu satu bulan Anda sudah mahir membuat tulisan yang layak baca.
Karya-karya bermutu Anda akan mulai dibaca banyak orang. Bahkan beberapa tulisan akan menginspirasi para pembaca. Mereka akan tercerahkan dengan kerangka pikir yang tertuang dalam tulisan Anda. Dan jika bukan isi tulisannya boleh jadi pertumbuhan cepat Anda dalam skill menulis yang akan menginspirasi pemerhati tulisan Anda. Bukan tidak mungkin melalui tulisan Anda sedikit banyak akan mempengaruhi cara pandang mereka bahkan akan mempengaruhi pula perilaku mereka.
Lahirnya Peradaban Baru
Melalui tangan penulis setiap kerangka pikir yang relatif komplit akan terekam dalam ensiklopedia peradaban. Karena setiap karya kreatif akan memiliki orisinalitasnya yang khas dan akan teridentifikasi dengan jelas berbeda degan tulisan sejenis walaupun dalam topik yang sama. Beberapa diantaranya bisa jadi akan menjadi masterpiece.
Dari situlah sebenarnya pengetahuan akan terakumulasikan dan menjadi perbendaharaan nalar publik. Masyarakatpun akan semakin kaya dengan kerangka pikir rasional yang akan membawanya ke arah evolusi budaya literasi yang makin menguat. Dengan begitu bila dihitung secara agregat akan menguatkan daya nalar dan daya tahan publik dalam menghadapi berbagai kemungkinan disorientasi dan disintegrasi nalar.
Tentu semua sudah mafhum dengan perkembangan teknologi informasi yang berskala quantumic sejauh ini banyak memunculkan kejutan. Tidak jarang banjir bandag informasi menimbulkan kegaduhan yang mengganggu kenyamanan daya serap wajar memori publik. Lebih dari itu bahkan tidak jarang derasnya guyuran massif upaya disinformasi oleh sementara pihak dapat mencerabut nalar sehat sebagian kelompok masyarakat. Polarisasi tajam yang membahayakan integrasi sosial bahkan sempat terjadi akibat derasnya fitnah di dunia maya memanfaatkan tumbuhnya budaya post truth seiring dengan meluasnya media jejaring sosial.
Dibutuhkan ketahanan mental publik yang memadahi berhadapan dengan lahirnya peradaban baru di era teknologi informasi. Dan kuatnya budaya literasi masyarakat mutlak diperlukan untuk tetap menjaga nalar waras publik. Derasnya informasi media daring membutuhkan kemampuan daya filter cepat dari masyarakat untuk terbebas dari efek banjir sampah informasi. Belum lagi harus terbebas dari dampak penyesatan informasi hoax.
Kebutuhan akan kekuatan literasi publik semakin mendesak untuk menumpulkan pengaruh buruk informasi sampah yang membeidak. Dan diperlukan produktifitas para penulis .... yang tangguh untuk mematahkan gempuran narasi demagogis oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hadirnya lebih banyak karya tulis berenergi positif sangat berguna untuk meminimalisir daya rusak narasi tendensius dan profokatif.
Menulis selama ini bagi kebanyakan orang masih menjadi aktivitas yang melelahkan. Tidak jarang bahkan ada yang mengaku bahwa menulis adalah salah satu kegiatan yang menakutkan. Tetapi satu hal yang harus dicatat bahwa setiap peradaban membutuhkan tulisan. Karena itu walaupun menjadi minoritas kaum penulis sebenarnya menjadi motor dan inspirator peadaban. Satu posisi sangat mulia dalam struktur masyarakat bukan?
Dengan tulisan ilmu dapat dikembangkan. Dengan tulisan pula pengetahuan dapat diakumulasikan.
Memang masih ada beberapa faktor penting yang turut menunjang kemajuan peradaban suatu bangsa seperti : budaya riset, tingginya literasi masyarakat dan lain-lain. Namun secara umum semua diawali dengan budaya tulis yang memungkinkan terlahirkannya aneka warna karya tulisan berbobot yang turut mendongkrak budaya literasi masyarakat.
Biasakan Menulis
Baiklah, sekarang mulailah untuk menulis. Kebanyakan para pemula sudah memiliki kemampuan menulis yang cukup untuk membuat suatu karya tulis. Mengingat hampir semua telah beberapa kali menyelesaikan tugas pembuatan karya tulis baik tingkat SMA atau tingkat Perguruan tinggi. Jadi sebenarnya telah terjadi lompatan katak urutan proses mengawali menulis. Tetapi tidak jadi masalah karena yang demikian itu tinggal memperpaiki item-item dari serangkaian proses yang diketahui masih kurang.
Hal-hal yang perlu disiasati guna memperkuat stamina menulis adalah membiasakan mencatat fakta dan kejadian apapun dalam keseharian kita. Demikian pula merekam semua detail interaksi kita dengan orang dan kelompok masyarakat. Semoga dengan semua catatan harian itu akan memberikan data yang lebih dari cukup untuk mendukung tulisan yang akan dibuat. Pembiasaan ini sangat penting untuk menuju kemampuan menulis semudah bicara dan seringan bernafas.
Untuk terus meningkatkan kemampuan menulis menuju kualitas yang diharapkan bisa memanfaatkan media apa saja tak terkecuali media sosial. Usahakan setiap hari up date status dengan tulisan yang memenuhi kriteria pendahuluan-isi
Benar sekali ! paksalah diri Anda untuk tetap menulis. Ya betul, menulis tema saja dengan data yang Anda punya. Karena dengan begitu Anda sedang membangun budaya literasi masyarakat. Jika boleh saya usul tentukan waktu khusus untuk menulis, juga tempat khusus untuk menulis. Dan jika perlu milikilah seperangkat alat khusus untuk aktivitas rutin menulis setiap hari. Dengan memaksakan diri berdisiplin setiap hari menulis dalam waktu satu bulan Anda sudah mahir membuat tulisan yang layak baca.
Karya-karya bermutu Anda akan mulai dibaca banyak orang. Bahkan beberapa tulisan akan menginspirasi para pembaca. Mereka akan tercerahkan dengan kerangka pikir yang tertuang dalam tulisan Anda. Dan jika bukan isi tulisannya boleh jadi pertumbuhan cepat Anda dalam skill menulis yang akan menginspirasi pemerhati tulisan Anda. Bukan tidak mungkin melalui tulisan Anda sedikit banyak akan mempengaruhi cara pandang mereka bahkan akan mempengaruhi pula perilaku mereka.
Lahirnya Peradaban Baru
Melalui tangan penulis setiap kerangka pikir yang relatif komplit akan terekam dalam ensiklopedia peradaban. Karena setiap karya kreatif akan memiliki orisinalitasnya
Dari situlah sebenarnya pengetahuan akan terakumulasikan
Tentu semua sudah mafhum dengan perkembangan teknologi informasi yang berskala quantumic sejauh ini banyak memunculkan kejutan. Tidak jarang banjir bandag informasi menimbulkan kegaduhan yang mengganggu kenyamanan daya serap wajar memori publik. Lebih dari itu bahkan tidak jarang derasnya guyuran massif upaya disinformasi oleh sementara pihak dapat mencerabut nalar sehat sebagian kelompok masyarakat. Polarisasi tajam yang membahayakan integrasi sosial bahkan sempat terjadi akibat derasnya fitnah di dunia maya memanfaatkan tumbuhnya budaya post truth seiring dengan meluasnya media jejaring sosial.
Dibutuhkan ketahanan mental publik yang memadahi berhadapan dengan lahirnya peradaban baru di era teknologi informasi. Dan kuatnya budaya literasi masyarakat mutlak diperlukan untuk tetap menjaga nalar waras publik. Derasnya informasi media daring membutuhkan kemampuan daya filter cepat dari masyarakat untuk terbebas dari efek banjir sampah informasi. Belum lagi harus terbebas dari dampak penyesatan informasi hoax.
Kebutuhan akan kekuatan literasi publik semakin mendesak untuk menumpulkan pengaruh buruk informasi sampah yang membeidak. Dan diperlukan produktifitas para penulis .... yang tangguh untuk mematahkan gempuran narasi demagogis oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hadirnya lebih banyak karya tulis berenergi positif sangat berguna untuk meminimalisir daya rusak narasi tendensius dan profokatif.
Para literati semakin penting posisinya di tengah era penuh kejutan guna tetap menjamin evolusi peradaban berjalan pada track yang semestinya. Karena hadirnya teknologi informasi dalam kerangka era industri 4.0 sebenarnya hingga saat ini baru sebatas menjadi interuptor bagi jalannya peradaban. Namun diyakini pada waktu yang tidak akan lama teknologi informasi akan menjadi landasan penting infrastruktur peradaban. Singkat kata pada era itu hampir semua aktivitas manusia akan dilakukan serba online. Bahkan menyembah Tuhan pun barangkali dengan cara online.
Karena itu sebelum semua kerangka budaya di era tersebut terbentuk dalam kemapanannya diperlukan kerja keras dan cepat kaum literati untuk membangun lanskap moral dan intelektual yang kukuh. Semua aspek kehidupan semestinya masing-masing harus sudah memiliki skema yang aman dan kompatibel dengan mekanisme zaman serba terhubung. Sebagai satu contoh kasus kita bahkan sampai saat ini belum ada kerangka final tentang model pendidikan anak di era teknolobi informasi di mana beberapa perangkat teknologi era informasi sudah cukup lama diakrabi oleh anak-anak. Bahkan gambaran lebih parah adalah perbedaan sikap para pendidik juga belum satu kata dalam mulai usia berapa anak-anak diperbolehkan menggunakan smartphone. Sementara di pihak lain para orang tua zaman sekarang seakan tidak berdaya menghadapi penetrasi pemaian perangkat teknologi murah meriah smartphone yang sudah lama terlanjur di tangan anak-anak lengkap dengan dampak buruknya. Jika gambarannya seperti itu akankah penduduk dunia satu generasi mendatang akan mendapati madharat besar diatas puing-puing peradaban??
Menurut hemat saya, jawaban pertanyaan di atas ada pada kinerja maksimal para penulis sebagai pemancang tiang peradaban. Pada kasta tertinggi kaum literati harus tetap berperan sebagai pemandu arah peradaban baru. Pada kasta menengah dan bawah kaum penulis memperluas budaya literasi bagi masyarakat luas di seluruh dunia. Sehingga kecerdasan sikap masyarakat di semua penjuru dunia relatif siap dengan kabiasaan baru sejalan dengan hadirnya peradaban baru tersebut..
Karena itu sebelum semua kerangka budaya di era tersebut terbentuk dalam kemapanannya diperlukan kerja keras dan cepat kaum literati untuk membangun lanskap moral dan intelektual yang kukuh. Semua aspek kehidupan semestinya masing-masing harus sudah memiliki skema yang aman dan kompatibel dengan mekanisme zaman serba terhubung. Sebagai satu contoh kasus kita bahkan sampai saat ini belum ada kerangka final tentang model pendidikan anak di era teknolobi informasi di mana beberapa perangkat teknologi era informasi sudah cukup lama diakrabi oleh anak-anak. Bahkan gambaran lebih parah adalah perbedaan sikap para pendidik juga belum satu kata dalam mulai usia berapa anak-anak diperbolehkan menggunakan smartphone. Sementara di pihak lain para orang tua zaman sekarang seakan tidak berdaya menghadapi penetrasi pemaian perangkat teknologi murah meriah smartphone yang sudah lama terlanjur di tangan anak-anak lengkap dengan dampak buruknya. Jika gambarannya seperti itu akankah penduduk dunia satu generasi mendatang akan mendapati madharat besar diatas puing-puing peradaban??
Menurut hemat saya, jawaban pertanyaan di atas ada pada kinerja maksimal para penulis sebagai pemancang tiang peradaban. Pada kasta tertinggi kaum literati harus tetap berperan sebagai pemandu arah peradaban baru. Pada kasta menengah dan bawah kaum penulis memperluas budaya literasi bagi masyarakat luas di seluruh dunia. Sehingga kecerdasan sikap masyarakat di semua penjuru dunia relatif siap dengan kabiasaan baru sejalan dengan hadirnya peradaban baru tersebut..