BAHAYA BERAMAL DEMI MENDAPATKAN KERIDHAAN MANUSIA*
_Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa ba'du._
Dari *Aisyah* _radhiallahu 'anha,_ *Rasulullah* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ bersabda:
مَنِ الْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ، بِسَخَطِ النَّاسِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَأَرْضَى عَنْهُ النَّاسَ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ، سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ
_*“Barang siapa mencari keridhaan Allah (saja) meskipun manusia benci kepadanya, niscaya Allah akan ridha kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia ridha kepadanya pula. Dan barang siapa mencari keridhaan manusia dengan membuat Allah murka kepadanya, niscaya Allah akan murka kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia murka kepadanya pula.”*_ [HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya no. 276 (I/497), dari Aisyah. Syuaib Al-Arnauth berkata: Sanadnya Hasan]
Di dalam riwayat lain, *Nabi* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ bersabda:
مَنْ أَرْضَى النَّاسَ بِسَخَطِ اللهِ وَكَلَهُ اللهُ إِلَى النَّاسِ وَمَنْ أَسْخَطَ النَّاسَ بِرِضَا اللهِ كَفَاهُ اللهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ
_*“Barang siapa mencari keridhaan manusia dengan membuat Allah murka, maka ia diserahkan oleh Allah kepada manusia. Dan barang siapa membuat manusia murka dengan keridhaan Allah, maka Allah akan mencukupinya dari kejahatan manusia.”*_ [Shahih. HR. Ibnu Hibban no. 277 (I/510), dari Aisyah. Dan dishahihkan oleh syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 6010]
```》 Beberapa Pelajaran Penting & Faidah Ilmiyah dari Hadis di Atas:```
*1). Wajib bagi setiap Muslim mencari ridha Allah saja dalam setiap perkataan dan perbuatan yang ia lakukan, meskipun manusia membencinya.* Hal ini dikarenakan hanya *Allah* satu-satunya Dzat yang mampu memberikan manfaat dan kebaikan, dan mencegah mudharat dan keburukan.
*Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah* _rahimahullah_ berkata: _*"Barang siapa yang beramal demi mencari keridhaan Allah saja meskipun manusia membencinya, maka sungguh ia telah bertakwa kepadaNya, dan ia adalah hambaNya yang shalih, dan Allah senantiasa mencintai dan menolong hamba-hambaNya yang shalih."*_
*2). Diharamkan bagi setiap Muslim melakukan suatu perbuatan yang dibenci dan dimurkai Allah,* apalagi jika ia melakukannya dengan niat dan tujuan mencari kecintaan dan keridhaan manusia.
*Ibnu Rajab* _rahimahullah_ berkata: _*"Barang siapa telah jelas baginya bahwa setiap makhluk (manusia) yang ada di muka bumi adalah makhluk (ciptaan Allah, pent). Maka bagaimana mungkin ia lebih mendahulukan ketaatan kepada makhluk daripada ketaatannya kepada (Allah) Tuhannya segala tuhan.* Sungguh yang demikian ini adalah sesuatu yang mengherankan."_ [Lihat Taisir Al-Aziz Al-Hamiid hal. 436]
*3). Mencari keridhaan dan kecintaan manusia dalam setiap urusan adalah tujuan yang mustahil tercapai.* Oleh karena itu, hendaknya kita berkata dan beramal hanya mengharapkan keridhaan dan balasan dari *Allah* semata. Tidak mengharapkan sesuatu apapun dari manusia baik berupa pujian, imbalan, popularitas dan ketenaran maupun lainnya.
Hal ini sebagaimana yang bisa kita petik dari doa salah seorang istri *Firaun* dalam Al-Quran yang tetap teguh pada keyakinan dan keimanannya kepada *Allah. Ia berdoa agar dibangunkan untuknya _“baitan fil jannah”_ (rumah di dalam Surga),* bukan _“baitan fil ardhi”_ (rumah di muka bumi) ataukah _“prasasti di bumi yang dikenang orang lain”._ *Dia hanya berharap pada Allah, diselamatkan jiwa, dan keyakinannya dari virus-virus orang zalim dan kafir.*
*Allah* _Ta’ala_ berfirman:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
```Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Wahai Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam (Surga) Firdaus, dan selamatkanlah Aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah Aku dari kaum yang zalim."``` [QS. At-Tahriim: 11]
*Allah* _Ta'ala_ berfirman pula:
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلا شُكُورًا
```“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.”``` [QS. Al-Insaan: 9]
*4). Keridhaan dan kebencian manusia bergantung pada keridhaan dan kebencian Allah.* Jika *Allah* meridhai dan mencintai seorang hamba, maka Dia akan menjadikan para makhluk seperti malaikat dan manusia meridhai dan mencintainya. Demikian pula sebaliknya.
Hal ini *dikarenakan hati para hamba berada di antara 2 jari dari jari-jemari Allah. Dia membolak-balikkan hati mereka kapan saja Dia kehendaki.* Sebagaimana dikabarkan *Nabi* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ di dalam hadis beliau.
Dan dikabarkan di dalam hadis, bahwa *Nabi* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ bersabda:
إذا أحب الله العبد نادى جبريل: إن الله يحب فلانًا فأحببْه فيحبه جبريل، فينادي جبريل في أهل السماء: إن الله يحب فلانًا فأحبوه، فيحبه أهل السماء، ثم يوضع له القبول في الأرض
_Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa ba'du._
Dari *Aisyah* _radhiallahu 'anha,_ *Rasulullah* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ bersabda:
مَنِ الْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ، بِسَخَطِ النَّاسِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَأَرْضَى عَنْهُ النَّاسَ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ، سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسَ
_*“Barang siapa mencari keridhaan Allah (saja) meskipun manusia benci kepadanya, niscaya Allah akan ridha kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia ridha kepadanya pula. Dan barang siapa mencari keridhaan manusia dengan membuat Allah murka kepadanya, niscaya Allah akan murka kepadanya dan Dia akan menjadikan manusia murka kepadanya pula.”*_ [HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya no. 276 (I/497), dari Aisyah. Syuaib Al-Arnauth berkata: Sanadnya Hasan]
Di dalam riwayat lain, *Nabi* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ bersabda:
مَنْ أَرْضَى النَّاسَ بِسَخَطِ اللهِ وَكَلَهُ اللهُ إِلَى النَّاسِ وَمَنْ أَسْخَطَ النَّاسَ بِرِضَا اللهِ كَفَاهُ اللهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ
_*“Barang siapa mencari keridhaan manusia dengan membuat Allah murka, maka ia diserahkan oleh Allah kepada manusia. Dan barang siapa membuat manusia murka dengan keridhaan Allah, maka Allah akan mencukupinya dari kejahatan manusia.”*_ [Shahih. HR. Ibnu Hibban no. 277 (I/510), dari Aisyah. Dan dishahihkan oleh syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 6010]
```》 Beberapa Pelajaran Penting & Faidah Ilmiyah dari Hadis di Atas:```
*1). Wajib bagi setiap Muslim mencari ridha Allah saja dalam setiap perkataan dan perbuatan yang ia lakukan, meskipun manusia membencinya.* Hal ini dikarenakan hanya *Allah* satu-satunya Dzat yang mampu memberikan manfaat dan kebaikan, dan mencegah mudharat dan keburukan.
*Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah* _rahimahullah_ berkata: _*"Barang siapa yang beramal demi mencari keridhaan Allah saja meskipun manusia membencinya, maka sungguh ia telah bertakwa kepadaNya, dan ia adalah hambaNya yang shalih, dan Allah senantiasa mencintai dan menolong hamba-hambaNya yang shalih."*_
*2). Diharamkan bagi setiap Muslim melakukan suatu perbuatan yang dibenci dan dimurkai Allah,* apalagi jika ia melakukannya dengan niat dan tujuan mencari kecintaan dan keridhaan manusia.
*Ibnu Rajab* _rahimahullah_ berkata: _*"Barang siapa telah jelas baginya bahwa setiap makhluk (manusia) yang ada di muka bumi adalah makhluk (ciptaan Allah, pent). Maka bagaimana mungkin ia lebih mendahulukan ketaatan kepada makhluk daripada ketaatannya kepada (Allah) Tuhannya segala tuhan.* Sungguh yang demikian ini adalah sesuatu yang mengherankan."_
*3). Mencari keridhaan dan kecintaan manusia dalam setiap urusan adalah tujuan yang mustahil tercapai.* Oleh karena itu, hendaknya kita berkata dan beramal hanya mengharapkan keridhaan dan balasan dari *Allah* semata. Tidak mengharapkan sesuatu apapun dari manusia baik berupa pujian, imbalan, popularitas dan ketenaran maupun lainnya.
Hal ini sebagaimana yang bisa kita petik dari doa salah seorang istri *Firaun* dalam Al-Quran yang tetap teguh pada keyakinan dan keimanannya kepada *Allah. Ia berdoa agar dibangunkan untuknya _“baitan fil jannah”_ (rumah di dalam Surga),* bukan _“baitan fil ardhi”_ (rumah di muka bumi) ataukah _“prasasti di bumi yang dikenang orang lain”._ *Dia hanya berharap pada Allah, diselamatkan jiwa, dan keyakinannya dari virus-virus orang zalim dan kafir.*
*Allah* _Ta’ala_ berfirman:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
```Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Wahai Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam (Surga) Firdaus, dan selamatkanlah Aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah Aku dari kaum yang zalim."``` [QS. At-Tahriim: 11]
*Allah* _Ta'ala_ berfirman pula:
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلا شُكُورًا
```“Sesungguhny
*4). Keridhaan dan kebencian manusia bergantung pada keridhaan dan kebencian Allah.* Jika *Allah* meridhai dan mencintai seorang hamba, maka Dia akan menjadikan para makhluk seperti malaikat dan manusia meridhai dan mencintainya. Demikian pula sebaliknya.
Hal ini *dikarenakan hati para hamba berada di antara 2 jari dari jari-jemari Allah. Dia membolak-balikk
Dan dikabarkan di dalam hadis, bahwa *Nabi* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ bersabda:
إذا أحب الله العبد نادى جبريل: إن الله يحب فلانًا فأحببْه فيحبه جبريل، فينادي جبريل في أهل السماء: إن الله يحب فلانًا فأحبوه، فيحبه أهل السماء، ثم يوضع له القبول في الأرض
_*"Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: 'Wahai Jibril, sesungguhnya Aku mencintai hambaKu si fulan, maka cintailah ia.' Maka Jibril pun mencintainya. Lalu Jibril berkumandang (di langit, pent) sesungguhnya Allah mencintai hambaNya si fulan, maka cintailah ia. Maka para malaikat penghuni langit mencintainya. Lalu diletakkan rasa ridha (kepada hamba tersebut) di muka bumi."*_ [HR. Bukhari dan Muslim]
*5). Penetapan sifat ridha dan benci bagi Allah _Ta'ala_ sesuai dengan keagunganNya,* tanpa menyerupakan, menyamakan dan menggambarkan sifat *Allah* sebagaimana sifat makhluk, dan tanpa menyelewengkan maknanya.
Hal ini berdasarkan firman *Allah* _Ta'ala:_
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وهو السميع البصير
```"Tidak ada sesuatu pun yang sama denganNya, dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat."``` [QS. Asy-Syuura: 11]
Maka dari itu, perbuatan-perbuatan baik apapun yang kita lakukan, baik yang hukumnya wajib, sunnah maupun mubah, *hendaknya diniatkan semata-mata karena mengharap keridhaan dan balasan dari Allah _Ta’ala._*
*Jangan sampai kita melakukan suatu amalan dengan niat dan tujuan supaya dikenang dan dipuji oleh manusia karena akan menyebabkan kebinasaan di dunia dan akhirat.* Sebagaimana dikabarkan oleh *Nabi* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ di dalam hadis yang diriwayatkan *Imam Muslim* di dalam kitab Shahihnya (no. 1905) tentang *golongan manusia yang pertama kali diadili oleh Allah dan dicampakkan ke dalam api Neraka pada hari kiamat,* dan mereka adalah orang yang berjihad di jalan *Allah,* menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Quran, dan orang yang bersedekah, *namun mereka mengerjakan ibadah-ibadah yang agung tersebut tanpa ikhlas karena Allah.*
Demikian pelajaran penting dan faidah ilmiyah yang dapat kami sebutkan dari dua hadis ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Wabillahi at-taufiq.
والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسل
*5). Penetapan sifat ridha dan benci bagi Allah _Ta'ala_ sesuai dengan keagunganNya,* tanpa menyerupakan, menyamakan dan menggambarkan sifat *Allah* sebagaimana sifat makhluk, dan tanpa menyelewengkan maknanya.
Hal ini berdasarkan firman *Allah* _Ta'ala:_
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وهو السميع البصير
```"Tidak ada sesuatu pun yang sama denganNya, dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat."``` [QS. Asy-Syuura: 11]
Maka dari itu, perbuatan-perbu
*Jangan sampai kita melakukan suatu amalan dengan niat dan tujuan supaya dikenang dan dipuji oleh manusia karena akan menyebabkan kebinasaan di dunia dan akhirat.* Sebagaimana dikabarkan oleh *Nabi* _shallallahu 'alaihi wa sallam_ di dalam hadis yang diriwayatkan *Imam Muslim* di dalam kitab Shahihnya (no. 1905) tentang *golongan manusia yang pertama kali diadili oleh Allah dan dicampakkan ke dalam api Neraka pada hari kiamat,* dan mereka adalah orang yang berjihad di jalan *Allah,* menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Quran, dan orang yang bersedekah, *namun mereka mengerjakan ibadah-ibadah yang agung tersebut tanpa ikhlas karena Allah.*
Demikian pelajaran penting dan faidah ilmiyah yang dapat kami sebutkan dari dua hadis ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Wabillahi at-taufiq.
والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسل
Semoga Bermanfaat
=======🌹🌹 =======