Perang Aneh! Korut & Kim Jong-un Paketin Balon Udara Isi Tinja ke Korsel

Perang Aneh! Korut & Kim Jong-un Paketin Balon Udara Isi Tinja ke Korsel

Perang Aneh! Korea Utara & Kim Jong-un Paketin Balon Udara Isi Tinja & Sampah ke Warga Korea Selatan
- Secara teknis, perang saudara antara Korea Utara dan Korea Selatan belum selesai.

Meski begitu perdamaian antara dua negara di semenanjung Korea itu masih terjaga, meski ada sedikit konflik yang terjadi.
Seperti yang terjadi kali ini di mana Korea Utara membalas perlakuan dari Korea Selatan di mana ada bom balon udara berisi tinja dan sampah.
Yap, negara Kim Jong-un itu memilih untuk membalas kiriman selebaran dengan kotoran manusia.

DIlansir dari akun X DD Geopolitics, lapor World of Buzz pada Kamis, (31/5/2024), menyebutkan bahwa Korea Utara mengirimkan ratusan balon berisi kantong plastik berisi sampah dan kotoran mansia ke Korea Selatan.

Hal ini dilakukan Korea Utara sebagai balasan terhadap aktivis Korea Selatan yang mengirimkan 20 balon yang membawa selebaran pro-demokrasi.
Termasuk dalam selebaran tersebut berisi kecaman kepada Presiden Korea Utara Kim Jong-un.
Dalam laporannya, DD Geopolitics menuliskan:

“Korea Utara telah meluncurkan ratusan balon berisi sampah melintasi perbatasan, lapor militer Seoul pada hari Rabu."
"Tindakan ini menyusul peringatan mengenai tindakan pembalasan dan tanggapan terhadap selebaran anti-Pyongyang yang dikirim oleh aktivis Korea Selatan.”
Selebaran anti-Korea Utara yang dikirim oleh aktivis Korea Selatan. (Twitter/X @AT_Xman)

Akun tersebut juga memperlihatkan balon yang dikirim dari Korea Utara mendarat di berbagai lokasi di sekitar Korea Selatan.
Beberapa balon bahkan sempat meletus sehingga menyebabkan kantong plastik berisi sampah dan kotoran manusia berserakan di tanah di Korea Selatan.
Dalam laporan X Global Press, para analis pertahanan Korea Selatan telah memperingatkan masyarakatnya untuk menjauhi balon-balon tersebut.
Karena balon-balon tersebut mungkin juga mengandung patogen biologis yang berbahaya.
Serangan balasan dalam bentuk balon udara berisi sampah dan kotoran manusia Korea Utara terhadap kiriman propaganda anti Kim Jong-un di Korea Selatan. (Twitter/X)

Sejarah perang Semenanjung Korea: Korea Utara vs Korea Selatan

Dilansir dari Kompas.com, perang Korea antara Republik Demokratik Korea (Korea Utara) dan Republik Korea (Korea Selatan) meletus pada 25 Juni 1950.
Perang dimulai ketika sebanyak 75.000 pasukan dari Korea Utara dikerahkan untuk menginvasi Korea Selatan.
Segera setelah itu, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutunya menyatakan dukungannya kepada Korea Selatan.
Di pihak Korea Utara, ada kubu komunis, Uni Soviet dan China, yang terlibat.
Perang Korea berakhir pada 27 Juli 1953, ketika perjanjian gencatan senjata mulai diberlakukan.
Kendati demikian, konflik Korea Utara dan Korea Selatan belum dituntaskan hingga ini karena perundingan damai yang diupayakan selalu berujung pada kebuntuan.

Kapan Perang Korea selesai?
Salah satu penyebab Perang Korea adalah perbedaan ideologi di antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Ketika Jepang kalah dalam Perang Dunia II (1939-1945), wilayah Semenanjung Korea pecah menjadi dua bagian, yang dibatasi oleh garis pemisah 38 atau saat ini dikenal sebagai zona demiliterisasi Korea (DMZ).
Dua negara adidaya saat itu, AS dan Uni Soviet, menguasai wilayah yang telah dipecah. AS, yang menduduki bagian selatan, membantu mendirikan pemerintahan militer di selatan, sedangkan Uni Soviet mendirikan pemerintahan komunis di utara.
Pembagian mengakibatkan bentrokan di perbatasan terus membara sejak 1948.
Terlebih, hubungan AS dan Uni Soviet yang memanas setelah memasuki Perang Dingin (1947-1991) akibat persaingan ideologi, mengakibatkan situasi di Korea semakin tidak stabil.
Satu tahun setelah Perang Korea meletus, dua kubu mengupayakan perundingan untuk menghentikan pertempuran.

Perundingan berjalan sangat alot karena kedua belah pihak saling tidak menghormati gagasan satu sama lain, dan saling menuduh.
Perang Korea semakin memanas dan melibatkan jutaan pasukan dari kedua kubu.

Intervensi yang dilakukan AS dan Uni Soviet mengakibatkan jumlah korban semakin besar.
Adu senjata baru berhenti dengan Perjanjian Gencatan Senjata Korea pada 27 Juli 1953, ketika Perang Korea diperkirakan telah merenggut 2-4 juta nyawa, yang sebagian besar merupakan warga sipil.
Tidak ada negara yang menang ataupun kalah dalam Perang Korea.
Perjanjian gencatan senjata seyogyanya diikuti dengan perjanjian damai, yang secara efektif menuntaskan konflik di antara pihak yang berperang.
Hingga kini, atau tujuh dekade setelah Perang Korea berakhir, Perjanjian Gencatan Senjata Korea tidak pernah ditutup dengan perjanjian damai.
Dengan kata lain, meski Korea Utara dan Korea Selatan tidak lagi beradu senjata di medan perang, konflik dua negara hanya sebatas dibekukan dengan Perjanjian Gencatan Senjata Korea.
Pada Desember 2021, Korea Utara dan Selatan, AS, dan China setuju untuk mengumumkan penghentian perang.
(*)

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama