GARA-GARA UANG SATU DINAR UNTUK MAULID NABI ﷺ
Sayyidina Abdullah bin Isa al-Anshori bercerita, "Salah satu dari tetanggaku terdapat seorang wanita shalihah dan punya anak laki-laki yang shalih. Wanita itu hidup dalam garis kemiskinan, dia hanya memiliki satu dinar hasil dari penjualan tenunannya, kemudian wanita itu meninggal dunia. Anaknya yang shalih itu berkata,
هذا من ثمن غزل أمى والله لأصرفه إلا في أمر الأخرة
"Dinar ini hasil dari tenunan ibuku, demi Allah tidak akan aku gunakan uang ini kecuali untuk perkara akhirat."
Suatu hari pemuda itu keluar untuk suatu keperluan. Di jalan bertemu dengan orang-orang tengah membaca al-Qur'an dan melakukan perayaan Maulid Nabi ﷺ di bulan Rabi'ul Awal, kemudian dia duduk bersama mereka mendengarkan bacaan-bacaan yang dilantunkan dalam majelis tersebut.
Selesai dari acara itu, dia pulang. Dan di malam harinya dia tidur kemudian bermimpi, seakan-akan Kiamat telah tiba, dan seakan-akan ada suara yang memanggil,
أين فلان بن فلان يذكر جماعة؟
"Mana yang namanya Fulan bin Fulan yang pernah berdzikir secara jamaatan..?"
Kemudian mereka diberi kenikmatan masuk ke dalam surga, dan pemuda itu ikut bersama mereka. Dan suara yang memanggil tadi berkata lagi,
إن الله جعل لكل منكم قصرا في الجنة
"Sesungguhnya Allah ﷻ menjadikan untuk masing-masing dari kalian sebuah istana di surga."
Anak itu masuk ke dalam istana tersebut, dia tidak pernah melihat istana semegah itu, di dalamnya terdapat banyak Bidadari, dan di setiap pintunya ada seorang pelayan. Sedangkan istana-istana yang lain lebih bagus dibanding istana yang dimasuki pemuda tadi, lalu dia hendak memasuki istana yang lebih bagus itu, tapi penjaganya bilang,
ليس هذا لك وإنما هو للذى عمل مولد النبي ﷺ.
"Ini bukan bagianmu, tapi ini untuk orang yang merayakan Maulid Nabi ﷺ."
Setelah keesokan harinya, pemuda itu membelanjakan uang dinar milik ibunya tadi untuk kepentingan Maulid Nabi ﷺ karena senang dengan mimpinya malam itu.
Kemudian dia mengumpulkan para fakir miskin untuk berdzikir kepada Allah, membaca al-Qur'an dan membaca Maulid Nabi ﷺ, lalu kepada jamaah itu dia menceritakan perihal mimpinya malam itu, sehingga mereka semua senang mendengarnya. Dia lalu bernadzar tidak akan pernah putus melakukan perayaan Maulid Nabi ﷺ selagi dia masih hidup.
Di malam harinya dia bermimpi lagi, melihat ibunya dalam keadaan sangat baik, tengah mengenakan pakaian surga, dan juga memakai wewangian surga. Kemudian pemuda itu mencium tangan ibunya, dan ibunya mengecup kening pemuda itu dan berkata,
جزاك الله خيرا ياولدى لقد أتاني ملك وأعطانى هذه الحلل، فقال من أين لك هذه الكرامة؟ فقالت لأنك قد صنعت بالدنار الذى ورثته منى مولد سيد الأولين والأخرين وهذا جزاء من عظم نبيه وعمل مولده.
"Semoga Allah ﷻ membalasmu dengan kebaikan, wahai anakku. Telah datang malaikat kepadaku dan memberikan pakaian ini." Kemudian anaknya bertanya, "Dari mana engkau mendapatkan kemuliaan ini, bu..?" Ibunya menjawab, "Berkat dirimu yang merayakan Maulid Nabi ﷺ dengan uang dinar yang aku wariskan itu. Dan ini adalah balasan bagi orang yang mengagungkan Nabinya dan merayakan kelahirannya."
Oleh : Ustadz Shofiyullah el_Adnanya
Referensi : Fathus Shamad al-Alim Ala Maulidis Syeikh Ahmad Bin Qasim| Syeikh Muhammad Nawawi Bin Umar al-Banteni| Hal 4.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد نُوْرِكَ السَّارِي، وَمَدَدِكَ الْجَارِي، وَاجْمَعْنِيْ بِهِ فِيْ كُلِّ أطْوَارِي، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ يَا نُوْر.