DOA DAN CINTA DI LANGIT ARAFAH
Jutaan manusia tenggelam dalam doa-doa yang dideraskan. Suara isak tangis tak terbendung. Segala asa membuncah. Segala pinta disorongkan ke pintu langit.
Mereka menghiba, menyesali dosa-dosanya. Video kehidupan diputarkan. Tak ada yang terlewatkan, selain penyesalan.
Hari ini 9 Dzulhijjah langit Arafah dibuka. Segala pertaubatan diterima. Penyesalan semoga segera berganti dengan kebaikan.
Wuquf adalah momen transcendental. Setiap yang mengalaminya mempunyai kisah yang berbeda.
Di mulai sejak matahari tergelincir atau waktu Dzuhur, sampai matahari terbenam. Seluruh jamaah haji harus berada di Arafah tanpa kecuali, atau hajinya tidak sah.
Sehat, sakit, bahkan yang menjelang ajal pun semua akan dibawa ke Arafah meski hanya sekejap.
Tempat ini sangat istimewa. Di sinilah Adam dan Hawa kembali diperjumpakan setelah terpisah sekian lama di bumi. Tepatnya di Jabal Rahmah atau bukit kasih sayang mereka saling mengenali (Arafa).
Jabal Rahmah adalah satu bukit setinggi 70 meter, yang berada di tengah padang Arafah. Saat ini, di puncak bukit dibangun sebuah tugu batu setinggi 8 m dengan lebar 1,8 m untuk menandainya.
Beberapa peristiwa bersejarah yang tercatat dalam Alqur'an ber-setting di tempat ini. Selain perjumpaan kembali Nabi Adam dan Hawa, juga kisah keluarga Ibrahim.
Karena cintanya pada Allah, keluarga ini ikhlas menjalani suratan takdir yang luar biasa. Terpisah jarak ribuan mil selama bertahun-tahun.
Sang Kekasih Allah membuktikan cintanya yang tanpa tapi. Ia tinggalkan istri dan anak yang sudah bertahun dinanti di padang tandus, sunyi tak berpenghuni.
Ibunda Hajar pun membuktikan, cintanya pada Allah lebih besar dari segalanya. Ketabahan, kekuatan dan ikhtiarnya diabadikan dalam ritual Sa’i. Ia mendapat kehormatan untuk dimakamkan di Hijir Ismail, salah satu tempat paling mulia di muka bumi.
Ismail adalah anak yang sabar. Tumbuh besar tanpa pendampingan ayah tak membuatnya kehilangan hormat.
Disambutnya perintah menyembelih dirinya dengan kata-kata yang diabadikan dalam QS. As-Saffat: 102, “…Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Di tempat ini pula Allah menggenapkan cintanya pada manusia mulia Rasulullah SAW dengan turunnya QS Al Maidah: 3, “… Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu….”
Kalau ada hari yang bisa dirayakan sebagai hari cinta, maka hari inilah tepatnya. 9 Dzulhijjah, mari kita untai doa sepenuh cinta.
Jutaan manusia tenggelam dalam doa-doa yang dideraskan. Suara isak tangis tak terbendung. Segala asa membuncah. Segala pinta disorongkan ke pintu langit.
Mereka menghiba, menyesali dosa-dosanya. Video kehidupan diputarkan. Tak ada yang terlewatkan, selain penyesalan.
Hari ini 9 Dzulhijjah langit Arafah dibuka. Segala pertaubatan diterima. Penyesalan semoga segera berganti dengan kebaikan.
Wuquf adalah momen transcendental.
Di mulai sejak matahari tergelincir atau waktu Dzuhur, sampai matahari terbenam. Seluruh jamaah haji harus berada di Arafah tanpa kecuali, atau hajinya tidak sah.
Sehat, sakit, bahkan yang menjelang ajal pun semua akan dibawa ke Arafah meski hanya sekejap.
Tempat ini sangat istimewa. Di sinilah Adam dan Hawa kembali diperjumpakan setelah terpisah sekian lama di bumi. Tepatnya di Jabal Rahmah atau bukit kasih sayang mereka saling mengenali (Arafa).
Jabal Rahmah adalah satu bukit setinggi 70 meter, yang berada di tengah padang Arafah. Saat ini, di puncak bukit dibangun sebuah tugu batu setinggi 8 m dengan lebar 1,8 m untuk menandainya.
Beberapa peristiwa bersejarah yang tercatat dalam Alqur'an ber-setting di tempat ini. Selain perjumpaan kembali Nabi Adam dan Hawa, juga kisah keluarga Ibrahim.
Karena cintanya pada Allah, keluarga ini ikhlas menjalani suratan takdir yang luar biasa. Terpisah jarak ribuan mil selama bertahun-tahun.
Sang Kekasih Allah membuktikan cintanya yang tanpa tapi. Ia tinggalkan istri dan anak yang sudah bertahun dinanti di padang tandus, sunyi tak berpenghuni.
Ibunda Hajar pun membuktikan, cintanya pada Allah lebih besar dari segalanya. Ketabahan, kekuatan dan ikhtiarnya diabadikan dalam ritual Sa’i. Ia mendapat kehormatan untuk dimakamkan di Hijir Ismail, salah satu tempat paling mulia di muka bumi.
Ismail adalah anak yang sabar. Tumbuh besar tanpa pendampingan ayah tak membuatnya kehilangan hormat.
Disambutnya perintah menyembelih dirinya dengan kata-kata yang diabadikan dalam QS. As-Saffat: 102, “…Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Di tempat ini pula Allah menggenapkan cintanya pada manusia mulia Rasulullah SAW dengan turunnya QS Al Maidah: 3, “… Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu….”
Kalau ada hari yang bisa dirayakan sebagai hari cinta, maka hari inilah tepatnya. 9 Dzulhijjah, mari kita untai doa sepenuh cinta.