Anies-AHY Dinilai Punya Mesin Politik Besar jika Diusung Demokrat-Nasdem-PKS pada Pilpres 2024
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bakal punya mesin politik yang besar jika duet pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Besar kemungkinan, keduanya diusung oleh Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sebab, ketiga partai sudah lama menjalin komunikasi intens.
"Pasangan Anies-AHY bisa memiliki bekal mesin politik yang prima dan kompetitif dalam pertarungan Pilpres 2024," kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (16/9/2022).
Umam mengatakan, jika berkongsi, Demokrat-Nasdem-PKS akan membentuk koalisi dengan dukungan jumlah kursi partai terbesar dibanding gerbong koalisi lain, yakni 28,50 persen. Rinciannya, Nasdem 59 kursi, Demokrat 54 kursi, dan PKS 50 kursi.
Tak hanya dukungan mesin politik, kata Umam, pasangan Anies-AHY juga akan mempertemukan tiga poros tokoh besar.
Ketiganya yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku ayah AHY, Jusuf Kalla sebagai mentor politik Anies Baswedan, dan Surya Paloh yang menjadi king maker bagi perkawinan politik Anies-AHY ini.
"Prospeknya menjanjikan," ucap Umam.
Menurut Umam, tidak adanya deklarasi nama capres dan cawapres dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat kemarin membuka ruang negosiasi sosok kandidat yang akan diusung partai bintang mercy itu.
Kendati kader Demokrat mendorong pencapresan AHY, Umam menilai, ruang diskusi soal ini masih terbuka lebar.
Sebabnya, Demokrat harus berkoalisi dengan partai lain untuk dapat mengusung capres dan cawapres. Sehingga, nama kandidat tak bisa ditentukan sepihak saja.
Umam berpendapat, pidato AHY yang menyebut soal perubahan dan perbaikan sebagai kriteria capres dan cawapres mereka sedianya merupakan kode keras dari Demokrat untuk mengusung Anies-AHY.
Sebab, narasi perubahan dan perbaikan hanya bisa direpresentasikan oleh kekuatan politik yang berbeda dengan rezim kekuasaaan saat ini.
"Untuk itu, dari berbagai kemungkinan capres-cawapres yang ada, nama pasangan Anies-AHY menjadi yang paling representatif untuk narasi perubahan dan perbaikan ini," ujar Umam.
"Kemungkinan mewujudkan pasangan Anies-AHY ini semakin terbuka," tutur dosen Universitas Paramadina itu.
Adapun dalam pidatonya di Rapimnas Demokrat yang digelar Jumat (16/9/2022) AHY mengatakan, partainya mengusung kriteria "perubahan dan perbaikan" untuk mencalonkan presiden pada Pilpres 2024.
Selain itu, kriteria capres-cawapres Demokrat harus memiliki integritas dan mengantongi dukungan kuat dari masyarakat.
Syarat lainnya, sosok pasangan pimpinan tersebut harus punya hubungan yang baik dan rasa saling percaya.
“Tak kalah pentingnya pasangan ini harus memiliki chemistry, memiliki kekuatan saling percaya, saling menguatkan, saling melengkapi,” kata AHY di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jumat.
Demokrat mengeklaim bahwa sebagian besar kadernya mendorong pencapresan AHY.
Namun demikian, partai yang turut dibesarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga mempertimbangkan nama-nama lainnya, tak terkecuali Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Memang (nama Anies) sudah sebagian beredar. Beliau punya wawasan bagus dan punya chemistry dengan AHY. Tapi, ini masih taraf finalisasi," kata Anggota Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Syarief Hasan.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic)
Besar kemungkinan, keduanya diusung oleh Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sebab, ketiga partai sudah lama menjalin komunikasi intens.
"Pasangan Anies-AHY bisa memiliki bekal mesin politik yang prima dan kompetitif dalam pertarungan Pilpres 2024," kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (16/9/2022).
Umam mengatakan, jika berkongsi, Demokrat-Nasdem
Tak hanya dukungan mesin politik, kata Umam, pasangan Anies-AHY juga akan mempertemukan tiga poros tokoh besar.
Ketiganya yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku ayah AHY, Jusuf Kalla sebagai mentor politik Anies Baswedan, dan Surya Paloh yang menjadi king maker bagi perkawinan politik Anies-AHY ini.
"Prospeknya menjanjikan," ucap Umam.
Menurut Umam, tidak adanya deklarasi nama capres dan cawapres dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat kemarin membuka ruang negosiasi sosok kandidat yang akan diusung partai bintang mercy itu.
Kendati kader Demokrat mendorong pencapresan AHY, Umam menilai, ruang diskusi soal ini masih terbuka lebar.
Sebabnya, Demokrat harus berkoalisi dengan partai lain untuk dapat mengusung capres dan cawapres. Sehingga, nama kandidat tak bisa ditentukan sepihak saja.
Umam berpendapat, pidato AHY yang menyebut soal perubahan dan perbaikan sebagai kriteria capres dan cawapres mereka sedianya merupakan kode keras dari Demokrat untuk mengusung Anies-AHY.
Sebab, narasi perubahan dan perbaikan hanya bisa direpresentasik
"Untuk itu, dari berbagai kemungkinan capres-cawapres
"Kemungkinan mewujudkan pasangan Anies-AHY ini semakin terbuka," tutur dosen Universitas Paramadina itu.
Adapun dalam pidatonya di Rapimnas Demokrat yang digelar Jumat (16/9/2022) AHY mengatakan, partainya mengusung kriteria "perubahan dan perbaikan" untuk mencalonkan presiden pada Pilpres 2024.
Selain itu, kriteria capres-cawapres
Syarat lainnya, sosok pasangan pimpinan tersebut harus punya hubungan yang baik dan rasa saling percaya.
“Tak kalah pentingnya pasangan ini harus memiliki chemistry, memiliki kekuatan saling percaya, saling menguatkan, saling melengkapi,” kata AHY di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jumat.
Demokrat mengeklaim bahwa sebagian besar kadernya mendorong pencapresan AHY.
Namun demikian, partai yang turut dibesarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga mempertimbangka
“Memang (nama Anies) sudah sebagian beredar. Beliau punya wawasan bagus dan punya chemistry dengan AHY. Tapi, ini masih taraf finalisasi," kata Anggota Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Syarief Hasan.
bloging, seo, ads, media, selebrities, teknologi,
Anies-AHY
Demokrat-Nasdem-PKS
Dinilai
Diusung
Pilpres 2024
Punya Mesin Politik Besar