Aplikasi Pengganti Google Ternyata Bahaya, Ordal Buka-bukaan Fakta

Aplikasi Pengganti Google Ternyata Bahaya, Ordal Buka-bukaan Fakta
- Industri Artificial Intelligence (AI) berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, produk-produk turunannya digadang-gadang sebagai pengganti mesin pencari Google.

Sebab, produk AI tak hanya akan membeberkan informasi. Namun juga bisa berinteraksi dengan pengguna, menciptakan informasi dalam bentuk teks, audio, dan visual, serta memberikan rekomendasi yang dibutuhkan.
Meski dampaknya bermanfaat bagi manusia, tetapi kecanggihan sistem AI dikhawatirkan akan mempermudah penyebaran disinformasi yang menyebabkan perpecahan. Selain itu, kecerdasan AI juga ditakutkan akan merenggut banyak pekerjaan manusia.

Kekhawatiran ini diungkapkan oleh banyak orang yang berada di dalam industri AI. Salah satu yang disinggung adalah terkait aliran uang yang deras dari para perusahaan AI untuk menghindari pengawasan produk oleh pemerintah.

"Kami memamhami risiko serius karena teknologi ini," tulis mereka, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (5/6/2024).

"Sekarang [perusahaan AI] hanya punya kewajiban yang tidak kuat untuk membagi sebagian informasi dengan pemerintah, dan tidak ada untuk masyarakat. Kami pikir mereka tidak bisa diandalkan untuk membaginya secara sukarela," jelas mereka menambahkan.

Orang dalam industri AI juga menyinggung soal perlindungan pengguna. Kekhawatiran muncul karena teknologi ini berkembang signifikan tanpa adanya regulasi yang mengikat. Tanpa pengawasan pemerintah, para karyawan juga tak berdaya untuk meminta perusahaan bertanggung jawab.

"Perlindungan pelapor biasa tidak cukup, sebab fokusnya ada pada aktivitas ilegal. Sementara banyak risiko yang dikhawatirkan belum diatur," ucapnya.
Sekelompok karyawan dan mantan karyawan OpenAI dalam sebuah surat terbuka blak-blakan soal produk-produk perusahaan yang digadang-gadang sebagai pengganti Google. Tujuh mantan karyawan, termasuk Daniel Kokotajlo, Jacob Hilton, William Saunders, Carroll Wainwright dan Daniel Ziegler, adalah beberapa di antaranya.

Empat karyawan yang masih bekerja untuk OpenAI juga ikut serta dalam surat tersebut. Namun tidak disebutkan identitasnya. Sementara itu juru bicara OpenAI menyebutkan setuju dengan aksi perdebatan soal teknologi AI. Mereka juga berjanji akan terus terlibat untuk banyak pihak di dunia.

"Kami setuju perdebatan ketat sangat penting, karena pentingnya teknologi ini dan kami akan terus terlibat dengan pemerintah, masyarakat sipil dan komunitas lain di seluruh dunia," jelas OpenAI.

Google Replacement Application Turns Out to be Dangerous, Ordal Reveals the Facts
- The Artificial Intelligence (AI) industry has grown rapidly in recent years. In fact, derivative products are predicted to be a replacement for the Google search engine. 

Because, AI products will not only reveal information. However, it can also interact with users, create information in text, audio and visual form, and provide necessary recommendations. 
Even though the impact is beneficial for humans, it is feared that the sophistication of AI systems will make it easier to spread disinformation that causes division. Apart from that, it is also feared that AI intelligence will take away many human jobs. 

This concern is shared by many within the AI ​​industry. One thing that was touched on was the heavy flow of money from AI companies to avoid product supervision by the government. 

"We understand the serious risks due to this technology," they wrote, quoted from CNBC International, Wednesday (5/6/2024). 

"Now [AI companies] have only a tenuous obligation to share some information with the government, and none to the public. We don't think they can be relied on to share it voluntarily," they added. 
AI industry insiders also touched on user protection. Concerns arise because this technology is developing significantly without any binding regulations. 
Without government oversight, employees are also powerless to hold companies accountable. 

"Ordinary whistleblower protection is not enough, because the focus is on illegal activities. Meanwhile, many of the risks that are of concern have not been regulated," he said. 
A group of current and former OpenAI employees in an open letter has been outspoken about the company's products which are being touted as Google's replacement. Seven former employees, including Daniel Kokotajlo, Jacob Hilton, William Saunders, Carroll Wainwright and Daniel Ziegler, to name a few. 

Four employees who still work for OpenAI also participated in the letter. However, his identity was not stated. Meanwhile, an OpenAI spokesperson said he agreed with the debate about AI technology. They also promised to continue to be involved with many parties in the world. 

"We agree a rigorous debate is essential, given the importance of this technology and we will continue to engage with governments, civil society and other communities around the world," explained OpenAI. 

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama