Momen Jepang menjajah Indonesia bertepatan dengan masa Perang Dunia II. Perang ini melibatkan dua aliansi besar, yaitu Blok Axis atau Poros yang terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang, serta Blok Sekutu yang mencakup Uni Soviet, Inggris, Perancis, Tiongkok, Belanda, Polandia, dan banyak negara lainnya.
Dalam hal ini, Belanda dan Jepang berada pada dua aliansi yang berbeda. Perang Dunia II ini yang juga menjadi salah satu pemicu terjadinya pendudukan Jepang yang terjadi selama 3,5 tahun di wilayah Hindia Belanda.
Namun, sebenarnya apa alasan Jepang datang ke Indonesia? Berikut penjelasannya yang dirangkum dari arsip detikEdu.
Sejarah Awal Mula Jepang Masuk ke Indonesia
Niat Jepang untuk menjajah wilayah Hindia Belanda diawali dengan serangan secara mendadak terhadap pangkalan angkatan laut Amerika Serikat, Pearl Harbour di Hawaii pada 7 Desember 1941. Serangan ini menjadi bagian dari upaya Jepang untuk menunjukkan kedigdayaan dan membangun kekuasaan di wilayah Asia.
Pada saat itu, Amerika Serikat dinilai sebagai ancaman yang dapat mengganggu Jepang dalam melakukan ekspansi ke negara Asia. Maka dari itu, Jepang menyerangnya.
Setelah serangan Pearl Harbour, Jepang melakukan penyerbuan ke hampir seluruh wilayah Asia, termasuk Hindia Belanda. Penyerbuan ini dimulai pada 16 Desember 1941, dari wilayah Miri di Kalimantan Utara, ke wilayah Serawak, hingga wilayah Pontianak.
Kemudian pada 11 Januari 1942, Jepang berhasil menaklukkan wilayah Tarakan, Kalimantan Timur, sebagaimana dikutip dari Ensiklopedia Sejarah Indonesia Kemendikbud.
Keberhasilan Jepang menaklukkan wilayah Hindia Belanda dengan singkat membuat pihak Belanda kalang kabut. Akibatnya, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, A.W.L Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer, menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Jepang melalui perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942.
Tujuan Jepang Menjajah Indonesia
Setidaknya, ada tiga tujuan utama mengapa Jepang menjajah Indonesia, yakni:
1. Menguasai Bahan Mentah dan Bahan Bakar
Jepang ingin menguasai sumber daya di Indonesia untuk kepentingan industri dan militer. Sebab, situasi Perang Dunia II membuat Jepang harus melakukan ekspansi ke berbagai penjuru Asia untuk kepentingan perang.
Dalam hal ini, wilayah yang kini disebut Indonesia tersebut dilirik oleh Jepang karena memiliki sumber kekayaan melimpah, sehingga mereka melakukan eksploitasi bahan mentah dan bahan bakar.
Bahkan, alasan Jepang mendaratkan serangannya ke wilayah Tarakan adalah karena kekayaan sumber daya alamnya, khususnya minyak bumi. Pada saat itu, Jepang membutuhkan jumlah minyak yang sangat besar untuk keperluan Perang Pasifik.
2. Hindia Belanda Dilirik untuk Dijadikan Tempat Pemasaran
Setelah hasil bumi dikeruk, Jepang juga melihat tempat Hindia Belanda yang strategis. Ini yang membuat Jepang menjadikan Indonesia sebagai tempat pemasaran hasil industri mereka.
Produk-produk yang dijual Jepang meliputi pakaian, sepatu, sabun, rokok, makanan kaleng, mesin dan masih banyak lagi.
Meski begitu, tujuan Jepang ini akhirnya tidak tercapai karena situasi perang yang membuat kondisi ekonomi masyarakat Hindia Belanda menurun drastis. Selain itu, harga produk Jepang yang relatif lebih mahal membuat produk-produk tersebut kurang diminati.
3. Orang-orang Hindia Belanda Dijadikan Buruh untuk Kepentingan Melawan Sekutu
Belum puas dengan mengeruk dan memasarkan industri mereka, Jepang pun akhirnya menjadikan Hindia Belanda sebagai tempat untuk mendapatkan tenaga buruh untuk melawan sekutu.
Dalam rangka memenangkan perang, Jepang juga melakukan eksploitasi tenaga buruh. Pada saat itu, Jepang menjalankan propaganda Gerakan 3A, yakni Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia, dan Nippon Cahaya Asia. Propaganda ini bertujuan untuk menarik simpati rakyat Hindia Belanda untuk membantu Jepang sebagai sesama bangsa Asia.
Untuk meyakinkan rakyat pribumi, Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun, hal itu bisa tercapai jika Jepang mendapatkan dukungan berupa tenaga buruh dan prajurit dalam melawan sekutu.
Sebagai penunjang misi mereka, Jepang juga mendirikan organisasi Pembela Tanah Air (PETA) untuk menghimpun prajurit pribumi dengan memberikan pelatihan militer. Pembentukan PETA didasari dari oleh kondisi pasukan Jepang yang semakin berkurang selama Perang Pasifik.
Pada akhirnya semua misi Jepang di tanah berhasil diakhiri berkat perjuangan rakyat dan para pejuang. Setelah 3,5 tahun menjajah wilayah Hindia Belanda, Jepang harus menyerah kepada sekutu pada 14 Agustus 1945. Tiga hari kemudian atau pada 17 Agustus 1945, setelah melewati perjuangan panjang, akhirnya Indonesia merdeka dari penjajahan.
Artikel ini telah tayang di detikEdu
2. Hindia Belanda Dilirik untuk Dijadikan Tempat Pemasaran
Setelah hasil bumi dikeruk, Jepang juga melihat tempat Hindia Belanda yang strategis. Ini yang membuat Jepang menjadikan Indonesia sebagai tempat pemasaran hasil industri mereka.
Produk-produk yang dijual Jepang meliputi pakaian, sepatu, sabun, rokok, makanan kaleng, mesin dan masih banyak lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, tujuan Jepang ini akhirnya tidak tercapai karena situasi perang yang membuat kondisi ekonomi masyarakat Hindia Belanda menurun drastis. Selain itu, harga produk Jepang yang relatif lebih mahal membuat produk-produk tersebut kurang diminati.
3. Orang-orang Hindia Belanda Dijadikan Buruh untuk Kepentingan Melawan Sekutu
Belum puas dengan mengeruk dan memasarkan industri mereka, Jepang pun akhirnya menjadikan Hindia Belanda sebagai tempat untuk mendapatkan tenaga buruh untuk melawan sekutu.
Dalam rangka memenangkan perang, Jepang juga melakukan eksploitasi tenaga buruh. Pada saat itu, Jepang menjalankan propaganda Gerakan 3A, yakni Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia, dan Nippon Cahaya Asia. Propaganda ini bertujuan untuk menarik simpati rakyat Hindia Belanda untuk membantu Jepang sebagai sesama bangsa Asia.
Untuk meyakinkan rakyat pribumi, Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun, hal itu bisa tercapai jika Jepang mendapatkan dukungan berupa tenaga buruh dan prajurit dalam melawan sekutu.
Sebagai penunjang misi mereka, Jepang juga mendirikan organisasi Pembela Tanah Air (PETA) untuk menghimpun prajurit pribumi dengan memberikan pelatihan militer. Pembentukan PETA didasari dari oleh kondisi pasukan Jepang yang semakin berkurang selama Perang Pasifik.
Pada akhirnya semua misi Jepang di tanah berhasil diakhiri berkat perjuangan rakyat dan para pejuang. Setelah 3,5 tahun menjajah wilayah Hindia Belanda, Jepang harus menyerah kepada sekutu pada 14 Agustus 1945. Tiga hari kemudian atau pada 17 Agustus 1945, setelah melewati perjuangan panjang, akhirnya Indonesia merdeka dari penjajahan.
Dalam kurun 1942 hingga 1945 Indonesia pernah dijajah Jepang. Itu terjadi setelah Belanda menyerah kepada sekutu.
Momen Jepang menjajah Indonesia bertepatan dengan masa Perang Dunia II. Perang ini melibatkan dua aliansi besar, yaitu Blok Axis atau Poros yang terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang, serta Blok Sekutu yang mencakup Uni Soviet, Inggris, Perancis, Tiongkok, Belanda, Polandia, dan banyak negara lainnya.
Dalam hal ini, Belanda dan Jepang berada pada dua aliansi yang berbeda. Perang Dunia II ini yang juga menjadi salah satu pemicu terjadinya pendudukan Jepang yang terjadi selama 3,5 tahun di wilayah Hindia Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sebenarnya apa alasan Jepang datang ke Indonesia? Berikut penjelasannya yang dirangkum dari arsip detikEdu.
Sejarah Awal Mula Jepang Masuk ke Indonesia
Niat Jepang untuk menjajah wilayah Hindia Belanda diawali dengan serangan secara mendadak terhadap pangkalan angkatan laut Amerika Serikat, Pearl Harbour di Hawaii pada 7 Desember 1941. Serangan ini menjadi bagian dari upaya Jepang untuk menunjukkan kedigdayaan dan membangun kekuasaan di wilayah Asia.
Pada saat itu, Amerika Serikat dinilai sebagai ancaman yang dapat mengganggu Jepang dalam melakukan ekspansi ke negara Asia. Maka dari itu, Jepang menyerangnya.
Setelah serangan Pearl Harbour, Jepang melakukan penyerbuan ke hampir seluruh wilayah Asia, termasuk Hindia Belanda. Penyerbuan ini dimulai pada 16 Desember 1941, dari wilayah Miri di Kalimantan Utara, ke wilayah Serawak, hingga wilayah Pontianak.
Kemudian pada 11 Januari 1942, Jepang berhasil menaklukkan wilayah Tarakan, Kalimantan Timur, sebagaimana dikutip dari Ensiklopedia Sejarah Indonesia Kemendikbud.
Keberhasilan Jepang menaklukkan wilayah Hindia Belanda dengan singkat membuat pihak Belanda kalang kabut. Akibatnya, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, A.W.L Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer, menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Jepang melalui perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942.
Tujuan Jepang Menjajah Indonesia
Setidaknya, ada tiga tujuan utama mengapa Jepang menjajah Indonesia, yakni:
1. Menguasai Bahan Mentah dan Bahan Bakar
Jepang ingin menguasai sumber daya di Indonesia untuk kepentingan industri dan militer. Sebab, situasi Perang Dunia II membuat Jepang harus melakukan ekspansi ke berbagai penjuru Asia untuk kepentingan perang.
Dalam hal ini, wilayah yang kini disebut Indonesia tersebut dilirik oleh Jepang karena memiliki sumber kekayaan melimpah, sehingga mereka melakukan eksploitasi bahan mentah dan bahan bakar.
Bahkan, alasan Jepang mendaratkan serangannya ke wilayah Tarakan adalah karena kekayaan sumber daya alamnya, khususnya minyak bumi. Pada saat itu, Jepang membutuhkan jumlah minyak yang sangat besar untuk keperluan Perang Pasifik.
2. Hindia Belanda Dilirik untuk Dijadikan Tempat Pemasaran
Setelah hasil bumi dikeruk, Jepang juga melihat tempat Hindia Belanda yang strategis. Ini yang membuat Jepang menjadikan Indonesia sebagai tempat pemasaran hasil industri mereka.
Produk-produk yang dijual Jepang meliputi pakaian, sepatu, sabun, rokok, makanan kaleng, mesin dan masih banyak lagi.
Meski begitu, tujuan Jepang ini akhirnya tidak tercapai karena situasi perang yang membuat kondisi ekonomi masyarakat Hindia Belanda menurun drastis. Selain itu, harga produk Jepang yang relatif lebih mahal membuat produk-produk tersebut kurang diminati.
3. Orang-orang Hindia Belanda Dijadikan Buruh untuk Kepentingan Melawan Sekutu
Belum puas dengan mengeruk dan memasarkan industri mereka, Jepang pun akhirnya menjadikan Hindia Belanda sebagai tempat untuk mendapatkan tenaga buruh untuk melawan sekutu.
Dalam rangka memenangkan perang, Jepang juga melakukan eksploitasi tenaga buruh. Pada saat itu, Jepang menjalankan propaganda Gerakan 3A, yakni Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia, dan Nippon Cahaya Asia. Propaganda ini bertujuan untuk menarik simpati rakyat Hindia Belanda untuk membantu Jepang sebagai sesama bangsa Asia.
Untuk meyakinkan rakyat pribumi, Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun, hal itu bisa tercapai jika Jepang mendapatkan dukungan berupa tenaga buruh dan prajurit dalam melawan sekutu.
Sebagai penunjang misi mereka, Jepang juga mendirikan organisasi Pembela Tanah Air (PETA) untuk menghimpun prajurit pribumi dengan memberikan pelatihan militer. Pembentukan PETA didasari dari oleh kondisi pasukan Jepang yang semakin berkurang selama Perang Pasifik.
Pada akhirnya semua misi Jepang di tanah berhasil diakhiri berkat perjuangan rakyat dan para pejuang. Setelah 3,5 tahun menjajah wilayah Hindia Belanda, Jepang harus menyerah kepada sekutu pada 14 Agustus 1945. Tiga hari kemudian atau pada 17 Agustus 1945, setelah melewati perjuangan panjang, akhirnya Indonesia merdeka dari penjajahan.