JADILAH KEHIDUPANMU MERASA DIAWASI OLEH ALLAH SWT DISETIAP LANGKAH
Jadilah Anda seseorang yang merasa diawasi Allah dalam semua keadaan Anda. Dalam semua waktu Anda. Dalam semua gerak-gerik yang Anda lakukan. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tahu keadaan hati Anda. Dia tahu ucapan Anda. Dia tahu perbuatan Anda. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya sesuatu pun yang ada di langit maupun di bumi ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ÙˆَÙƒَانَ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙ‰ ÙƒُÙ„ِّ Ø´َÙŠْØ¡ٍ رَÙ‚ِيبًا
“Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu.” [Quran Al-Ahzab: 52]
Ketahuilah bahwa pengawasan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa atas diri kita lebih dirasakan lagi dalam tiga hal:
Pertama: Merasa diawasi Allah dalam mengerjakan ibadah. Baik ibadah ucapan maupun perbuatan.
Kita koreksi hati kita saat beramal. Apakah tujuannya berharap perjumpaan dengan Allah dan ridha-Nya? Atau malah berharap dipuji, disebut, didengar, dan tenar? Apakah yang menggerakkan kita berbuat adalah hawa nafsu ataukah kita meyakini yang menggerakkannya
Kedua: Kita merasa diawasi Allah tatkala berkehendak kuat melakukan dosa dan maksiat.
Perbuatan dosa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Dosa hati, seperti: mencitai sesuatu yang dilarang, membenci yang disyariatkan, hasad, dan dengki. Dosa lisan, seperti: ghibah, adu domba, dusta, melaknat, mencela, menghina, dan berkata tentang agama Allah sesuatu yang tidak dia pahami. Dosa anggota badan, seperti: mendengar dan melihat yang dilarang syariat, melangkah menuju yang haram, tangan melakukan yang dilarang, dan dosa yang berkaitan dengan kemaluan. Nah merasa diawasi Allah memiliki dampak yang sangat bermanfaat dalam menahan kita dari berbuat dosa. Dengan sifat ini kita bisa merasakan kebaikan, keberkahan, dan buahnya di dunia sebelum di akhirat kelak. Karena sifat ini mencegah kita terjerembab dalam kubangan dosa dan kekejian. Sehingga kita mampu meminimalisir perbuatan dosa.
Ketiga: Kita merasa diawasi Allah tatkala bersendirian maupun bersama orang-orang.
Hendaknya kita merasa diawasi Allah tatkala kita bersendirian dimana tak ada seorang pun bersama kita. Tidak ada yang mengetahui apa yang kita lakukan. Kita merasa diawasi allah tatkala kita menjauh dari keramaian. Dalam kondisi demikian janganlah kita melakukan perbuatan maksiat atau perbuatan keji. Atau meninggalkan dan meremehkan kewajiban. Menyia-nyiakan hak. Karena sebagian orang memiliki rasa kesadaran yang lemah akan pengawasan Allah apabila ia bersendirian. Sehingga ia melakukan apa yang Allah haramkan. Ia terus melakukan perbuatan yang jelek. Melihat hal-hal yang haram di internet. Atau berbicara dan bersosial media dengan ngobrol dengan obrolan yang tidak diperbolehkan.
Sebagian orang lemah perasaan diawasi Allah tatkala ia bersafar meninggalkan kota dan keluarganya. Ia mulai melakukan perbuatan tercela, buruk, dan keji. Ia tinggalkan kewajiban. Sehingga ia kehilangan jati dirinya. Ia benar-benar berbeda dengan keadaannya di tengah keluarga dan kotanya. Di negeri asing ia tidak berjumpa keluarga. Hanya orang-orang asing yang ia jumpai sehingga ia tidak malu melakukan perbuatan buruk. Ia tidak takut untuk dicela. Ia tidak takut dihukum. Sehingga ia bersentuhan dengan perbuatan keji. Ia langgar sesuatu yang dilarang Allah. Dan melampaui batas-batas yang Allah tentukan.
Allah Azza wa Jalla yang telah berfirman,
ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ù…َعَÙƒُÙ…ْ Ø£َÙŠْÙ†َ Ù…َا ÙƒُÙ†ْتُÙ…ْ ÙˆَاللَّÙ‡ُ بِÙ…َا تَعْÙ…َÙ„ُونَ بَصِيرٌ
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Quran Al-Hadid: 4].
Kemana kita akan lari? Kemana kita akan bersembunyi? Tidak ada tempat lari dari Allah. Allah mengetahui kita dimanapun kita berada. Allah senantiasa melihat dan mendengar. Dia mengetahui dan mengawasi apapun yang kita kerjakan.
Ini adalah ancaman terberat bagi seorang hamba yang meneruskan perbuatan dosa, kurang dalam beribadah, menyia-nyiakan hak orang lain, dan meremehkan kewajiban. Ancaman ini dirasakan berat oleh mereka yang lembut hatinya.
Apa yang akan dikatakan seseorang terhadap firman Allah Ta’ala,
Ø¥ِÙ†َّ رَبَّÙƒَ Ù„َبِÙ„ الْÙ…ِرْصَادِ
“Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.” [Quran Al-Fajr: 14].
Mudah-mudahan Allah menjadikan saya dan kalian semua termasuk orang-orang yang apabila diberi peringatan, tersadarkan. Apabila dinasihati mengambil pelajaran. Apabila diberi bersyukur. Apabila diberi musibah bersabar. Apabila berbuat dosa memohon ampunan. Barakallahufiku