China Peringatkan Bila NKRI Buat Kesalahan, Beijing Memerdekakan Satu Propinsi Di Indonesia
Menghapus Jejakmu Indonesia sebagai negara besar di Asia Tenggara harus jadi kekuatan utama ASEAN untuk melawan pengaruh China. China sedang berusaha melebarkan pengaruhnya di Asia Tenggara dan cuma Indonesia yang bisa membendungnya.
Indonesia tengah berusaha untuk itu dimana Amerika Serikat alias AS dibelakang Jakarta mendukung untuk menendang pengaruh China. AS begitu bernafsu menghajar China.
AS sudah menyiapkan kuda-kuda perangnya hampir di seluruh Asia Pasifik.
Di Filipina, Singapura, Australia dan Jepang mereka sudah menyiapkan armada tempur untuk meladeni China. Sebesar 70 persen kekuatan militer AS sekarang dipusatkan di Asia Pasifik, meninggalkan kepentingan mereka di Timur Tengah.
AS sengaja menggeser kekuatan mereka ke Asia lantaran pergerakan China tak bisa ditangkal begitu saja Perlu langkah komprehensif bagi AS untuk mengalahkan China. Salah satunya memanfaatkan sekutunya macam Jerman, Inggris hingga Australia melayarkan armadanya ke Asia Pasifik.
AS secara periodik melayarkan armadanya ke Asia Pasifik. Pelayaran ini dalam mode tempur dimana bila China mengganggu maka perang bisa saja meletus saat itu juga.
Salah satu rute pelayaran melewati selat Taiwan, daerah paling rentan gesekkan senjata antara AS dan China.
China sendiri amat berang dengan kelakuan AS yang melayarkan armada perangnya melalui selat Taiwan.
Mereka memprotes bahwa AS tengah membantu gerakan separatis Taiwan.
Saat Ketua DPR AS Nancy Pelosi berkunjung ke Taipei, perang itu hampir meletus.
China lantas mengirim berbagai alutsistanya ke pesisir dekat selat Taiwan
Mereka melakukan latihan tembakan langsung di sekitar Taiwan, memprovokasi kehadiran Pelosi di sana.
US Navy lantas diperintahkan mengerahkan gugus tempurnya yang berlokasi di belakang Taiwan, jaga-jaga bila keselamatan Pelosi terancam.
"Menjelang latihan dua minggu yang direncanakan, Kementerian Pertahanan China mengatakan pada Selasa malam bahwa mereka akan melakukan serangkaian operasi militer yang ditargetkan untuk 'menegakkan kedaulatan nasional' sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.
China melihat Taiwan sebagai bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayahnya dan akan mengambilnya kembali dengan paksa jika perlu.
Klaim China untuk menjaga seluruh Laut China Selatan juga semakin keras," lapor Al Jazeera pada 4 Agustus 2022.
Selain melakukan kunjungan ke Taiwan, AS juga mengumpulkan para sekutunya di Asia dalam latihan bertajuk Super Garuda Shield 2022.
Garuda Shield 2022 merupakan acara rutin militer Indonesia melakukan latihan tempur dengan AS.
Pada edisi 2022 latihan ini melibatkan 14 negara dimana ada Inggris, Australia hingga Jepang mengikuti Garuda Shield.
Garuda Shield dianggap China sebagai ancaman bagi mereka
"China memandang latihan yang ditingkatkan itu (Super Garuda Shield) sebagai ancaman, dan media pemerintah menuduh Amerika Serikat menciptakan aliansi Indo-Pasifik seperti NATO untuk dengan sengaja memprovokasi konflik," katanya.
AS yang mendengar China terancam malah tambah semangat melawannya. AS kemudian membentuk regu tempur mobile yang secara efektif mendukung negara mitra melawan China. Regu tempur itu terdiri dari pasukan gabungan US Army dan USMC.
Mereka dilatih spesialisasi pertahanan pesisir.
"Korps Marinir dan unit Angkatan Darat AS yang berspesialisasi dalam Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi berada di darat dan siap untuk menembak sasaran maritim," jelas Jenderal Joseph Clearfield, wakil komandan USMC Pasifik dan komandan Pasukan Marinir Armada kepada Defense News pada 4 Agustus 2022.
Hawaii jadi tempat regu ini siaga, siap berangkat ke medan tugas bila perang datang.
Di Hawaii mereka mematangkan taktik tempurnya. "Latihan itu kemudian memungkinkan pasukan mengeksplorasi bagaimana berkontribusi pada dominasi maritim termasuk menangkis serangan udara dan laut musuh," lapor Defense News
Regu tempur AS ini bahkan siap dikirim ke Natuna Indonesia untuk menghadapi China.
Mereka cuma menunggu izin dari Indonesia.
"Kekuatan yang sudah ada di darat dalam lingkungan yang permisif ketika skenario dimulai dengan permusuhan, dan mereka tetap di darat, dan mereka dengan negara-negara mitra di darat.
Melalui pasukan baru dan konsep operasi pangkalan ekspedisi lanjutannya, membayangkan kelompok-kelompok kecil Marinir yang tersebar di seluruh pulau dan garis pantai regional, termasuk di Filipina, Indonesia, Jepang, dan di mana pun negara-negara mitra bila mengizinkan.
Unit-unit kecil itu akan membawa semua yang mereka butuhkan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain sambil melakukan misi pengawasan, membangun tempat pengisian bahan bakar untuk pasukan gabungan dan meluncurkan rudal," jelas Defense News.
Klaim China untuk menjaga seluruh Laut China Selatan juga semakin keras," lapor Al Jazeera pada 4 Agustus 2022.
Selain melakukan kunjungan ke Taiwan, AS juga mengumpulkan para sekutunya di Asia dalam latihan bertajuk Super Garuda Shield 2022.
Garuda Shield 2022 merupakan acara rutin militer Indonesia melakukan latihan tempur dengan AS.
Pada edisi 2022 latihan ini melibatkan 14 negara dimana ada Inggris, Australia hingga Jepang mengikuti Garuda Shield.
Garuda Shield dianggap China sebagai ancaman bagi mereka
"China memandang latihan yang ditingkatkan itu (Super Garuda Shield) sebagai ancaman, dan media pemerintah menuduh Amerika Serikat menciptakan aliansi Indo-Pasifik seperti NATO untuk dengan sengaja memprovokasi konflik," katanya.
AS yang mendengar China terancam malah tambah semangat melawannya. AS kemudian membentuk regu tempur mobile yang secara efektif mendukung negara mitra melawan China. Regu tempur itu terdiri dari pasukan gabungan US Army dan USMC.
Mereka dilatih spesialisasi pertahanan pesisir.
"Korps Marinir dan unit Angkatan Darat AS yang berspesialisasi
Hawaii jadi tempat regu ini siaga, siap berangkat ke medan tugas bila perang datang.
Di Hawaii mereka mematangkan taktik tempurnya. "Latihan itu kemudian memungkinkan pasukan mengeksplorasi bagaimana berkontribusi pada dominasi maritim termasuk menangkis serangan udara dan laut musuh," lapor Defense News
Regu tempur AS ini bahkan siap dikirim ke Natuna Indonesia untuk menghadapi China.
Mereka cuma menunggu izin dari Indonesia.
"Kekuatan yang sudah ada di darat dalam lingkungan yang permisif ketika skenario dimulai dengan permusuhan, dan mereka tetap di darat, dan mereka dengan negara-negara mitra di darat.
Melalui pasukan baru dan konsep operasi pangkalan ekspedisi lanjutannya, membayangkan kelompok-kelomp
Unit-unit kecil itu akan membawa semua yang mereka butuhkan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain sambil melakukan misi pengawasan, membangun tempat pengisian bahan bakar untuk pasukan gabungan dan meluncurkan rudal," jelas Defense News.
Sebelum adanya hal ini, China sudah mencoba mengantisipasi pergerakan AS di Asia Pasifik.
Caranya dengan mendirikan pangkalan militer di beberapa pulau di Asia Pasifik sebagai tumpuan bila perang pecah.
"Bagi China, arah pemangku kepentingan utama saat ini terletak di Samudra Pasifik Barat, sehingga memecahkan blokade rantai pulau pertama dan membangun pangkalan maju untuk kekuatan laut dan udara adalah fokus pengerahan pasukan luar negeri China dalam jangka pendek.
Dengan hubungan dekat dengan Amerika Serikat, mendirikan pangkalan militer di Mikronesia bukanlah pilihan yang masuk akal," jelas media China sohu.com pada 2018.
Maka pilihan paling mungkin bagi China ialah mendirikan pangkalan militer di Timor Leste yang langsung menghadap ke Australia.
"Negara ini adalah Timor Timur.
Secara geografis, Timor Leste terletak di zona transisi antara Asia dan Oseania, antara Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara rantai pulau pertama dan Pasifik Barat.
Jika pangkalan militer didirikan di Timor Timur, itu dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan China untuk campur tangan di kawasan Asia-Pasifik," ujarnya.
Timor Leste diyakini China tak akan keberatan soal pendirian pangkalan militernya di sana. Sebab China lah yang mendukung kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia.
"Secara historis, China sangat mendukung gerakan kemerdekaan Timor Timur dan merupakan yang pertama mengakui kemerdekaan Timor Timur memperoleh hubungan kedua negara berkembang pesat dalam hal kerjasama politik dan ekonomi.
Selain pemeliharaan ketertiban dalam negeri oleh polisi penjaga perdamaian, kekuatan maritim Timor Lorosae yang sangat terbatas hampir seluruhnya bergantung pada peralatan China sehingga Timor Lorosae seharusnya tidak keberatan dengan pengerahan pasukan militer China. Namun, Timor Lorosae tentu harus memperhitungkan reaksi Amerika Serikat dan Australia," ungkapnya
Selain Timor Leste, pada tahun 1997 pemimpin China Deng Xiaoping ingin memerdekakan Natuna dari tangan Indonesia. "Pada awal 1990-an, ada desas-desus yang belum dikonfirmasi di Asia Tenggara: perwakilan Cina di Kepulauan Natuna memiliki kontak rahasia dengan Deng Xiaoping, seorang tokoh terkemuka di Cina daratan.
Deng mengatakan bahwa Cina akan mempertimbangkan Natuna setelah kembalinya Hong Kong pada tahun 1997.
Gosip yang belum dikonfirmasi oleh pihak China ini memang menarik perhatian pihak berwenang Indonesia.
Tak lama kemudian, sebuah penerbit China melakukan kesalahan kecil pada tahun 1993.
Peta China yang diterbitkan saat itu secara tidak sengaja mencantumkan Kepulauan Natuna sebagai wilayahnya," jelas sohu.com pada 2020. Indonesia mencium gelagat ini yang lantas membanjiri Natuna dengan pengaruh dari Jakarta. Dan akhirnya usaha China gagal memerdekakan Natuna.
Caranya dengan mendirikan pangkalan militer di beberapa pulau di Asia Pasifik sebagai tumpuan bila perang pecah.
"Bagi China, arah pemangku kepentingan utama saat ini terletak di Samudra Pasifik Barat, sehingga memecahkan blokade rantai pulau pertama dan membangun pangkalan maju untuk kekuatan laut dan udara adalah fokus pengerahan pasukan luar negeri China dalam jangka pendek.
Dengan hubungan dekat dengan Amerika Serikat, mendirikan pangkalan militer di Mikronesia bukanlah pilihan yang masuk akal," jelas media China sohu.com pada 2018.
Maka pilihan paling mungkin bagi China ialah mendirikan pangkalan militer di Timor Leste yang langsung menghadap ke Australia.
"Negara ini adalah Timor Timur.
Secara geografis, Timor Leste terletak di zona transisi antara Asia dan Oseania, antara Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara rantai pulau pertama dan Pasifik Barat.
Jika pangkalan militer didirikan di Timor Timur, itu dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan China untuk campur tangan di kawasan Asia-Pasifik," ujarnya.
Timor Leste diyakini China tak akan keberatan soal pendirian pangkalan militernya di sana. Sebab China lah yang mendukung kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia.
"Secara historis, China sangat mendukung gerakan kemerdekaan Timor Timur dan merupakan yang pertama mengakui kemerdekaan Timor Timur memperoleh hubungan kedua negara berkembang pesat dalam hal kerjasama politik dan ekonomi.
Selain pemeliharaan ketertiban dalam negeri oleh polisi penjaga perdamaian, kekuatan maritim Timor Lorosae yang sangat terbatas hampir seluruhnya bergantung pada peralatan China sehingga Timor Lorosae seharusnya tidak keberatan dengan pengerahan pasukan militer China. Namun, Timor Lorosae tentu harus memperhitungkan
Selain Timor Leste, pada tahun 1997 pemimpin China Deng Xiaoping ingin memerdekakan Natuna dari tangan Indonesia. "Pada awal 1990-an, ada desas-desus yang belum dikonfirmasi di Asia Tenggara: perwakilan Cina di Kepulauan Natuna memiliki kontak rahasia dengan Deng Xiaoping, seorang tokoh terkemuka di Cina daratan.
Deng mengatakan bahwa Cina akan mempertimbangka
Gosip yang belum dikonfirmasi oleh pihak China ini memang menarik perhatian pihak berwenang Indonesia.
Tak lama kemudian, sebuah penerbit China melakukan kesalahan kecil pada tahun 1993.
Peta China yang diterbitkan saat itu secara tidak sengaja mencantumkan Kepulauan Natuna sebagai wilayahnya," jelas sohu.com pada 2020. Indonesia mencium gelagat ini yang lantas membanjiri Natuna dengan pengaruh dari Jakarta. Dan akhirnya usaha China gagal memerdekakan Natuna.
"Pada akhir 1980-an, populasinya sekitar 15.000, dan pada saat itu orang Cina menyumbang lebih dari 80%. Untuk mengurangi keuntungan populasi orang China di pulau itu, pemerintah Indonesia telah berimigrasi dalam jumlah besar dalam beberapa tahun terakhir, dan populasinya telah meningkat menjadi 85.000 jiwa, orang China yang ingin Natuna merdeka tak lagi ada.
Menurut laporan masa lalu oleh media Singapura, orang China di kepulauan ini selalu ingin mendirikan negara merdeka. Sejarah mengatakan bahwa perwakilan orang China di pulau itu telah meminta Taiwan untuk campur tangan di masa lalu.
Setelah media Singapura melaporkan bahwa Chiang Ching-kuo meninggal dan Lee Teng-hui berkuasa, orang Cina di pulau itu mengubah harapan mereka, daratan Tiongkok, dan diterima oleh Deng Xiaoping, yang diam-diam berbicara tentang kemerdekaan dan integrasi pulau itu ke Tiongkok.
Deng mengatakan bahwa Tiongkok akan mempertimbangka
Indonesia memang berhak menggunakan segala daya upayanya untuk mempertahankan kedaulatan negara termasuk dari ancaman proxy war seperti di atas. Namun pada 19 Juni 2022 China memperingatkan jika NKRI buat kesalahan maka ada salah satu provinsi di Indonesia akan dimerdekakan oleh China layaknya kejadian di Timor Timur.
"Di satu sisi, dukungan China untuk Timor Leste telah membuat mereka sepenuhnya sadar akan kesalahan masa lalu mereka
Selain Timor Leste, pada tahun 1997 pemimpin China Deng Xiaoping ingin memerdekakan Natuna dari tangan Indonesia. Auto Jatuh Miskin, China Garong Ladang Minyak Bumi Timor Leste Hingga 100 Tahun ke Depan Xinhua
Semua orang tahu bahwa China selalu berpegang teguh pada non-intervensi dalam urusan dalam negeri negara lain di kancah internasional, dan jarang terlibat dalam perselisihan internasional.
Sebaliknya, pada hari yang sama, secara terbuka juga menyatakan dukungannya kepada Timor Timur. Terus terang, ini adalah pukulan bagi Indonesia, memperingatkan mereka bahwa jika mereka membuat kesalahan lagi, akan ada lebih dari satu Timor Timur di Indonesia berikutnya," jelas media China toutiao.com.
Coba saja jika China ingin memerdekakan salah satu wilayah NKRI maka mereka akan siap menanggung amukan militer dan segenap amarah bangsa Indonesia.*
Editor: Beryl Santoso
Sumber: Al Jazeera Defense News sohu.com
bloging, seo, ads, media, selebrities, teknologi,
Beijing
Buat Kesalahan
China
Di Indonesia
Memerdekakan
NKRI
Peringatkan
Satu Propinsi