ALLAH DI ANTARA LISAN DAN HATI
- Dalam Futuhul Ghaib, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
“Jika ada seseorang bertanya: “Bagaimanakah aku harus mengeluarkan cinta dunia dari hatiku?” Maka jawabannya adalah: “Hendaklah memperhatikan cintamu pada ‘tuhan-tuhan’ hati dan ‘anak-anak’-nya.” Ambillah alat ukur berupa cermin, lalu pandanglah hatimu melalui cermin itu. Perhatikanlah, apakah kau seorang Mukmin atau seorang munafik? Apakah kau seorang yang bertauhid atau seorang musyrik? Dunia adalah fitnah yang menyibukkan, kecuali diambil dengan niat yang benar semata-mata untuk bagian akhirat.
- Jika seseorang berniat dengan benar dalam memanfaatkan dunia, maka jadilah akhirat untuknya. Tiap nikmat dapat menafikan syukur kepada Allah. Karena itu, hendaklah kau mengarahkan nikmat Allah dengan cara bersyukur kepada-Nya.
- Setidaknya ada 2 cara untuk bersyukur:
1) Memohon pertolongan dengan nikmat itu agar kita dapat berbuat taat dan menjadi pelipur lara bagi orang yang fakir di dunia;
2) Mengakui karena nikmat itu, mengakui kepada Maha Pemberi dan bersyukur kepada Dzat yang Menurunkannya, yakni Allah Azza wa Jalla.
Seorang ulama berkata: “Segala sesuatu yang dapat menyibukkanmu dan memalingkanmu dari Allah adalah bencana. Sungguh kesibukkan yang dapat melupakanmu untuk berdzikir kepada-Nya adalah bencana. Jika shalat, puasa, haji dan seluruh amal baik telah memalingkanmu dari Allah, maka itu juga akan menjadi bencana. Maka perbaikilah ibadahmu. Jika nikmat yang diberikan Allah telah menyibukkanmu sampai tidak lagi mengingat Allah, maka nikmat itu juga akan mencelakakanmu. Kau boleh jadi sedang berdusta, bahkan saat kau sedang mengerjakan shalat. Engkau mengucap, “Allahu Akbar!” tapi kau berdusta, karena di hatimu masih ada tuhan lain selain Allah. Sebab segala sesuatu yg menjadi sandaranmu maka berarti ia adalah tuhan.
Segala sesuatu yang kau takuti dan kau harapkan adalah tuhan bagimu. Hatimu tak selaras dengan lisanmu. Amal tak sesuai dengan perkataan. Maka hendaklah kau mengucap “Allahu Akbar” 1000 kali dalam hati dan mengucap sekali dengan lisan.
Tidakkah kau merasa malu ketika kau mengucap “Laa ilaaha illallah”, sedang kau punya ribuan tuhan selain Allah di hatimu."
ILAHI ANTA MAQSHUDI WARIDHOKA MATHLUBI A'THINI MAHABBATAKA WAMA'RIFATAKA
Semoga Allah senantiasa melindungi dan membimbing kita dijalan yang diridhoi-Nya. Bilbarokah walkaromah syekh abdul qodir al-jailani qoddasallahu sirrohu wassayyidi syekh ahmad shohibul wafa tadjul arifin qoddasallahu sirrohu. Al faatihah.