BUKAN ISAPAN JEMPOL!!!, BMKG INGATKAN ANCAMAN GEMPA BUMI M8,7 DAN TSUNAMI 10 M SELATAN PULAU JAWA


BUKAN ISAPAN JEMPOL!!!, BMKG INGATKAN ANCAMAN GEMPA BUMI M8,7 DAN TSUNAMI 10 M SELATAN PULAU JAWA


 - BMKG mengingatkan akan adanya ancaman gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 8,7 dan tsunami di sepanjang selatan Pulau Jawa



 - Ingatkan Ancaman Gempa M8,7 dan Tsunami di Selatan Jawa, Begini Penjelasan BMKG

Cilacap berpotensi Tsunami 10 M 😱😱😱

 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat akan ancaman gempa bumi dengan kekuatan magnitudo (M)8,7 dan tsunami di sepanjang selatan Pulau Jawa. Hal itu diungkapkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat membuka sekolah lapang gempa bumi (SLG) yang digelar BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara di Cilacap, kemarin.



BMKG meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan guna mengantisipasi skenario terburuk. “Cilacap yang berada di garis Pantai Selatan Jawa menghadap langsung zona tumbukan lempeng antara lempeng Samudera Hindia dengan lempeng Eurasia. Dari hasil pemodelan tsunami dengan skenario terburuk, dikhawatirkan berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 m di pantai Cilacap, sebagai akibat dari gempa bumi dengan kekuatan M = 8,7 pada zona megathrust dalam tumbukan lempeng tersebut,” ungkap Dwikorita dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (28/7/2022).



Dwikorita menyebut prakiraan skenario terburuk itu bukanlah ramalan, namun merupakan hasil kajian ahli dan pakar kegempaan. Namun perihal kapan waktunya terjadi, kata dia, hal tersebut belum dapat diketahui, mengingat hingga saat ini belum ada satupun teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa.


Perhitungan skenario terburuk tersebut, lanjut Dwikorita menjadi pijakan untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi. Sehingga, jika terjadi gempa bumi dan tsunami sewaktu-waktu, diharapkan pemerintah dan masyarakat sudah siap dan tahu apa-apa saja yang harus dilakukan, termasuk kapan dan kemana harus berlari menyelamatkan diri secara mandiri atau kelompok.


“Masyarakat harus paham apa yang mesti dilakukan dan disiapkan, termasuk sarana prasarananya, keterampilan untuk menyelamatkan diri, jalur evakuasi, tempat aman yang semua harus sudah dipersiapkan secara matang. Apa lagi, khusus Kabupaten Cilacap, wilayah pantai merupakan kawasan padat penduduk, termasuk kantor pemerintahan, pusat perekonomian, dan lain sebagainya,” imbuhnya

Dwikorita menyampaikan bahwa BMKG bekerja sama dengan pemerintah daerah, BNPB/BPBD dan multi pihak terkait, rutin menggelar SLG di titik-titik rawan gempa bumi dan tsunami. Karena sangat bermanfaat untuk memberi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dan pemangku kepentingan di daerah dalam mengelola risiko dan bencana.


“Tanpa sistem mitigasi dan peringatan dini yang andal, dampak ikutan dari gempa dan tsunami di kawasan industri berpotensi memperparah intensitas kerusakan yang diakibatkan,” katanya


Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan masyarakat akan adanya ancaman gempa bumi dengan kekuatan magnitudo (M)8,7 dan tsunami di sepanjang selatan Pulau Jawa.

Oleh karena itu, BMKG meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan guna mengantisipasi skenario terburuk.

“Cilacap yang berada di garis Pantai Selatan Jawa menghadap langsung zona tumbukan lempeng antara lempeng Samudera Hindia dengan lempeng Eurasia. Dari hasil pemodelan tsunami dengan skenario terburuk, dikhawatirkan berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 m di pantai Cilacap, sebagai akibat dari gempa bumi dengan kekuatan M = 8,7 pada zona megathrust dalam tumbukan lempeng tersebut,” ungkap Dwikorita, Kamis (28/7/2022).

Dwikorita menyebut, prakiraan skenario terburuk itu bukanlah ramalan, namun merupakan hasil kajian ahli dan pakar kegempaan. Namun perihal kapan waktunya terjadi, kata dia, hal tersebut belum dapat diketahui, mengingat hingga saat ini belum ada satupun teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa.


Perhitungan skenario terburuk tersebut, lanjut Dwikorita menjadi pijakan untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi.

Sehingga, jika terjadi gempa bumi dan tsunami sewaktu-waktu, diharapkan pemerintah dan masyarakat sudah siap dan tahu apa-apa saja yang harus dilakukan, termasuk kapan dan kemana harus berlari menyelamatkan diri secara mandiri atau kelompok.


Oleh sebab itu, masyarakat harus paham apa yang mesti dilakukan dan disiapkan, termasuk sarana prasarananya, keterampilan untuk menyelamatkan diri, jalur evakuasi, tempat aman yang semua harus sudah dipersiapkan secara matang.

“Apa lagi, khusus Kabupaten Cilacap, wilayah pantai merupakan kawasan padat penduduk, termasuk kantor pemerintahan, pusat perekonomian, dan lain sebagainya,” imbuhnya.


Tempatkan kode iklan pada HTML artikel yang ingin disisipi iklan. Diperlukan waktu 20-30 menit agar iklan muncul di halaman. Pada awalnya, iklan mungkin tampil sebagai iklan Display biasa, namun akan segera digantikan dengan iklan native. Lihat panduan penerapan kode untuk detail lebih lanjut. - BMKG mengingatkan kepada masyarakat akan adanya ancaman gempa bumi dengan kekuatan magnitudo (M) 8,7 dan tsunami di sepanjang selatan Pulau Jawa. Oleh karena itu, BMKG meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan guna mengantisipasi skenario terburuk. Cilacap yang berada di garis Pantai Selatan Jawa menghadap langsung zona tumbukan lempeng antara lempeng Samudera Hindia dengan lempeng Eurasia. Dari hasil pemodelan tsunami dengan skenario terburuk, dikhawatirkan berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 m di Pantai Cilacap, sebagai akibat dari gempa bumi dengan kekuatan M = 8,7 pada zona megathrust dalam tumbukan lempeng


Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan masyarakat akan adanya ancaman gempa bumi dengan kekuatan magnitudo (M)8,7 dan tsunami di sepanjang selatan Pulau Jawa.

BMKG meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan guna mengantisipasi skenario terburuk.


“Apa lagi, khusus Kabupaten Cilacap, wilayah pantai merupakan kawasan padat penduduk, termasuk kantor pemerintahan, pusat perekonomian, dan lain sebagainya,” ungkap Dwikorita, Kamis (28/7/2022).

Berdasarkan hasil pemodelan, jika gempa terjadi dengan kekuatan mencapai magnitudo (M) 8,7, dikhawatirkan berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 m di pantai Cilacap.

Namun perihal kapan waktunya terjadi belum dapat diketahui, mengingat hingga saat ini belum ada satupun teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa.


SUMBER BERITA

📝: Okezone
📷: INews



Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama