FLEXING, QORUN PUN MELAKUKANNYA
Belakang istilah flexing naik daun. Flexing adalah perilaku pamer kekayaan di media sosial. Dari sekadar pamer barang-barang branded hingga mobil-mobil sport dan rumah mewah berharga milyaran rupiah.
Munculnya istilah crazy rich tak lepas dari fenomena film box office “Crazy Rich Asians” yang memamerkan gaya hidup hedon yang kemudian “menginspirasi” anak muda di dunia untuk punya hal serupa.
Selain crazy rich juga muncul istilah anak “sultan” untuk menegaskan yang bersangkutan tajir melintir.
“Tujuan seseorang melakukan flexing bisa bermacam-macam. Seperti untuk kepentingan endorsement, menunjukkan kredibilitas atas suatu kemampuan, bahkan mendapatkan pasangan yang kaya,” jelas pakar pemasaran Rhenald Kasali.
Kalau benar-benar kaya, barangkali masih “tak apa”. Awalnya pun hanya muncul segelintir nama. Yang paling populer di antaranya crazy rich Surabaya, yang mengundang seorang chef ternama hanya untuk memasakkan semangkuk mie instan di rumahnya.
Secepat kilat gaya hidup hedon ini membius siapa saja. Anak-anak muda tetiba punya mimpi yang sama, pamer kekayaan, sekalipun mereka bukan anak “sultan”.
Akibatnya adalah apa yang terjadi baru-baru ini dengan maraknya kasus penipuan dan pencucian uang dalam kasus investasi illegal yang diduga banyak dilakukan orang-orang yang melabeli dirinya sebagai crazy rich.
“Mereka yang kerap dijuluki crazy rich ini patut diduga melakukan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari investasi bodong dengan skema ponzi,” ujar Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dalam keterangan resmi (6/3).
Sejatinya flexing bukan hal baru. 1300 tahun sebelum Masehi fenomena itu sudah ada dengan diwakili sosok crazy rich bernama Qorun.
Begitu masyhur namanya hingga tersebut sebanyak empat kali dalam Alqur’an. Satu kali dalam QS Al Mu'min dan QS Al-'Ankabut, dua kali dalam QS Al Qashas.
Dikisahkan ia adalah sepupu Nabi Musa yang sangat kaya raya. Sebagaimana flexing zaman now, ia pun suka memamerkan kekayaannya. Bukan di sosial media tentu saja, namun di dunia nyata.
Disebutkan ia sering mengarak kunci-kunci gudang hartanya yang penuh dengan emas dan perak. Tak tanggung-tanggung, perlu 70 orang untuk mengangkat kunci-kuncinya saja.
Kalau belum lama viral perkataan seorang crazy rich, “Tak apa pamer harta, yang penting tidak merendahkan orang lain.”
Sesungguhnya itu adalah perkataan kesombongan Qorun yang diabadikan dalam Alqur’an, “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.'' [QS Al Qashas: 78].
Allah meng-azab kesombongannya dengan menenggelamkan seluruh hartanya. Begitu banyak hartanya hingga kita mengenal istilah harta karun untuk merujuk temuan benda berharga di dalam perut bumi.
''Dan sesungguhnya Musa telah datang kepada mereka (Qarun, Fir'aun, dan Haman) dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di muka bumi, maka tidaklah mereka luput dari kehancuran.'' [QS Al Ankabut: 39].
Flexing bukan sekadar gaya-gayaan atau seru-seruan sehingga kita boleh abai. Kisah Qorun mengajarkan tentang bahaya kufur, cinta dunia, dan sombong.
Pamer harta yang mereka lakukan, apalagi dari hasil menipu, bukan tak mungkin akan mengundang datangnya azab berikutnya.
Belakang istilah flexing naik daun. Flexing adalah perilaku pamer kekayaan di media sosial. Dari sekadar pamer barang-barang branded hingga mobil-mobil sport dan rumah mewah berharga milyaran rupiah.
Munculnya istilah crazy rich tak lepas dari fenomena film box office “Crazy Rich Asians” yang memamerkan gaya hidup hedon yang kemudian “menginspirasi”
Selain crazy rich juga muncul istilah anak “sultan” untuk menegaskan yang bersangkutan tajir melintir.
“Tujuan seseorang melakukan flexing bisa bermacam-macam.
Kalau benar-benar kaya, barangkali masih “tak apa”. Awalnya pun hanya muncul segelintir nama. Yang paling populer di antaranya crazy rich Surabaya, yang mengundang seorang chef ternama hanya untuk memasakkan semangkuk mie instan di rumahnya.
Secepat kilat gaya hidup hedon ini membius siapa saja. Anak-anak muda tetiba punya mimpi yang sama, pamer kekayaan, sekalipun mereka bukan anak “sultan”.
Akibatnya adalah apa yang terjadi baru-baru ini dengan maraknya kasus penipuan dan pencucian uang dalam kasus investasi illegal yang diduga banyak dilakukan orang-orang yang melabeli dirinya sebagai crazy rich.
“Mereka yang kerap dijuluki crazy rich ini patut diduga melakukan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari investasi bodong dengan skema ponzi,” ujar Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dalam keterangan resmi (6/3).
Sejatinya flexing bukan hal baru. 1300 tahun sebelum Masehi fenomena itu sudah ada dengan diwakili sosok crazy rich bernama Qorun.
Begitu masyhur namanya hingga tersebut sebanyak empat kali dalam Alqur’an. Satu kali dalam QS Al Mu'min dan QS Al-'Ankabut, dua kali dalam QS Al Qashas.
Dikisahkan ia adalah sepupu Nabi Musa yang sangat kaya raya. Sebagaimana flexing zaman now, ia pun suka memamerkan kekayaannya. Bukan di sosial media tentu saja, namun di dunia nyata.
Disebutkan ia sering mengarak kunci-kunci gudang hartanya yang penuh dengan emas dan perak. Tak tanggung-tanggu
Kalau belum lama viral perkataan seorang crazy rich, “Tak apa pamer harta, yang penting tidak merendahkan orang lain.”
Sesungguhnya itu adalah perkataan kesombongan Qorun yang diabadikan dalam Alqur’an, “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.'' [QS Al Qashas: 78].
Allah meng-azab kesombongannya dengan menenggelamkan seluruh hartanya. Begitu banyak hartanya hingga kita mengenal istilah harta karun untuk merujuk temuan benda berharga di dalam perut bumi.
''Dan sesungguhnya Musa telah datang kepada mereka (Qarun, Fir'aun, dan Haman) dengan membawa keterangan-kete
Flexing bukan sekadar gaya-gayaan atau seru-seruan sehingga kita boleh abai. Kisah Qorun mengajarkan tentang bahaya kufur, cinta dunia, dan sombong.
Pamer harta yang mereka lakukan, apalagi dari hasil menipu, bukan tak mungkin akan mengundang datangnya azab berikutnya.